Memasak bukan hanya seni mengolah bahan makanan menjadi makanan yang lezat, namun di balik semua itu ada nilai-nilai seni yang dikandung di dalamnya. Saat saya menonton dorama Jepang berjudul Tenno no ryoriban, ada pelajaran berharga bahwa seni memasak sangat luas dan mendalam. Tidak bisa hanya dipelajari oleh seorang selama 1-2 tahun, tapi waktunya lebih lama lagi agar sang koki bisa menjadi koki yang menghasilkan makanan yang lezat dan bernilai seni tinggi.
Quote of The Day
Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label tenno no ryoriban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tenno no ryoriban. Tampilkan semua postingan
Kamis, 27 Juli 2017
Ketulusan dalam Seni Memasak
Label:
curhat,
kuliner,
tenno no ryoriban
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Rabu, 06 Mei 2015
[Review J-Drama] Tenno no Ryoriban (The Emperor’s Cook)
Tenno no Ryoriban (sumber : dramago.com) |
Tokuzo Akiyama (Takeru Sato) is a young man living in a rural area. One day, he eats cutlet. That experience leads him to become a cook for western style food. He first goes to Tokyo and then Paris, France to learn about the culinary arts. Fighting against discrimination and prejudice, he becomes a chef at the Hotel Ritz in Paris, France. At the age of 26, he becomes the chef for the Emperor of Japan. (sumber : dramago.com)
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Langganan:
Postingan (Atom)