Andai Aku ke Semarang
Tak ada yang
menarik bagiku dari Semarang, setidaknya untuk saat ini. Mungkin karena sikap skeptisku yang belakangan
hadir lagi. Di kota ini aku menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk kuliah dan
menimba ilmu. Sayangnya, bahkan kuliahku tak direstui orang tua, sampai saat
kemarin hampir pendafaran wisuda, ada saja kendala.
Btw, rasanya
jika ditanya andai aku ke semarang? Aku ke semarang hanya untuk menyelesaikan
apa yang harus diselesaikan. Amanah. Tak ada wisata seperti dulu yang biasa
kulakukan untuk mengusir penat. Jalan-jalan ke simpang lima, ke gramedia
pandanaran, ke togamas dekat kampus undip, ke toko pands untuk melihat dan
belanja baju muslim, ke masjid agung jawa tengah atau ke pantai maroon untuk
melihat sunset. Di masjid agung jawa tengah aku biasa hunting foto baik malam
hari maupun siang hari. Semarang yang indah, sayangnya tidak indah untuk saat
ini. Rasanya itu tak akan aku lakukan, karena ada yang jauh lebih prioritas.
Mungkin rasanya
bakal aneh sekali. Kota yang dulu kamu cintai tiba-tiba menjadi kota yang
paling kamu tak ingin kunjungi. Hanya, memang inilah perasaanku sekarang. Malas
rasanya ke kota yang mengingatkanku bahwa ada amanah yang harus diselesaikan
sampai tuntas. Malas rasanya harus menghabiskan biaya sekian ratus ribu hanya
untuk mengurus hal yang seharusnya sudah bisa selesai andai orang tuaku mau
mendoakan kemudahan urusanku. Rasanya seperti berjuang sendiri. Padahal anak
tanpa doa orang tua akan jadi apa?
That why, kalo
kamu tanya apa yang akan aku lakukan di semarang, aku akan tegas bilang hanya
menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Tanpa embel-embel wisata kota atau city
tour apalagi wisata kuliner.
btw, pekan depan aku ke semarang. Menyelesaikan yang tertunda. Doanya ya :)