Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 06 Oktober 2011

Seringkuh ~ Bunga Rampai Selingkuh



Alhamdulillah... 
Naskahku Essai-ku berjudul "Menyemai Cinta Usai Badai" masuk buku Seringkuh(1). :D
Ini antologi ke-6 ku, alhamdulillah...
Ada 2 buku dengan desain cover berbeda.
Oya, jika dilihat dari label di cover buku, bisa dipastikan buku ini dikhususkan untuk target pembaca berusia 18+ karena mengusung tema yang ya... lumayan berat. All about selingkuh. :P
Slamat untuk teman-teman yang masuk proyek antologi ini.Semoga berkah ya..^^
=======

SERINGKUH
Bunga Rampai Selingkuh
Penulis: Dian Nafi, Ila Rizky Nidiana, Dkk
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN 978-602-98187-2-7

180Hal.Rp 39rb
Silakan sms 081914032201 atau inbox fb Hasfa Publisher untuk pemesanan.
Tulis nama/alamat/kodepos/telpon/jumlah/judul buku yang dipesan

Daftar naskah yang masuk buku Seringkuh(1)

Masih Setia
Mata Indah Riana
Jangan Khatamkan Cerita Senja
Makan Malam
Ternyata Dia Berkhianat
Selingkuh Yang Nyata
Sayang
Dilema Hati
Wanita Dan Perselingkuhan
Antara Raida, Aditya Dan Karminah
Don’t Be A Fool, Tinggalkan Laki-Laki Itu!
Mba ( Married But Avaible )
Sebuah Kesalahan
Senja Di Beranda
Jelaga Hatimu
Cinta Bisa Memilih!
Awas, Dia Mengintai Kita!
Menyemai Cinta Usai Badai ~ Ila Rizky Nidiana
Sakitmu Membunuhku
Bukti Cinta Untuk Suamiku
Acuh Namun Butuh
Rindu Dan Cinta Membuat Aku Terbelenggu
Engkaulah Bidadari Itu, Sayang
Selingkuh, Noda Dalam Kesetiaan
Nasib Mawardhani
Noda Dibalik Kesetiaan
Sisi Lain Dari Kesetiaan
Mantan Mengajak Selingkuh ... Oh Tidak!
Sepotong Cinta Dua Sahabat
Jalinan Kasih Yang Terkoyak
Masih Kukuh Berselingkuh?
Ada Apa Denganmu?
Gara-Gara Play~Girl
Beberapa Tips Selingkuh Dengan Aman
Musuh Dalam Selimut
Menjauhi Selingkuh
Musquerade
Kerjaanmu Geguyon Dengan Wanita
Pernikahan 2.0
Love is Blind Honey.
***


SERINGKUH (2)
Bunga Rampai Selingkuh
Penulis: Dian Nafi Dkk
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN 978-602-98187-2-7
180Hal. Rp 39rb
Silakan sms 081914032201 atau inbox fb Hasfa Publisher untuk pemesanan.
Tulis nama/alamat/kodepos/telpon/jumlah/judul buku yang dipesan


Romansa Kelu.
Standing Ovation
Percikan Yang Harus Padam.
Laka Cinta
Bara Asmara Liar
Bertandang Ke Bilik Sebelah
Lima Belas Jam Di Stasiun Kalbu
Jejak Hati Yang Semu
Tanda Pengkhianatan Cinta
Merobek Kehangatan
Tak Ada Selingkuh, Keluarga Utuh
Selingkuhkah Gia?_
Selingkuhberbalas
Serpihan Yang Tertinggal
Intermezzo
Sebuah Tulisan Sederhana Sebelum Berselingkuh
How To Be Faith
Cintaku Bukan Cinta Biasa
Hati Yang Rapuh
Dilema Hati Tak Berujung
Satu Hati Tiga Cinta
Membunuh Janji
Selingkuh Dalam Rumah Tangga Dan Ranah Publik
Cunak
10 Tips Menghindari Terjadinya Perselingkuhan / Keretakan Rumah Tangga
Ini Mentorku, Mana Mentormu
Lika Liku Selingkuh
7 Tips Jitu + Ampuh Terhindar Dari Rasa Ingin Selingkuh !
Surat Yang Tak Pernah Sampai
Karma Itu Masih Berlaku
Obsesi Oedipus Complex Menghantam Bahteraku
Kenistaan
Luka Hati
Berbicara Selingkuh
Anakku, Kekasihku
***

Jumat, 30 September 2011

Menakar Kadar Nasionalisme Kita

Menakar Kadar Nasionalisme Kita

Di sebuah film
Seorang anak laki-laki berjalan menuju podium, berkumpul bersama anak-anak lain, dan sesaat kemudian, dipejamkannya mata sejenak, bersiap menyanyikan sebuah lagu. Di ujung meja hadirin sana, sang ibu duduk bersama hadirin lain, melambaikan tangan di udara, memberi sang anak semangat. 

Saat yang dinanti pun tiba. Anak laki-laki tsb, memimpin paduan suara menyanyikan sebuah lagu. Sebuah lagu yang membuat sang ibu, ayah, dan keluarga besarnya tersentak sekaligus haru. Bukan hanya mereka, namun juga seorang tetangga mereka di kompleks perumahan, seorang perempuan paruh baya berkebangsaan Inggris yang juga hadir. 

Ia segera memberi aplaus keras saat lagu itu baru beberapa bait dinyanyikan, sehingga seluruh hadirin pun ikut bertepuk tangan dan memberi tanda kehormatan dengan meletakkan telapak tangan kanan di dada kiri masing-masing sampai lagu itu selesai dinyanyikan. Ya, lagu itu adalah lagu kebangsaan India. 

Dan sang ibu adalah seorang kebangsaan India, yang sangat kental dengan tradisi kebudayaan India sejak kecil. Ia tak pernah melupakan bahwa ia berasal dari India, sebuah negara yang jauh berpuluh kilo meter dari tempatnya kini tinggal, Inggris. Karena itu setiap pagi, tak henti-hentinya ia mengajari putranya menyanyi lagu kebangsaan India. 

Saat ditanya sampai kapan ia akan terus menerus menjejali dengan lagu-lagu itu? Ia menjawab dengan pasti. Agar sang anak tak lupa, bahwa ia berasal dari India, ia takkan berhenti untuk menyanyikannya. “India yang terbaik!”, ucapnya sambil tersenyum lebar.

***

Itu hanya sekedar ilustasi dari cuplikan film India, Khabie Khusie Khabie Gham, yang saya tonton dulu saat SMP. Lalu, apa hubungannya dengan judul tulisan ini? Yap, Menakar kadar nasionalisme kita. Seberapa besarkah kadar nasionalisme kita terhadap negara ini?

Saya tergelitik dengan bahasan ini, saat teringat adegan di film tadi. Ya, sejauh mana kadar nasionalisme kita? 

Apakah seorang hanya dikatakan berjiwa nasionalis jika ia berkoar-koar di atas podium dan mendendangkan lagu demokrasi, dan bumbu politik tetek bengek lainnya? 

Ataukah kita hanya merasakan nasionalisme saat di masa sekolah dulu? Saat upacara bendera, saat Sang Saka Merah Putih berkibar gagah diliuk-liukkan oleh sang angin, saat paduan suara sekolah membawakan lagu kebangsaan negeri ini “Indonesia Raya” yang menggema di seluruh penjuru kota? 

Ataukah hanya saat menonton tim Indonesia berlaga memperebutkan Piala Thomas-Uber Cup, kita mati-matian berteriak-teriak sepanjang pertandingan sambil menyenandungkan kata “IN-DO-NE-SIA!“

Laskar Merah Putih beraksi

Atau saat membela tim yang kita banggakan di pertandingan Sepak Bola, yang kadang malah berbuah kericuhan. Ah, segitukah saja nasionalisme yang didengung-dengungkan itu?

Apakah semangat nasionalisme akan tetap ada dalam diri, atau ia pun hilang bersamaan usainya lagu itu dinyanyikan? Saya jadi miris jika demikian adanya, jika semangat lagu itu tak lagi menggema di dada kita masing-masing.

Ah, jika saya bandingkan dengan adegan di film tadi, saya mengamati hal lain. 

Seorang politikus yang berkoar-koar di atas podium untuk menarik minat massa saat masa kampanye, dan kemudian terpilih menjadi wakil rakyat, kini, engkau melihat dia digerebek polisi di sebuah hotel karena kasus korupsi bermilyar-milyar, ya… dia tertangkap memakan harta rakyat negeri ini.
Astaga! Lalu kemana gaung nasionalisme itu??  

Bila politisi itu memang punya jiwa nasionalis, sama seperti yang ia dengung-dengungkan di saat kampanye, seharusnya ia tak membuat malu negeri ini di mata negara lain dengan kasus korupsinya yang menyedihkan!
Taukah engkau apa yang dilihat Negara lain dari Negeri ini? Indonesia terkenal dengan kasus korupsinya! Yang lebih menyedihkan lagi, hukum bisa dibeli, sesuai dengan pesanan. Ah ya! Benar-benar menggelikan.
Seperti jika kita mengamati syair “Indonesia Pusaka” maka kita akan bisa meresapi makna Indonesia sebagai sebuah negeri  yang digdaya- pada jaman dahulu. 

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Slalu di puja-puja bangsa

Jika saya boleh menuliskan, Nasionalime bagi saya adalah, harga diri bagi seorang warga negara, maka, saat itulah pula, ia mempunyai kewajiban untuk membuat negara ini bangga -minimal tidak membuat malu- menjadi sebuah negara yang layak untuk dikenal karena keagungan budi pekertinya yang luhur… tak membuat malu dengan kasus korupsi yang memakan harta rakyat.

Seharusnya, seorang warga negara bisa membuat bangsa ini mempunyai martabat yang luhur, seluhur sejarah masa lalunya di jaman kerajaan-kerajaan yang indah dengan prestasinya yang gilang gemilang. Sebagaimana saat Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Samudra Pasai tumbuh menjadi Kerajaan Maritim yang besar di masanya, dengan kekuatan armada laut yang kuat. Atau dengan pertumbuhan yang pesat, Jayakarta menjadi kota pesisir yang dikunjungi banyak armada negara lain, atau jalur sutra yang  mengagumkan kita, perekonomian yang tangguh, dimana seluruh denyut nadi kehidupan bisa dirasakan.
Contoh tadi memang hanya sekedar nostalgia bagi saya, dimana saya mengagumi kekuatan dan kejayaan kerajaan-kerajaan tadi. Tetapi, peristiwa masa lalu, adalah refleksi diri, sejauhmana kita bisa mengambil pelajaran yang pantas. Maka, mari berkaca pada kualitas kerajaan yang pernah menjadi legenda negeri ini di masa lalu, agar Negara kita menjadi jaya kembali. Saat itulah kita akan berteriak lantang ke penjuru dunia, “Indonesia yang terbaik!”
*** 
Daerah terpencil bernama Seko, di Sulawesi selatan

Nasionalisme menurut saya identik pula dengan ketahanan bangsa. Sejauh yang saya tahu, selama masa pembangunan  daerah di era  orde baru maupun lama hingga masa sekarang, banyak sekali daerah baik di luar jawa maupun di jawa yang belum terjangkau akses pembangunan. Semisal saja , jalan raya, sekolah, jembatan penghubung antar pulau satu dengan lainnya. Saya ambil contoh di sebuah daerah di Sulawesi  bernama Seko. Seko adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk 12.000-16000 jiwa. Seko adalah salah satu kecamatan yang sangat tertinggal di sulawesi selatan dikarenakan akses menuju ke sana sangat sulit. Seko dapat di jangkau dengan menggunakan pasawat dengan biaya Rp.200 .000 tapi saat ini pesawat tidak ada lagi yang beroperasi. Seko juga dapat di jangkau dengan menggunakan ojek dengan biaya Rp 1.200.000 pulang pergi. Cukup mahal kan untuk biaya sarana transportasi? 

Seko berjarak 97 km dari Masamba ibu kota kabupaten Luwu Utara, tapi aneh jarak yang tidak terlalu panjang ini sampai sekarang belum tersentuh infrastruktur pembangunana jalan. ruas jalan saat ini adalah peninggalan belanda, tapi pada saat pemberontakan Kahar Muzakar jalan ini di hancurkan agar penduduk Seko tidak dapat kemana-mana. Kini, setengah abad berlalu, jalan menuju Seko masih seperti dulu. Jalan yang tadinya masih mudah di tempuh oleh pengendara roda 2 ternyata amat sulit untuk di lewati. Para pengendara motor tersebut harus menghabiskan waktu selama 4 hari 3 malam untuk menempuh jarak yang hanya 45 km dari Kecamatan Rongkong/Limbong pada saat musim hujan, jarak tersebut hanya menghabiskan waktu 1 hari sebelum pengerjaan.

Dari kisah tentang Seko tadi, saya ingin menarik kesimpulan bahwa  pembangunan di daerah terpencil masih sangat dibutuhkan oleh warga sekitar. Sayangnya ini belum terjangkau luas.  Padahal sebagai salah satu ciri ketahanan bangsa adalah kondisi terpenuhinya segala aspek pembangunan bagi setiap warga negara yang tercermin dari tersedianya sarana pembangunan yang cukup  baik jumlah, maupun mutunya, terjangkau, dan merata di seluruh penjuru negeri. Ketahanan bangsa adalah cermin keutuhan negeri. Jika kita tidak mengupayakan ketahanan bangsa, lalu siapa lagi yang akan mengupayakannya? 

Sejarah membuktikan bahwa  negara yang sukses melakukan  kemandirian pembangunannya sedikit banyak ditentukan oleh keberhasilan dalam bidang ketahanan bangsa baik dalam proses akses  demokratisasi  baik sosial ekonomi maupun politik, pembangunan serta pengentasan kemiskinan. 

Kemandirian pembangunan sebagai bagian dari ketahanan bangsa hanya dapat terwujud bila kondisi saling ketergantungan tersebut dibangun atas modal sosial yang tinggi. Kemandirian ketahanan bangsa akan terwujud apabila paradigma pembangunan dikembangkan baik di pusat maupun daerah mampu memadukan antara tuntutan global dengan pemberdayaan masyarakat. 

Tidak ada kemandirian tanpa proses pemberdayaan. Pemberdayaan berarti memampukan masyarakat dan pemerintah daerah dalam aspek material, intelektual, moral, dan manajerial. Dan bagaimana membangun transformasi sosial yang mandiri untuk mewujudkan system ketahanan bangsa di era global dan otonomi daerah inilah yang perlu menjadi pekerjaan rumah kita bersama dalam membangun karakter nasionalisme agar bisa menyejawantah dalam diri setiap wajah anak negeri.

***
Laboratorium Peradaban, 16 September 2011, 21: 20
~Sejarah adalah catatan statistik tentang denyut hati, gerak tangan, langkah kaki, dan ketajaman akal.~

Sumber tentang Seko ada di :

Selasa, 27 September 2011

Story Pudding : Cinta Takkan Kemana-mana



Story Pudding : Cinta Takkan Kemana-mana

‘Jika memang kita ditakdirkan tuk bersama slamanya, cinta takkan kemana-mana.’
(Petra Sihombing)

‘Jika takdir cinta pasti kan bertemu , meski kau dan aku ada di ujung dunia.’
(Film Ketika Cinta Bertasbih)

Dua kalimat pembuka itu cukup untuk menggambarkan betapa dahsyatnya takdir yang Allah rangkai. Bahkan jika takdir itu belum bermuara kini, suatu saat jawaban itu pasti akan ada, akan indah pada waktunya.

Sebuah pernikahan seorang sahabat mengingatkanku pada hal ini, bahwa cinta bukan hanya tentang kenyamanan, mantapnya komunikasi, kecocokan jiwa, dsb.. tapi lebih kepada. Apakah memang dia adalah takdir kita. Seseorang yang telah Allah tulis namanya menjadi penyejuk jiwa dan pelengkap rindu.  Kalo di bahasa jawa istilahnya “Sigaraning nyowo” atau separuh jiwa kita…

Ini kisah tentang sahabatku, pernikahannya yang terbilang cepat, dan  sempat membuatku terkejut.  Satu waktu dia mengajakku bertemu di libur lebaran tahun 2008, karena meski kita sudah lama berinteraksi di dunia maya sejak tahun 2006, tapi baru kali itu aku bisa bertemu. Rumahnya di daerah mejasem, sekitar 15 menit dari rumahku jika menggunakan motor. Hanya saja, dia sibuuukkk sekali, hihii.. maklum, agenda silaturahimnya seabrek. Sampai ditetapkanlah hari itu. Aku ingetnya hari jumat aja. :D

Janjian ketemu jam 1 siang, aq nyampe rumah dia tepat waktu, ngobrol-ngobrol lama, sampai jam 2-an. Dan tiba-tiba hp dia berdering, sebuah telepon masuk ke hp nya. “bentar ya, ila, aq angkat dulu teleponnya. Nanti  ada  tamu, ila temenin aku mau ga?”

Aku jujur saja waktu itu kaget. Mengiyakan sih, tapi dalam hati kagetku belum juga ilang …“Tamu? Tamu siapa? Apa ga ngganggu nanti… pastinya si tamu juga nanti kan punya alasan sendiri kenapa sampai menyempatkan diri untuk ketemu di rumah ini.. pastinya pengen ketemu sama temenku itu…bukannya ngobrol sama aku.. heuheuu… ”

Lalu telepon dia tutup, dan mulailah dia membahas siapa tamu itu. “Dia kakak kelasku, ila…Kita kenal di organisasi  kepemudaan. Kebetulan aku di bem. Selisihnya sih 5 tahunan. Katanya mau ngajak taaruf. Hm, aku bingung mau cerita gimana. Yang jelas dia mau serius, udah nanya ke aku juga kapan bisa silaturahim untuk nanya ke ayahku…”

Tuing tuiingg… aku yang diceritain gitu jadi bengong sendiri. Aduhh, jadi aku mau nemenin temenku ini kenalan sama (bakal) calonnya gitu yah?? Woow… mantappp… kopdar pertama sekaligus menjadi saksi hidup perkenalan mereka. Hehe.. ;p

Selang brapa menit, hp temenku bunyi lagi. Katanya si mas itu, yang dia panggil ‘kakak’ itu sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Dan temenku pamit untuk membukakan pintu, karena kebetulan orang rumah lagi sepi. Cuma temenku aja sama adeknya, makanya dia minta temenin aku buat ketemuan. :))

Dan dimulailah babak baru itu, hahahaaa… rasanya jadi  saksi hidup itu uniikk.. ;p

Jadi ikut deg-degan pas mereka ketemu pertama kali, wkwkwk… pas itu si kakak bawa temen juga,  rumah dia di daerah brebes. Jadi sekitar 1,5 jam dari rumah dia yang konon katanya jauh dari kota brebes.  Haha… saluutt sama dia, niat bener ke rumah temenku, padahal jauuhnya masyaAllah, ampe katanya tuh nyasar2 gitu nyari alamat rumahnya. Maklum, meski si kakak itu orang brebes, tapi  sejak sma disekolahin di pondok di jawa timur, jadi ga kenal daerah sekitar brebes apalagi sampe  main ke tegal... Yah, apa sih yang ga dilakuin demi si bidadarii.. haahaaa. Nyasar juga dijabanin. Jatuh cinta emang ajaiib yaahh… sesuatu banget gituu… wekekee…. ;D

Dari obrolan-obrolan itu aku tau si kakak itu yang naksir temenku, kerja di sebuah bank di luar jawa. Dia libur lebaran jadi sempet-sempetin silaturahim gitu. Trus, obrolan ngarah-ngarah ke hal hobi, kesibukan, kerja, dsb.. pertanyaan umum sebenernya, Cuma karena aq udah tau  tujuan kenalan buat apa, jadi pengen ketawa, tp kutahan. Wekekee… lucu gitu liat ekspresi si kakak maupun temenku. Shy-shy cat, malu2 meoongg… ;))

Ngobrol sampe jam 4, trus aq minta ijin mau pulang, tp kata temenku, ‘duh, ila.. jangan pulang dulu.. gimana kalo sholatnya di sini aja.’ Yaudah deh, aq yang udah kebelet sholat ashar akhirnya bikin si kakak minta ijin pulang lebih cepet. Haha.. maapp yaahh, tp sholat emang lebih urgent dibanding ngobrol sama bidadari. Hihii… akhirnya, aq pulang sekitaran jam setengah 5 lebih soalnya masih diajakin ngobrol sama temenku.

Sampe disitu aq masih anggap ah, itu kan cuma kenalan aja. Belum tentu juga jadi. Nah, suatu waktu(bulan maret kayaknya, sekitar 6 bulan sejak ketemu itu) aq nanyain progress hubungan mereka, apa si kakak itu udah ke rumah lagi buat ketemu ortu temenku atau belum. “Iya, ila.. udah. Dan ayah ga suka.”

Deg, dari situ temenku mulai curhat. Dia bimbang, dsb… di satu sisi dia pengen banget nikah cepet, di sisi lain ortu belum sreg sama yang maju ke hadapan ayahnya. Katanya ada dua orang yang udah nanya dan jawabannya sama. Ga diterima. -.-‘

Woow, tau ga? Selang brapa bulan kemudian, si temenku itu ngabarin. ‘Ila, aq jadi nikah, tapi tanggalnya nanti aq kabarin lagi ya.’ Aq bingung, ehhh, ehh… jadinya sama siapa yah? Yang orang mana?   Jawab temenku, “Ila tau orangnya kok…”

Tuiing, aq tambah bingung, yang mana yaa?? Masa sama si kakak itu?? Bukannya udah ditolak yahh?? Hahaa… :p

Ternyata berkat doanya si kakak yang terus menerus dan ga kenal kata nyerah , buktinya brani maju ke ortunya lagi, akhirnya jawaban  doa dia dikabulkan. Si bidadari jadi dilamar, dan maret 2009 mereka nikah. Huwaaa… denger itu rasanya nyesss, ademm banget. Gimana ya? Liat proses temen nikah itu emang bikin kita jadi ikutan deg-degan. Hehe…sekarang temenku itu udah punya anak 1 dan unyu bangeett.. imyuut gitu . namanya Rania.  Dan pasangan yang aq certain itu Asti dan Kak Didi.  ;D

Jadi bener ya, bahwa doa itu bisa mengubah takdir. Bahkan soal jodoh sekalipun. Hehe.. Yukk, marii yang belum punya jodoh, yang masih galau menggalau. Kencengin lagi doanya, kuatin lagi ikhtiarnya, dan pantaskan diri di hadapan camer maupun calon. Who know yaa… kali aja si dia yang kita incer itulah jodoh kita. Seperti sepenggal kisah dalam film Di bawah Lindungan Ka'bah ini. ;D

Zaenab : "Sampai kapanpun, aku akan memegang teguh do'aku, Menikah dengan orang yang dicintai dan mencintaiku."
Hamid : "Bukan kita yang menentukan keberhasilan do'a"
Zaenab : " Allah yang akan menjawabnya"

Tugas kita hanya berusaha dan اَللّÙ‡ swt Maha Tahu apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Jika kita percaya jodoh takkan kemana-mana, yakinlah bahwa suatu saat do'a²  kita semua akan di-ijabah-Nya dengan cara-Nya yang indah & penuh hikmah... :)


Semarang, 27 September 2011,  22:07 

Kisah ini diikutsertakan pada "A Story Pudding For Wedding" yang diselenggarakan oleh Puteri Amirillis dan Nia Angga

NB : mba putri, aq bingung cara masang link dibanner itu gimana? Hikkks...  >,<   

A Story Pudding For Wedding



Bagiku, itu berarti: Segalanya!

Bagiku, itu berarti: Segalanya!

(copas dari blog ku dulu yang udah dihapus, :D  http://nazhara.multiply.com/) 

Di sebuah film kartun jepang, Eyeshield 21.

Seorang manager tim American Football sebuah sekolah SMU, menghadap kapten tim di sebuah ruangan sore itu, lalu percakapan pun terjadi.

Manager tim itu bertanya, “Apakah ada yang lebih penting dari sebuah kemenangan?”.

Manager tim itu merasa pesimis dengan kemenangan tim, mengingat betapa beratnya  pertandingan kali ini harus dijalani,sedangkan  tim inti masih mengalami kurang strategi di sana-sini.

Sang kapten dengan tenang dan tegas  menjawab dengan lantang. “Mengapa harus menang, katamu? Karena, jika kita kalah, permainan akan berakhir, begitu juga bagi pemain  itu sendiri.”

Dan sang manager pun langsung tertegun mendengar kalimat yang singkat  namun mengena itu.

Eyeshield 21

###

Di sebuah film Hollywood, Kingdom Of Heaven.

Peperangan besar usai berkecamuk antara kamu Salibis  dengan pasukan  muslim, di sebuah peperangan menaklukkan kembali kota yerussalem. Perang yang dalam sejarah disebut perang Salib, merupakan perang yang besar, telah usai dengan kekalahan di pihak kaum Salibis.

Saat itulah, perundingan damai harus dilakukan. Sebuah konsekuensi atas sebuah penaklukan, maka sang pemimpin kaum salibis harus menyerahkan kota  Yerussalem kepada yang berhak, yaitu pasukan Muslim yang saat itu dipimpin oleh Salahuddin Al Ayyubi.

Sang pemimpin  kaum salibis, seorang panglima perang menghadap Salahuddin Al Ayyubi, dan menyerahkan  Yerussalem yang mereka sebut sebagai kerajaan Surga kepada kaum muslim. Mereka  benar-benar  merasa kalah, dan mengakui bahwa kaum muslim lebih besar jumlahnya dan kuat daripada  yang mereka duga.

Lalu, sebuah  percakapan lain terjadi, saat sang panglima tadi bertanya, “Apa manfaat Yerussalem bagimu?”

Dengan tenang, Salahuddin berkata, “Tak ada.”

Lalu, ia membalikkan tubuhnya, meninggalkan sang panglima yang masih tertegun memandangi Salahuddin  dengan tak percaya.

Salahuddin yang sudah berjalan dua langkah, segera berbalik dan mengucapkan  sebuah kalimat pamungkas.

“Tapi, segalanya.”, sambil tersenyum.

### 

Jleb! Bagai disengat beribu-ribu  decak kagum, itulah yang saya rasakan. Duduk di depan televisi sambil mengulang kata-kata yang kudengar di dua film tadi.

Mungkin, bagi kita. Yang sering tanpa sadar sering melupakan arti sebuah pemaknaan. Ya, budaya  yang tanpa kita sadari sering kita abaikan.

Kata-kata muncul dari pikiran
Pikiran muncul dari realita, dan
Realita menjadi kehidupan

Perbedaan utama antara 
orang kaya dan orang miskin
Ada  pada kata-kata yang mereka gunakan
Jika kamu ingin mengubah
realita  eksternal seseorang,
Kamu perlu terlebih dulu mengubah
realitas internal orang itu.

Itu dilakukan pertama-tama melalui
usaha mengubah,
Memperbaiki
atau memperbaharui
Kata-kata yang ia gunakan.

Jika kamu ingin mengubah hidup orang,
pertama-tama ubahlah kata-kata mereka.
Dan untungnya, kata-kata itu gratis.

RichDad-Robert T Kiyosaki

Lihat, hayati, dan maknai kalimat di penggalan adegan film tsb, lalu rasakan energy dari kalimat itu. Maknai! Ya, maknai kalimat tsb, lalu jadikan itu sebagai energy  baru yang menyelusup ke dalam jiwa. Smangat!

Kamar  Cahaya, 23 Februari 2009
~be Survivor, be Winner!~

Book Your Blog

Book Your Blog

Kamu ngaku blogger?
sering update di blog?
punya tulisan yang menginspirasi
punya impian untuk menerbitkan buku?

inilah saatnya...
Khusus buat yang punya blog "kamu banget"

ayo ikutin event BOOK YOUR BLOG

kalo menang tulisan kalian bakal diterbitin jadi buku... kapan lagiiii


Caranya mudah banget!

  1. Tulis tentang event ini beserta logo event di blogmu dengan bahasamu sendiri, diberi tag #bookyourblog
  2. Kirimkan alamat blog kamu ke eventleutika@hotmail.com
  3. Tulis sinopsis blog kamu dalam 250 kata Ms Word. Sertakan nama, nama pena, TTL, alamat, no handphone, alamat e-mail, akun FB, akun twitter. Kemudian attach file ke dalam e-mail.
  4.  Tulis “Book Your Blog” di judul e-mail.
Blog seperti apa yang bisa menang?
  1. Inspiratif, berisi cerita-cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
  2. Tidak mengandung SARA dan pornografi.
  3. Berkarakter, konsisten berisi materi-materi yang terkonsep dan orisinil.
Apa Hadiahnya?
Dipilih 3 blog terbaik untuk mendapatkan:
  1. Tulisan-tulisan di blog kamu akan diterbitkan GRATIS dalam bentuk buku oleh Leutika Prio
  2. Royalti 15% dari harga produksi
  3. Paket buku dari Leutika Publisher
Bagi yang belum terpilih tetap mendapatkan diskon paket penerbitan sebesar 20%.

Deadline : 30 September 2011
Web: http://leutikaprio.com/
Twitter: @leutikaprio
Fanpage Fb: http://www.facebook.com/leutikaprio

Book Your Blog (klik disini untuk info selengkapnya)

Senin, 26 September 2011

Membuat Outline, Perlukah?

Membuat Outline, Perlukah?

by Hasfa Publisher on Saturday, April 16, 2011 at 5:08pm
Membuat Outline, Perlukah?

“Ada orang bilang bahwa membuat outline itu perlu untuk mempersiapkan sebuah artikel. Ada pula yang mengatakan tidak perlu repot-repot membuatnya. Dia bahkan menganjurkanku untuk langsung saja menulis. Bagaimana ini?”


Persoalan perlu tidaknya sebuah outline dalam mengawali sebuah artikel masih tetap menjadi bahan diskusi di kalangan penulis hingga saat ini. Terdapat dua pendapat yang berbeda, antara yang mengatakan perlu dan yang mengatakan tidak, dengan alasan masing-masing. Mari kita adakan kesepakatan sementara dulu bahwa outline itu perlu sehingga ada gunanya uraian berikut ini: bagaimana menyusun outline dan apa manfaatnya. Setelah itu, baru kita masuki diskusi perlu tidaknya outline pada bagian akhir artikel singkat ini.

Outline atau kerangka karangan adalah serangkaian ide/gagasan utama yang disusun secara runut sebagai bentuk rancangan awal sebuah tulisan/artikel. Karena merupakan bentuk awal atau kerangka dari sebuah tulisan, outline terdiri atas ide-ide utama yang akan dikembangkan. Ibarat sebuah pohon, ide-ide utama itu adalah batang, dahan, dan rantingnya. Dari situlah akan muncul daun-daun pengembangan sehingga lengkap menjadi sebuah ‘pohon’ artikel.

Lantas, bagaimana cara mudah membuat outline sebuah artikel? Kerangka karangan itu terwujud dari penggalian dan pengendapan ide dari berbagai sumber ditambah dengan kemampuan berpikir penulisnya. Berdasarkan pengalaman penulis, langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyusun sebuah outline adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tema apa yang akan Anda tulis.
2. Undang kehadiran ide dengan membuka pikiran Anda terhadap semua ide yang datang. Jangan pernah membatasi diri dengan aliran ide dari kecerdasan semesta.
3. Segera tulis ide-ide tersebut ke atas kertas, sekenanya. Jangan dikritisi. Biarkan ide-ide itu hadir dan mengalir begitu saja. Tugas Anda hanya menuliskannya.
4. Setelah cukup banyak ide yang berhasil Anda petik, periksalah cacatan Anda tadi. Amati dan seleksilah ide-ide itu satu demi satu. Yang relevan dengan tema yang Anda kehendaki, pakailah. Sebaliknya, kalau tidak berkaitan atau amat sedikit kaitannya, coret saja.
5. Susunlah sederetan ide yang Anda pilih itu secara sistematis. Mungkin dari yang umum ke yang khusus atau disusun secara kronologis. Perhatikan betul sistematisasi ide yang Anda susun itu. Pastikan tidak ada gagasan yang melompat-lompat. Buatlah susunan ide itu mengalir, kompak, dan sealur dari ide pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya sampai gagasan yang terakhir.
6. Kembangkan setiap ide utama dengan kalimat-kalimat penjelas/pelengkap. Satu ide utama bisa dikembangkan menjadi satu paragraf. Kalau Anda mempunyai 10 ide utama, maka minimal Anda sudah mendapatkan 10 paragraf. Ini sudah cukup untuk sebuah artikel.

Mari kita pergunakan salah satu artikel saya yang berjudul Mendorong Anak Gemar Membaca yang pernah dimuat di sebuah koran. Judul ini sekaligus sebagai tema artikel. Secara sederhana, kerangka karangan artikel itu demikian:
  • Ada keluhan para orang tua bahwa anak mereka malas membaca sehingga perlu dicarikan solusinya.
  • Mendorong anak gemar membaca dengan cara:
- Menciptakan suasana belajar di rumah
- Memberikan hadiah/oleh-oleh berupa buku atau majalah
- Mengajak berkunjung ke toko buku dan perpustakaan
- Mengajak anak belajar merawat buku
- Sesekali meminta anak menceritakan isi buku
- Berlatih mengarang yang sederhana
- Menjadi teladan yang baik bagi anak
  • Menciptakan suasana dan fasilitas yang mendukung dan yang terpenting menjadi teladan, tidak bisa hanya dengan perintah.
Setelah kerangka karangan tersebut penulis kembangkan sampai tuntas, jadilah sebuah artikel dengan 9 paragraf. Cukup untuk sebuah tulisan pendek, 3 halaman, 1,5 spasi, ukuran kertas A4. Begitu sederhana, bukan?

Nah, setelah kita berbicara sekilas tentang teknik penyusunannya, sekarang mari kita kembali ke pertanyaan awal: perlu tidak sih outline itu? Bagi sebagian orang, outline tersebut perlu dibuat untuk membantu mereka pada saat menyusun sebuah tulisan yang lengkap. Bagi sebagian lain, outline itu sama sekali tidak perlu dibuat untuk sebuah artikel 2 - 4 halaman. Yang mana yang benar? Jawabannya: kedua-duanya benar. 

Outline umumnya sangat dibutuhkan terutama untuk karangan yang panjang. Alasannya, sulit bagi penulis untuk memetakan ide-ide utama secara sistematis sebelum menuangkannya ke dalam kerangka karangan secara tertulis atau kasat mata. Bagi para calon penulis atau penulis pemula, saya anjurkan untuk membuat outline terlebih dahulu sebelum menulis artikel. Hal ini penting agar artikel yang dibuat tidak melenceng ke mana-mana. Bagi penulis yang sudah berpengalaman, outline itu acapkali tidak dibuat secara tertulis tetapi ‘disusun’ secara ‘tidak tertulis’ di otak. Maksudnya? Ya, outline itu sudah ada di dalam pikiran sang penulis kendati dia tidak secara nyata menuangkan ke atas kertas. Dia langsung saja menulis lengkap artikel dari A sampai Z.

Saya terkadang membuat corat-coret di blocknote terlebih dahulu sebelum menulis artikel. Tetapi, acapkali juga tidak. Kalau tema tulisan sudah ada dalam pikiran, langsung saja saya ketik sampai selesai sehingga tercipta sebuah artikel yang utuh.

Nah, Anda bebas memilih cara mana yang cocok. Entah Anda membuat outline atau tidak, yang penting Anda dapat menghasilkan artikel yang sistematis, cukup pengembangannya, dan menarik.

(I Love Writing oleh I Ketut Suweca, edukasi.kompasiana.com)

Sumber ; disini 

Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

by Hasfa Publisher on Monday, March 28, 2011 at 12:25am
Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

“Ada beberapa ide yang kumiliki, yang kupikir, cukup bagus untuk menjadi tema tulisan. Tetapi, aku masih bingung bagaimana cara memilih sebuah tema yang tepat untuk kukembangkan menjadi artikel?”
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Prof. J.S. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, tema diartikan sebagai pokok pikiran atau masalah yang dikemukakan di sebuah cerita atau puisi oleh pengarangnya. Dalam hubungannya dengan tulisan ini, tema dikaitkan dengan pokok pikiran atau masalah yang disampaikan penulis artikel. Pokok pikiran tersebut menjadi penting karena dari sinilah cikal bakal terwujudnya sebuah artikel.

Pertanyaan mengerucut pada masalah bagaimana menemukan tema dengan jitu? Di dalam serial sebelumnya, saya sudah menyinggung sedikit mengenai pentingnya pembacaan yang luas dan pengamatan yang tajam bagi seorang calon penulis dan penulis yang sudah punya nama sekali pun. Pembacaan yang luas dan berkelanjutan memungkinkan seorang penulis untuk secara ajeg menemukan tema-tema yang sesuai untuk ditulis. Tanpa kesediaan untuk secara suntuk membaca dan mengamati berbagai peristiwa, sulit sekali bagi seorang penulis untuk menemukan pokok pikiran yang menjadi fokus pembahasan dalam artikelnya.

Berkenaan dengan pembacaan dan pengamatan ini, penting sekali untuk rajin membaca, mendengar, menonton, melihat, mendiskusikan, dan mencatat hal-hal yang terjadi. Rajinlah membaca buku dan bacaan lainnya seperti koran, majalah., dan sumber lainnya. Bersedialah mendengar berbagai masukan/pendapat orang lain tentang sesuatu hal. Dengarkan juga siaran radio dan televisi yang diminati, seperti berita dan kisah para pejuang kehidupan. Dan, jangan lupa mencatat apa yang didengar, dibaca, atau diamati itu. Himpunan hasil pembacaan dan pengamatan yang luas itu merupakan bekal yang luar biasa nilainya bagi seorang penulis. Bagai hendak mendirikan sebuah usaha yang memerlukan sejumlah modal, penulis pun membutuh modal pengetahuan sebelum menulis.

Hasil pengamatan itu perlu diendapkan ke dalam ruang pikiran. Direnungkan secara mendalam, dilakukan analisis kritis dan kreatif. Temukan pemikiran sendiri terhadap pengetahuan/ informasi awal yang diperoleh. Setelah itu, angkat menjadi sebuah tema tulisan. Soroti dari sisi tertentu sesuai dengan pandapat/pandangan Anda.

Tema yang terbilang the best pada umumnya memiliki ciri-ciri berikut ini.:
1. Bersifat aktual, artinya sesuai dengan perkembangan masalah yang sedang hangat diperbincangkan di media massa dan oleh banyak kalangan
2. Dikuasai dengan baik, sebaiknya tema yang ditulis mesti dilarbelakangi dengan informasi, data, dan pemahaman yang cukup sehingga tema itu bisa dikembangkan dengan baik.
3. Menghadirkan sesuatu yang baru, sebuah tema yang sudah diketahui umum tidaklah banyak nilainya. Walau pun dipaparkan juga hal-hal yang sudah umum diketahui, sebuah artikel yang baik selalu menghadirkan sesuatu yang baru/unik/spesifik dalam melihat suatu permasalahan.
4. Tidak menyentuh unsur SARA (suku, agama, ras, antargolongan) atau hal-hal lain yang sangat peka dan dapat menyinggung perasaaan dan mengganggu ketentraman hidup bermasyarakat.

Berbicara mengenai tema tulisan, sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa pikiran manusia setiap harinya menjangkau 60.000 jenis pikiran. Satu jenis pikiran pada setiap kalinya. Pikiran manusia melompat-lompat dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran lain setiap waktu. Dengan puluhan ribu jenis pikiran itu, maka setiap orang sesungguhnya memiliki asset yang luar biasa untuk menemukan sebuah tema atau lebih. Berbagai jenis pikiran yang datang berkunjung ke dalam area yang terletak diantara dua telinga kita itu sangat berharga untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sekadar ilustrasi, ketika Anda membaca berita tentang adanya ratusan siswa yang berdemonstrasi menuntut agar kepala sekolahnya yang dimutasi ke sekolah lain dikembalikan, apa yang tersirat di dalam pikiran Anda? Mungkin begini: tidakkah ada oknum yang menggerakkan anak-anak itu untuk berdemo? Benarkah demo itu murni suara hati para siswa? Ikhwal ini merupakan awal untuk dikembangkan menjadi tema dan tulisan yang menarik. Anda, misalnya bisa mnyoroti peristiwa itu dari sisi pendidikan karakter para siswa. Contoh lain: ketika Anda mendengar enaknya hidup di penjara seperti yang didapat Artalyta atau bisa pelesir kemana-mana macam Gayus, sementara rakyat kecil memiliki kesalahan kecil harus mendekam dengan setia dan rtelatif lama di penjara, mungkin mendadak sontak rasa keadilan yang ada pada Anda menggelegak butuh dituangkan. Mungkin Anda segera mengambil laptop dan mengetik hal itu serta memberikan pandangan Anda.

Ketika mengalami sendiri atau mendengar peristiwa tertentu yang mengesankan, lalu Anda renungkan sehingga menemukan sebuah nilai hakiki dari peristiwa tadi. Tulisan ringan dan sederhana yang bertajuk Merasakan Berkat Tuhan Sepanjang Hari di sini, di kompasiana, saya tulis sepenuhnya dari pengalaman sendiri. Artikel yang berjudul Mendorong Anak Gemar Membaca yang dimuat di sebuah surat kabar berawal dari keluhan beberapa orang tua tatkala kami sedang menunggu anak-anak ke luar sekolah. Ada banyak sekali momentum yang bisa dilihat secara kritis dibarengi dengan kreativitas dan perenungan untuk dijadikan tema sebuah artikel.

Kalau Anda berhasil mendapatkan lebih dari satu tema, pertimbangkan mana yang paling Anda unggulkan untuk menjadi sebuah artikel. Caranya, antara lain, lihat mana diantara tema tersebut yang paling kaya informasinya, mana diantara tema itu yang baru dengan pendekatannya unik/spesifik. Juga, perhatikan mana diantara tema tersebut yang paling mengusik pikiran dan jiwa Anda dan terus menggoda Anda untuk menuliskannya. Termukan, pastikan, dan tuliskan.

(I Love Writing oleh I Ketut Suweca, edukasi.kompasiana.com)

Kepadamu, Pahlawanku

Buku Kepadamu Pahlawanku
 
 
Alhamdulillah, buku ke-5 terbit.. ^^
Ini buat Bunda Tatty Elmir, semoga makin banyak para pahlawan di jalan sunyi yang akan lahir, insyaAllah. Terimakasih sudah banyak menginspirasi dengan gerak laku dan pena , bunda ^_^

============

Kepadamu, Pahlawanku
Harga: Rp 33000
Penerbit : nulisbuku.com 
Tebal : 100 halaman 

:Soe Hok Gie



Aku diajak bicara tentang bangsa. Yang kudengar adalah gema generasi gagap berpantulan di dinding jebakan zaman. Mungkin sekadar jelmaan cemarnya darah generasi ’90 yang kubawa sejak kesahihan sejarah habis terbakar dan lenyap sampai sisa abunya. Lalu kutemukan namamu yang menenggelamkan aku dalam pesona. Jejeran abjad sesisaan pikiranmu mengajakku berkaca.


Yang terbesar adalah kebenaran, ujarmu. Maka kepadanya aku berlari untuk menghadap, selagi kita sama-sama percaya bahwa menjadi manusia bebas adalah hakiki. Mungkin akan kau dengar eufoni dalam kepalaku menjelang petang, tentang amanat cinta terhadap manusia seperti yang kau, kawan yang kujumpa dalam aksara, cita-citakan. Ya, masih akan kukejar.


Eufoni Cita-cita – Ellena Ekarahendy


Seratus kata untuk pahlawan kita. Ada ibu, ada ayah, ada guru, ada pacar,…

dapat dpesan di http://nulisbuku.com/books/view/kepadamu-pahlawanku

pengumuman daftar naskah yang masuk :
http://kepadamupahlawanku.wordpress.com/daftar-naskah-2/

Minggu, 25 September 2011

Dimana Tuhan itu?


Dimana Tuhan itu?

Sudah beberapa hari ini ditagih tulisan oleh seorang temen mp-ku.  Soalnya diajakin bikin naskah buat proyek buku tapi belum dapet ide. Temanya beraaattt… tentang Potret kematian. Heuheuu…Bayanginnya aja aq ngeri, bergidik, dan bikin ga bisa tidur. Apalagi disuruh nulis tentang itu? 3-4 halaman pula. Hiks…

Pasrah ama nasib, soalnya udah terlanjur janji sama Ai. *peace ya Aii.... ;p * 

Akhirnya jadilah aq nanya-nanya ke temen-temenku. Kali aja punya stock cerita. Brasa detektif gitu pas wawancara. Huhuu… -.-“ 

Nanya beberapa kasus kematian, ada yang kisah temennya temenku. Pas lebaran masih segar bugar, ternyata 1 minggu berikutnya dia udah meninggal, dan ternyata sebelumnya dia udah sakit parah komplikasi ginjal, liver, dan TBC. Padahal dia anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Ya Allah, ngeri aku bayanginnya..

Ada juga cerita tentang kecelakaan satu mobil pengantar rombongan haji. Pas itu mobil temenku disalip-salip terus pas mau ngantar ibunya haji, ga taunya pulang dari ngantar  haji itu, mobil yang sebelumnya suka nyalip-nyalip ditemukan mengalami kecelakaan, dan semua yang ada di dalamnya meninggal saat itu juga. Ada lagi tentang pembunuhan di saat mudik lebaran.. kebayang rasanya liat kepala ngluntung di jalan? Hiiyy… aq ngeri dan cuma bisa berucap innalillahi…

Itu baru cerita kematian yang ga seberapa. Belum lagi temenku itu lanjutin lagi cerita tentang kematian. Kata dia, dia pernah denger tentang berita orang yang hobi bunuh diri di jepang. Di sana ada sebuah hutan tempat orang-orang yang akan bunuh diri. Nama hutan tsb adalah Aokigahara. Alasan bunuh dirinya juga macem2..  Tau kan kalo di jepang itu terkenal dengan Harakiri, mereka lebih memilih mati dibanding menahan malu. Jadi bunuh diri itu hal yang biasa.

Ini ada cuplikan kata-kata di artikel ttg hutan aokigahara(lebih panjangnya bisa dibaca di artikel aslinya)

Tahun demi tahun semakin banyak saja orang Jepang yang bunuh diri di hutan ini. Aokigahara. Tempat favorit bagi mereka yang ingin bunuh diri. Yah… aku tidak akan mengeluh, karena bagaimanapun juga, semakin banyak mereka yang mati berarti pendapatanku semakin bertambah.

Orang Jepang menyebut hutan ini sebagai ”hutan bunuh diri” sehingga mau tak mau tak jarang orang berpersepsi keliru mengenai orang-orang yang datang ke hutan ini. Aku datang ke sini bukan sebagai turis entah untuk menikmati pemandangan gunung Fuji di sebelah barat ataupun suasana mistis yang hanya dimiliki oleh tempat di mana ratusan bahkan ribuan nyawa melayang di lokasi yang sama.

Aku datang untuk mencari nafkah. Untuk bertahan hidup. Seperti yang telah kuamati selama ini, malam-malam pada perayaan seperti tahun baru inilah yang biasanya digunakan oleh sebagian orang Jepang untuk mengakhiri nyawanya sendiri. Di tengah tawa dan pesta penduduknya, ada segelintir orang yang mengasingkan diri dan merasa bahwa saat itulah… saat terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

Juga di Golden Gate yang tingkat kematiannya tinggi dan merupakan tempat bunuh diri paling laris di Amerika. 

Menurut beberapa catatan yang berhasil dikumpulkan, jembatan tersebut setidaknya telah menjadi tempat untuk paling kurang 1300 orang yang memilih mengakhiri jiwa mereka sendiri. Menjadikan tempat ini sebagai tempat bunuh diri terlaris dalam sejarah Amerika, dan sangat mungkin dalam sejarah dunia, sejak jembatan tersebut dibuka pada tahun 1937. Biaya pembangunan jembatan itu sendiri tidak kurang dari 35 juta USD.

Ia memperkirakan bahwa rata-rata satu orang setiap dua minggu melakukan bunuh diri di jembatan ini. Tapi angka sesungguhnya mungkin malah lebih tinggi dari jumlah yang ia perkirakan, sebab banyak yang jasadnya tidak diketemukan. Sebab lain adalah sebagian besar yang bunuh diri terjadi pada malam hari, dan jasad mereka tak ditemukan.

Bayangin dah! Ngeri pasti! Liat aja di artikel ini tentang aokigahara dan Golden gate.  Rasanya mendadak perutku mual-mual nahan muntah. >,<

Liat fenomena itu, jadi terbayang… Sebenernya, apa orang yang bunuh diri itu merasa frustasi karena kehidupan? Kalo iya, kenapa sampai ke titik itu? Sebuah kejenuhan pasti ada jalan keluarnya. Itu pasti, meski setiap ujian berat, tak ada yang tak mungkin terselesaikan. 
Ah ya, tapi mungkin benar kata temanku, 
“Karena di hati mereka tak ada Tuhan.., meski mereka menganut Shinto..” 
really??
Lalu, apa mereka tak merasa bahagia?

Pertanyaan ini justru dijawab oleh banyaknya buku-buku tentang cara mudah bahagia, seperti buku “Menjadi wanita paling bahagia” Dr. Aidh Al Qarni.  Buku itu laris manis di toko buku. Lalu, akankah buku Menjawab Atheis Indonesia(Eko Arryawan) juga mampu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka tentang adanya Tuhan? Bahwa Tuhan ada dan akan selalu menjawab doa-doa kita, membantu kita menyelesaikan ujian hidup? Well, saya penasaran dengan buku ini. Semoga mba Fanny bisa ngasih satu ya buat aku, hehe… :D


Segini aja dulu ya tulisan buat Giveaway Mba Fanny, kalo dipanjangin lagi bisa nyampe 5 halaman. Heuheuu.. dan akhirnya, aku tutup  tulisan kali ini dengan harapan, semoga tak ada lagi kasus bunuh diri di sekitar kita. Kematian terlalu dekat untuk menjadi penanda bahwa hidup ini singkat . Jadi isilah dengan hal-hal istimewa dan bermanfaat.


Semarang 25 September 2011, 17:05

Oya, buku  Radiant Shadow- hadiah dari Giveaway mba Fanny udah nyampe, hehe.. lupa ngabarin. :D  

Buku Menjawab Atheis Indonesia