Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?
by Hasfa Publisher on Monday, March 28, 2011 at 12:25am
Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?
“Ada
beberapa ide yang kumiliki, yang kupikir, cukup bagus untuk menjadi
tema tulisan. Tetapi, aku masih bingung bagaimana cara memilih sebuah
tema yang tepat untuk kukembangkan menjadi artikel?”
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Prof. J.S. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, tema
diartikan sebagai pokok pikiran atau masalah yang dikemukakan di sebuah
cerita atau puisi oleh pengarangnya. Dalam hubungannya dengan tulisan
ini, tema dikaitkan dengan pokok pikiran atau masalah yang disampaikan
penulis artikel. Pokok pikiran tersebut menjadi penting karena dari
sinilah cikal bakal terwujudnya sebuah artikel.
Pertanyaan
mengerucut pada masalah bagaimana menemukan tema dengan jitu? Di dalam
serial sebelumnya, saya sudah menyinggung sedikit mengenai pentingnya
pembacaan yang luas dan pengamatan yang tajam bagi seorang calon penulis
dan penulis yang sudah punya nama sekali pun. Pembacaan yang luas dan
berkelanjutan memungkinkan seorang penulis untuk secara ajeg menemukan
tema-tema yang sesuai untuk ditulis. Tanpa kesediaan untuk secara suntuk
membaca dan mengamati berbagai peristiwa, sulit sekali bagi seorang
penulis untuk menemukan pokok pikiran yang menjadi fokus pembahasan
dalam artikelnya.
Berkenaan dengan pembacaan dan
pengamatan ini, penting sekali untuk rajin membaca, mendengar, menonton,
melihat, mendiskusikan, dan mencatat hal-hal yang terjadi. Rajinlah
membaca buku dan bacaan lainnya seperti koran, majalah., dan sumber
lainnya. Bersedialah mendengar berbagai masukan/pendapat orang lain
tentang sesuatu hal. Dengarkan juga siaran radio dan televisi yang
diminati, seperti berita dan kisah para pejuang kehidupan. Dan, jangan
lupa mencatat apa yang didengar, dibaca, atau diamati itu. Himpunan
hasil pembacaan dan pengamatan yang luas itu merupakan bekal yang luar
biasa nilainya bagi seorang penulis. Bagai hendak mendirikan sebuah
usaha yang memerlukan sejumlah modal, penulis pun membutuh modal
pengetahuan sebelum menulis.
Hasil pengamatan itu perlu
diendapkan ke dalam ruang pikiran. Direnungkan secara mendalam,
dilakukan analisis kritis dan kreatif. Temukan pemikiran sendiri
terhadap pengetahuan/ informasi awal yang diperoleh. Setelah itu, angkat
menjadi sebuah tema tulisan. Soroti dari sisi tertentu sesuai dengan
pandapat/pandangan Anda.
Tema yang terbilang the best pada umumnya memiliki ciri-ciri berikut ini.:
1. Bersifat aktual, artinya sesuai dengan perkembangan masalah yang sedang hangat diperbincangkan di media massa dan oleh banyak kalangan
2. Dikuasai dengan baik,
sebaiknya tema yang ditulis mesti dilarbelakangi dengan informasi,
data, dan pemahaman yang cukup sehingga tema itu bisa dikembangkan
dengan baik.
3. Menghadirkan sesuatu yang baru,
sebuah tema yang sudah diketahui umum tidaklah banyak nilainya. Walau
pun dipaparkan juga hal-hal yang sudah umum diketahui, sebuah artikel
yang baik selalu menghadirkan sesuatu yang baru/unik/spesifik dalam
melihat suatu permasalahan.
4. Tidak menyentuh unsur SARA
(suku, agama, ras, antargolongan) atau hal-hal lain yang sangat peka
dan dapat menyinggung perasaaan dan mengganggu ketentraman hidup
bermasyarakat.
Berbicara mengenai tema tulisan, sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa pikiran manusia setiap harinya menjangkau 60.000 jenis pikiran.
Satu jenis pikiran pada setiap kalinya. Pikiran manusia melompat-lompat
dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran lain setiap waktu. Dengan
puluhan ribu jenis pikiran itu, maka setiap orang sesungguhnya memiliki
asset yang luar biasa untuk menemukan sebuah tema atau lebih. Berbagai
jenis pikiran yang datang berkunjung ke dalam area yang terletak
diantara dua telinga kita itu sangat berharga untuk dikembangkan lebih
lanjut.
Sekadar ilustrasi, ketika Anda membaca berita
tentang adanya ratusan siswa yang berdemonstrasi menuntut agar kepala
sekolahnya yang dimutasi ke sekolah lain dikembalikan, apa yang tersirat
di dalam pikiran Anda? Mungkin begini: tidakkah ada oknum yang
menggerakkan anak-anak itu untuk berdemo? Benarkah demo itu murni suara
hati para siswa? Ikhwal ini merupakan awal untuk dikembangkan menjadi
tema dan tulisan yang menarik. Anda, misalnya bisa mnyoroti peristiwa
itu dari sisi pendidikan karakter para siswa. Contoh lain: ketika Anda
mendengar enaknya hidup di penjara seperti yang didapat Artalyta atau
bisa pelesir kemana-mana macam Gayus, sementara rakyat kecil memiliki
kesalahan kecil harus mendekam dengan setia dan rtelatif lama di
penjara, mungkin mendadak sontak rasa keadilan yang ada pada Anda
menggelegak butuh dituangkan. Mungkin Anda segera mengambil laptop dan
mengetik hal itu serta memberikan pandangan Anda.
Ketika
mengalami sendiri atau mendengar peristiwa tertentu yang mengesankan,
lalu Anda renungkan sehingga menemukan sebuah nilai hakiki dari
peristiwa tadi. Tulisan ringan dan sederhana yang bertajuk Merasakan Berkat Tuhan Sepanjang Hari di sini, di kompasiana, saya tulis sepenuhnya dari pengalaman sendiri. Artikel yang berjudul Mendorong Anak Gemar Membaca
yang dimuat di sebuah surat kabar berawal dari keluhan beberapa orang
tua tatkala kami sedang menunggu anak-anak ke luar sekolah. Ada banyak
sekali momentum yang bisa dilihat secara kritis dibarengi dengan
kreativitas dan perenungan untuk dijadikan tema sebuah artikel.
Kalau
Anda berhasil mendapatkan lebih dari satu tema, pertimbangkan mana yang
paling Anda unggulkan untuk menjadi sebuah artikel. Caranya, antara
lain, lihat mana diantara tema tersebut yang paling kaya informasinya, mana diantara tema itu yang baru dengan pendekatannya unik/spesifik. Juga, perhatikan mana diantara tema tersebut yang paling mengusik pikiran dan jiwa Anda dan terus menggoda Anda untuk menuliskannya. Termukan, pastikan, dan tuliskan.
(I Love Writing oleh I Ketut Suweca, edukasi.kompasiana.com)