Quote of The Day
Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Selasa, 08 November 2011
Mari Menulis Agrihome
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Senin, 07 November 2011
[Januari50K] EYD #5. Kata Depan
EYD #5. Kata Depan
by Nyi Penengah Dewanti on Wednesday, October 26, 2011 at 2:03pm
Kata Depan (preposisi)
Kata depan di, ke, dan dari
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada , keluar, kemari, daripada, dll.
Misalnya:
- Bermalam sajalah di sini.
- Di mana dia sekarang?
- Kain itu disimpan di dalam lemari.
- Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
- Dia berjalan-jalan di luar gedung.
- Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
- Mari kita berangkat ke kantor.
- Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
- Ia datang dari Surabaya kemarin.
- Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
- Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan: Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
- Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
- Dia lebih tua daripada saya.
- Dia masuk, lalu keluar lagi.
- Bawa kemari gambar itu.
- Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Kerancuan yang acapkali terjadi adalah pada kata “di”.
Contoh kalimat dengan penerapan yang salah :
“Gue di ledekin terus, nih, dikantor.”
Kata
“di” pada frasa “diledekin” adalah awalan karena diikuti kata kerja,
sehingga penulisannya harus disambung. Sedangkan pada frasa “di kantor”
adalah kata depan, sehingga penulisannya harus dipisah.
Cara penulisan yang benar adalah :
“Gue diledekin terus, nih, di kantor.”
Semoga membantu, diambil dari berbagai sumber internet, untuk tahapan belajar :D
Label:
EYD,
Januari50K,
novel
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
[Januari50K] EYD #4.Tanda Petik (" ")&Tanda Petik Tunggal (' ')
EYD #4.Tanda Petik (" ")&Tanda Petik Tunggal (' ')
by Nyi Penengah Dewanti on Monday, October 24, 2011 at 5:19pm
Tanda Petik (" ")
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
Catatan:
(1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata dia, "Saya juga minta satu."
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"
(2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si Hitam".
(3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Tanda Petik Tunggal (' ')
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Misalnya:
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya:
Misalnya:
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#J._Tanda_Petik_.28.22_.22.29
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
- Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia."
- Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi."
- "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
- Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
- Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
- Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
- Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
Catatan:
(1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata dia, "Saya juga minta satu."
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"
(2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si Hitam".
(3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Tanda Petik Tunggal (' ')
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Misalnya:
- Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?"
- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya:
- terpandai - 'paling' pandai
- retina - 'dinding mata sebelah dalam'
- mengambil langkah seribu - 'lari pontang panting'
- 'sombong, - angkuh'
Misalnya:
- feed-back - 'balikan'
- dress rehearsal - 'geladi bersih
- tadulako - 'panglima'
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#J._Tanda_Petik_.28.22_.22.29
Label:
EYD,
Januari50K,
novel
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
[Januari50K] EYD #3. Tanda Tanya (?) & Tanda Seru (!)
EYD #3. Tanda Tanya (?) & Tanda Seru (!)
by Nyi Penengah Dewanti on Saturday, October 22, 2011 at 4:44am
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:
"Oke? Siap?"
"Tenang, rileks dan jangan sekali-kali nunjukin kalau kita sedang jelous! Oke?"
(Cewek, hal 78 )
"Oooh. Gitu, yaaa?"
(Cewek, hal 79)
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:
(Cewek, hal 106)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
- Kapan dia berangkat?
- Saudara tahu, bukan?
*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:
"Oke? Siap?"
"Tenang, rileks dan jangan sekali-kali nunjukin kalau kita sedang jelous! Oke?"
(Cewek, hal 78 )
"Oooh. Gitu, yaaa?"
(Cewek, hal 79)
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
- Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
- Alangkah indahnya taman laut ini!
- Bersihkan kamar itu sekarang juga!
- Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
- Merdeka!
*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:
- "Cepet bangun! Itu mereka!" desis Iwan.
- "Nanti kami jagain!" tegas Evan.
- "Ayo cepet! Cepet! seru Iwan tertahan
(Cewek, hal 106)
Label:
EYD,
Januari50K,
novel
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Minggu, 06 November 2011
[Januari50K] EYD #2. Tanda Elipsis (...)
EYD #2. Tanda Elipsis (...)
by Nyi Penengah Dewanti on Friday, October 21, 2011 at 8:13am
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.
(3) Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.
Misalnya:
Tapi dalam praktiknya, kok kebanyakan novel yang Nyi baca tiap ada tanda elipsis (...) antara dia dengan kalimat tanpa spasi. Misal :
(Rembulan Tenggelam Di Wajahmu hal 114)
Adakah yang mau berbagi tepatnya seperti apa?
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
- Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan.
- Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
- Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
- Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat terbatas.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.
(3) Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.
Misalnya:
- Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....
Tapi dalam praktiknya, kok kebanyakan novel yang Nyi baca tiap ada tanda elipsis (...) antara dia dengan kalimat tanpa spasi. Misal :
- "Lo... tau... dari Bima?" tanyanya tergagap. (dalam kalimat dialog)
- "Yah... abis gimana dong? Suka kan nggak bisa diatur." (dalam kalimat dialog)
- Tempat ini... tak pelak, dalam hitungan detik, berbagai kenangan di Rumah Singgah kembali. (dalam narasi)
- "Rembulan yang indah...." (dalam diaog)
(Rembulan Tenggelam Di Wajahmu hal 114)
Adakah yang mau berbagi tepatnya seperti apa?
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
[Januari50K] EYD #1. Huruf Miring
EYD #1. Huruf Miring
by Nyi Penengah Dewanti on Thursday, October 20, 2011 at 8:16am
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
- Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
- Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
- Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
- Huruf pertama kata abad adalah a.
- Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
- Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
- Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
- Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
- Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
- Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
- Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
- Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
7 Kebiasaan Efektif Para Penulis Dunia
7 Kebiasaan Efektif Para Penulis Dunia
by Belajar Nulis Gratis bersama Penerbit ANDI on Saturday, November 5, 2011 at 1:42pm
Ini bukan karangan Stephen R. Covey, tetapi 7 kebiasaan dari para
penulis sohor ini memang efektif. Terbukti dari karya-karya mereka yang
dikenal dunia secara luas. Tidak hanya popularitas tetapi juga kekayaan
telah mereka raih.
Banyak penulis kemudian mengikuti
apa yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun, sebagai jalan
menuju sukses. Berikut ini saya bagikan 7 kebiasaan dari 7 penulis
hebat. Setiap penulis memiliki kebiasaan yang unik. Beberapa penulis
cukup menulis singkat-singkat, sementara yang lain berpanjang-panjang.
Anda pun pasti punya kebiasaan sendiri saat menulis. Untuk yang belum
punya kebiasaan khusus, semoga tulisan tentang 7 kebiasaan ini bisa
menginspirasi Anda.
1. Stephen King
Dalam
bukunya On Writing, King mengatakan jika ia selalu menulis 10 halaman
setiap hari. Tidak pernah sekalipun absen, termasuk di hari libur. Itu
adalah kebiasaan yang luarbiasa, dan hasilnya, King dikenal sebagai
penulis yang produktif sepanjang masa.
2. Ernest Hemingway
Berbeda
dengan King, Hemingway menulis 500 kata setiap hari. Hemingway selalu
melakukannya di pagi hari saat udara sejuk dan suasana masih tenang
serta sepi. Menariknya, meskipun Hemingway dikenal menyukai alkohol,
tetapi saat menulis ia mengaku tidak pernah dalam keadaan mabuk.
3. Vladimir Nabokov
Penulis
yang dikenal lewat novelnya Lolitas, Pale Fire dan Ada ini memiliki
kebiasaan yang unik. Sembari berdiri, ia menuliskan ide-idenya dalam
kartu indeks. Ini sangat membantunya untuk mengatur adegan, peristiwa,
dan suasana, karena kartu-kartu tersebut dapat disusun seperti yang ia
inginkan. Novelnya Ada, ditulisnya dengan lebih dari 2000 kartu!
4. Truman Capote
Penulis
“Breakfast at Tiffany’s” dan “In Cold Blood” ini menyebut dirinya
sebagai penulis horizontal sejati. Pasalnya, ia selalu menulis dengan
posisi tiduran, baik di kasur atau di sofa, ditemani rokok dan kopi.
Namun seringkali kopi digantinya dengan teh, sherry, atau martini. Cara
menulisnya cukup unik. Draft pertama dan kedua, ditulisnya dengan pensil
di atas kertas. Baru pada draft ketiga, ia mulai mengetik, yang juga
dilakukannya di atas tempat tidur!
5. Philip Roth
Salah
satu dari penulis terkenal di Amerika, punya cara menulis yang unik.
Roth, bekerja sambil berdiri, dan melangkah mondar-mandir saat ia
berpikir. Untuk menyelesaikan 1 halaman tulisan, ia melangkah paling
tidak setengah mil! Wah, bayangkan saja jika novelnya setebal 300
halaman J.
Roth juga memisahkan kehidupan karirnya dengan
kehidupan pribadinya. Ia membangun studio jauh dari rumahnya. Ia bekerja
di tempat semacam podium yang tidak menghadap ke jendela, untuk
mencegah distraksi dan buyarnya konsentrasi.
6. James Joyce
Di
antara para penulis besar dari abad 19, Joyce termasuk yang hebat.
Sementara para penulsi produktif lainnya membuat batasan kata atau
halaman, Joyce berbeda. Ia sangat memperhatikan setiap kalimat yang
ditulisnya. Saat ditanya apakah ia setiap hari menulis karya, Joyce
menjawab dengan riang, tentu saja. Lalu, berapakah yang ditulisnya? Tiga
kalimat, tandas Joyce.
7. Joyce Carol Oates
Wanita
ini adalah penulis yang sangat produktif. Ia telah memenangkan sejumlah
penghargaan, termasuk The National Book Award. Carol tidak pernah
menempuh pendidikan formal. Ia menerakan setiap kata dengan tulisan
tangan, dan ia menyuaki menulis pada pagi hari sebelum sarapan.
Ia
adalah seorang professor dalam creative writing. Dan di hari saat ia
mengajar, ia akan menulis setidaknya 1 jam atau 45 menit sebelum
mengajar kelas pertama. Dan di hari lain, saat tidak mengajar, ia dapat
bekerja berjam-jam tanpa berhenti – dan Carol baru bisa sarapan pada
pukul 2 atau 3 sore!
Menarik, bukan? Beberapa penulis
senior yang saya kenal juga memiliki kebiasaan tertentu untuk menulis.
Setiap penulis punya cara yang berbeda. Nah, temukanlah kebiasaan Anda
sendiri agar bisa produktif menulis!
by Dessy Danarti
Referensi:
http://writetodone.com
http://wikipedia.org
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
[Januari50K] Tentukan Dulu Genre & Temamu!
Diskusi Timeline 1: Tentukan Dulu Genre & Temamu!
oleh Loganue Saputra Jr & Dimas Nur
By Gratcia Siahaya in Januari50K · Edit Doc
Rilis pertama: Menentukan Genre & Tema
GENRE, oleh Loganue Saputra
Genre adalah kategori atau jenis tulisan berdasarkan gaya komposisinya. Genre adalah batasan pertama yang akan mempersempit ruang lingkup cerita agar cerita yang ditulis tidak terlalu melebar kemana-mana. Dan pilihan Genre kita juga jadi mudah untuk melakukan riset terhadap cerita yang ingin kita tulis.
Apa tema yang anda pilih, berikut beberapanya:
-Romantisme
-Horror
-Humor
-trailler
-Fiksi ilmuah
-Sosial
-dll
Di dalam setiap tulisan yang baik selalu terdapat Tema. Tema yang anda tentukan tidak mesti hanya 1 karena biasanya dalam karya fiksi sebuah cerita memiliki banyak konflik yang akan membuat banyak tema bercampur di dalamnya, akan tetap dalam banyak tema itu pastilah ada satu tema yang sangat menonjol. Mungkin di sini tema yang porsinya lebih banyak itulah yang dimaksud sebagai tema pokok sedangkan tema yang memiliki porsi sedikit disebut sebagai tema pelengkap agar cerita tidak terasa menjenuhkan.
Biasanya ketika kita memikirkan sebuah tema maka gambaran singkat tentang cerita mulai ada walau hanya berupa kilasan singkat secara garis besar. Contoh pengen tema horror, yg terlintas di kepala saya misalnya tentang kuntilanak, pastilah fokus saya pd kuntilanak, cari data apa aja yg berhubungan dgn kuntilanak sehingga kita menemukan celah untuk sebuah konflik...contoh kuntilanak biasanya hantu peliharaan pesugihan. Otomatis dlm hal ini kita juga mula memikirkan tokoh dan konflik yg harus kita catat dlm garis besar dulu.
Dan contoh lain misalnya dlm cerita pembunuhan hal yg terlintas pertama dlm benak adalah : bagaimana cara sipelaku membunuh, menghilangkan barang bukti, lalu mengungkap trik pembunuhan.
TEMA, Oleh Dimas Nur:
Tema adalah deskripsi singkat atas tujuan. bagi saya tujuan kita mengangkat sebuah permasalahan sangat penting karena berkait dengan minat dan data-data yang sekiranya mudah kita dapat dulu, baru kemudian pendalaman
saya misalkan begini, saya sudah memutuskan untuk memilih genre detektif, saya ambil tema "bad cop vs good cop". dengan mengerucutkan tema seperti ini kita dengan mudah membuat 'andai-andai', dan selanjutnya saya memilih untuk menentukan premis. premis adalah fokus cerita sekaligus apa yang akan menjadi kesimpulan cerita, misalnya saya ambil premis "bad cop always win". nah dari sini dengan mudah kita membuat timeline.
namun sebelum membuat timeline, kita sebaiknya segera memikirkan karakter dan setting tempat, karena plot akan menjadi sangat sulit diaplikasikan saat kita tidak memilih setting tempat dan karakter. saya ambil saja settingnya adalah diperbatasan negara dan karakternya saya pilih seorang polisi muda yang masih idealis.
selanjutnya saya memilih untuk menentukan konflik. Konflik dalam teori cerita adalah satu-satunya cara untuk mengalirkan cerita, tanpa konflik cerita tidak mengalir. konflik tidak langsung berupa jahat vs baik, juga bisa bersifat konflik batin dan pemikiran. misalnya, seorang anti rokok berada diruang yang semua orang merokok, itu adalah konflik walau tak ada yang jahat atau baik, tentu jahat atau baik adalah penulis yang menentukan, bisa jadi perokok bisa jadi yang anti rokok tergantung situasi dari premis cerita.
dalam cerita di atas, konflik sebenarnya sudah tergambar jelas, seorang polisi muda yang masih idealis harus menghadapi situasi yang berlawanan dengan ceritanya.
setelah itu saya tidak langsung ke timeline atau plot, saya memilih untuk membuat sejarah karakter, jika saya belum terfikir berapa karakter yang akan muncul, ada baiknya membuat satu sejarah karakter dari polisi muda itu. sejarah karakter berarti sejarah pemikiran dan bagaimana dia terbentuk sampai menjadi polisi. sejarah karakter ini bisa kita manfaatkan untuk mengolah dialog dsb.
apakah saya langsung bisa menyusun plot? saya memilih untuk menggali dan mendeskripsikan kondisi tempat terlebih dahulu. karena saya memilih perbatasan, situasi dari data awal misalnya menunjukan adanya jual beli manusia, penyelundupan kayu sampai situasi separatis.
nah setelah itu saya bisa masuk ke plot atau strategi penceritaan. plot secara sederhana adalah pilihan memulai cerita, mengalirkan dan mengakhiri. berawal darimana, melalui apa dan berakhir seperti apa. dalam cerita contoh itu saya memilih mengawali dari sebuah tindak perdagangan manusia. dimulai dari situasi sebuah kapal yang akan menuju perbatasan, disituasi itulah saya memilih menempatkan karakter utama juga sedang menuju perbatasan untuk hari pertama tugasnya. dan selanjutnya .. saya fikir ini proses kreatif yang bener-bener akan bergantung pada data yang saya punyai dan imajinasi saya.
Jika ada yg kurang mohon ditambahkan dan jika ada pertanyaan mari kita diskusikan bersama...
GENRE, oleh Loganue Saputra
Genre adalah kategori atau jenis tulisan berdasarkan gaya komposisinya. Genre adalah batasan pertama yang akan mempersempit ruang lingkup cerita agar cerita yang ditulis tidak terlalu melebar kemana-mana. Dan pilihan Genre kita juga jadi mudah untuk melakukan riset terhadap cerita yang ingin kita tulis.
Apa tema yang anda pilih, berikut beberapanya:
-Romantisme
-Horror
-Humor
-trailler
-Fiksi ilmuah
-Sosial
-dll
Di dalam setiap tulisan yang baik selalu terdapat Tema. Tema yang anda tentukan tidak mesti hanya 1 karena biasanya dalam karya fiksi sebuah cerita memiliki banyak konflik yang akan membuat banyak tema bercampur di dalamnya, akan tetap dalam banyak tema itu pastilah ada satu tema yang sangat menonjol. Mungkin di sini tema yang porsinya lebih banyak itulah yang dimaksud sebagai tema pokok sedangkan tema yang memiliki porsi sedikit disebut sebagai tema pelengkap agar cerita tidak terasa menjenuhkan.
Biasanya ketika kita memikirkan sebuah tema maka gambaran singkat tentang cerita mulai ada walau hanya berupa kilasan singkat secara garis besar. Contoh pengen tema horror, yg terlintas di kepala saya misalnya tentang kuntilanak, pastilah fokus saya pd kuntilanak, cari data apa aja yg berhubungan dgn kuntilanak sehingga kita menemukan celah untuk sebuah konflik...contoh kuntilanak biasanya hantu peliharaan pesugihan. Otomatis dlm hal ini kita juga mula memikirkan tokoh dan konflik yg harus kita catat dlm garis besar dulu.
Dan contoh lain misalnya dlm cerita pembunuhan hal yg terlintas pertama dlm benak adalah : bagaimana cara sipelaku membunuh, menghilangkan barang bukti, lalu mengungkap trik pembunuhan.
TEMA, Oleh Dimas Nur:
Tema adalah deskripsi singkat atas tujuan. bagi saya tujuan kita mengangkat sebuah permasalahan sangat penting karena berkait dengan minat dan data-data yang sekiranya mudah kita dapat dulu, baru kemudian pendalaman
saya misalkan begini, saya sudah memutuskan untuk memilih genre detektif, saya ambil tema "bad cop vs good cop". dengan mengerucutkan tema seperti ini kita dengan mudah membuat 'andai-andai', dan selanjutnya saya memilih untuk menentukan premis. premis adalah fokus cerita sekaligus apa yang akan menjadi kesimpulan cerita, misalnya saya ambil premis "bad cop always win". nah dari sini dengan mudah kita membuat timeline.
namun sebelum membuat timeline, kita sebaiknya segera memikirkan karakter dan setting tempat, karena plot akan menjadi sangat sulit diaplikasikan saat kita tidak memilih setting tempat dan karakter. saya ambil saja settingnya adalah diperbatasan negara dan karakternya saya pilih seorang polisi muda yang masih idealis.
selanjutnya saya memilih untuk menentukan konflik. Konflik dalam teori cerita adalah satu-satunya cara untuk mengalirkan cerita, tanpa konflik cerita tidak mengalir. konflik tidak langsung berupa jahat vs baik, juga bisa bersifat konflik batin dan pemikiran. misalnya, seorang anti rokok berada diruang yang semua orang merokok, itu adalah konflik walau tak ada yang jahat atau baik, tentu jahat atau baik adalah penulis yang menentukan, bisa jadi perokok bisa jadi yang anti rokok tergantung situasi dari premis cerita.
dalam cerita di atas, konflik sebenarnya sudah tergambar jelas, seorang polisi muda yang masih idealis harus menghadapi situasi yang berlawanan dengan ceritanya.
setelah itu saya tidak langsung ke timeline atau plot, saya memilih untuk membuat sejarah karakter, jika saya belum terfikir berapa karakter yang akan muncul, ada baiknya membuat satu sejarah karakter dari polisi muda itu. sejarah karakter berarti sejarah pemikiran dan bagaimana dia terbentuk sampai menjadi polisi. sejarah karakter ini bisa kita manfaatkan untuk mengolah dialog dsb.
apakah saya langsung bisa menyusun plot? saya memilih untuk menggali dan mendeskripsikan kondisi tempat terlebih dahulu. karena saya memilih perbatasan, situasi dari data awal misalnya menunjukan adanya jual beli manusia, penyelundupan kayu sampai situasi separatis.
nah setelah itu saya bisa masuk ke plot atau strategi penceritaan. plot secara sederhana adalah pilihan memulai cerita, mengalirkan dan mengakhiri. berawal darimana, melalui apa dan berakhir seperti apa. dalam cerita contoh itu saya memilih mengawali dari sebuah tindak perdagangan manusia. dimulai dari situasi sebuah kapal yang akan menuju perbatasan, disituasi itulah saya memilih menempatkan karakter utama juga sedang menuju perbatasan untuk hari pertama tugasnya. dan selanjutnya .. saya fikir ini proses kreatif yang bener-bener akan bergantung pada data yang saya punyai dan imajinasi saya.
Jika ada yg kurang mohon ditambahkan dan jika ada pertanyaan mari kita diskusikan bersama...
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Sabtu, 05 November 2011
[Pengalaman Pertama]Taklukkan Tantangan #11projects11days
"Di negeri ini, para pemimpi adalah para pemberani..."
Andrea Hirata - dalam Maryamah Karpov
Bismillah...
Alhamdulillah, puji syukur tak terkira atas nikmat Allah yang berlimpah.
Kemarin dapat kabar baik dari nulisbuku.com
Beberapa naskahku masuk dalam proyek #11project11days.
Proyek ini proyek nulis yang merupakan tantangan dari nulisbuku.com
Proyek yang dikerjakan selama 11 hari untuk menghasilkan 11 buku sekaligus. Ya, sekaligus!
Rencananya nanti, akan dilaunching bertepatan dengan acara ulang tahun nulisbuku.com tanggal 11-11-11 di Jakarta.
Proyek ini dilakukan secara keroyokan, alias bareng-bareng.
Jadi tiap hari kita
nulis maksimal 3 halaman/cerita. Boleh nulis sebanyak-banyaknya juga.
Sejak aku tahu ada proyek ini di hari ke #2, aku ciut nyali.
Aku sendiri kurang yakin, bisa ga yah nulis dengan sistem dikebut gitu? hehe :D
Soalnya
rata-rata tema ditentukan dengan lagu, setiap hari ada tema yang
berbeda. Dan menulis dengan tema ini cukup sulit bagi pemula sepertiku.
Oke, download lagu tema udah, diputar ulang udah,sampai hafal lagunya.
Tapi ragu aku menuliskan dalam bentuk tulisan. apa ya, bingung mau nulis apa.
Jadilah days #2 berlalu gitu aja. ga nulis sama sekali. -.-"
Hari ke #3 lagu Salah. Aku ingat-ingat ada naskah Jadilah kirim naskah lama - Origami Cinta dan menulis sebuah puisi - Punai Waktu.
Ternyata waktu aku cek, dua naskah itu masuk di buku hari ke #3!
Waw, masih melongo ga percaya. Kok bisa masuk ya?
Hhihi.. soalnya yang origami cinta itu dulu ga lolos audisi di Hasfa Publisher. Heuheu.. :P
Sempet down, kok ga lolos di hasfa? Baru pertama kalinya ditolak sama Hasfa. :'(
Tapi abis itu nyadar, ada yang kurang memang.
Habis tau ga lolos audisi , naskah itu kuedit, revisi sana sini, jadilah origami cinta yg skrg.
Kukirim ke proyek nulisbuku days #3.
Dan ternyata masuk jd buku! Masih ga percaya! @_@
Buku "Salah" days #3 : Judul naskah : Punai waktu dan Origami Cinta |
Serunya ga cuma sampai situ, masih berlanjut.
Days #4 , malam itu jam di laptop sudah menunjuk angka 22 malam, tapi aku belum juga dapat ide tema hari itu -> Baby Says (The Kills).
Nanya ke nulisbuku dijawabnya lagu Baby Says bertema dark love, posesif, impulsif.
Puyeng nerjemahin lagu itu jadi sebuah cerita. hampir nyerah kalo aja ga ada mba nenny makmun yang nyemangatin.
"Kirim aja, pacu adrenalinmu, dek!"
Oke, malem itu aku bertekad nyelesein tantangan ini.
Baru mau ngetik mendadak sarah temenku dateng, mau numpang menginap di kos katanya. :D
Akhirnya malah jadi konsultasi tulisan, hihi. Aku tanya-tanya ke dia, klo tema ini gimana, gitu gimana. ceritanya masuk akal atau sinetron banget? alurnya bagusnya gimana, karakter tokohnya gimana, dll.
Dan dia cas cis cus cerita ttg film horor yang aku ga ngerti judulnya apa, dan alurnya jg terlalu njilmet.
Heu, tapi justru ditengah kebingungan itu muncul ide.
Gimana kalo temanya pembunuhan oleh pasangan homo. Waktu yang tersisa cuma 1 jam, dan aku langsung ketak ketik naskah, cuma 2 halaman langsung jadi. Kurang puas dengan ending? Iya! tapi dtengah-tengah itu aku berhasil mengalahkan ketakutanku sendiri. Takut ga bisa nulis, takut tema out of topic, takut hasilnya kacau, dll.
Dan taraa... Allah jawab ketakutanku dengan jawaban ini. naskahku masuk lagi. Alhamdulillah...
Buku "Baby Says" days #4 Judul naskah : BlackOut |
Juga tantangan days #5, alhamdulillah masuk lagi naskahku.
Buku "Menari" days #5 Judul naskah : Last Dancing In The Rain |
Surprise! Ini adalah kado terindah Idul Adha tahun ini. ^^
Nah, skrg masih ketar ketir, hehe. Soalnya masih menunggu nasib naskah lainnya :
- days #6 : 1. Snipper , 2. Gadis di Tepi Jendela
- days #7 : Daun Memori Bisu
- days #8 : Melodi Cinta Berdarah
- days #9 : 1. Binar Nista Dusta, 2. My Sunny Girl
- days #10 : Sign
- days #11 : If You're Not The One
Semoga masing-masing naskah menemukan takdir terbaiknya. Aamiin. :D
Hikmah dan kesan yang aku dapat di tantangan #11projects11days ini :
1. Berani ambil peluang dan tantangan
2. Abaikan semua hal yang meragukan, kecuali satu, bagaimana caranya wujudkan mimpi terbesarmu!
3. Berani mencoba hal yang bahkan belum pernah dilakukan, misal : nulis dengan tema/gendre yang ditentukan (kayak giveaway mba una ini juga. :p)
4. Anggaplah ini sbg latihan konsisten nulis, yang jika dilakukan dengan sungguh sungguh dan lolos seleksi akan langsung menghasilkan buku. -> ini menghasilkan award ya :D
5. Jika sisi kuantitas tulisan diperkuat dengan kualitas, maka tulisanmu akan jadi tulisan yang indah dan layak dinikmati.
6. The power of kepepet emang amazing. Jadi buat diri kita kepepet terus, hehe. biar ga leha-leha. :P
7. Ketakutan itu sebenarnya berasal dari diri kita sendiri, jadi jika kita bisa berani ambil keputusan saat itu juga, artinya kita menghalau ketakutan itu dan merubahnya menjadi energi positif.
7. Ketakutan itu sebenarnya berasal dari diri kita sendiri, jadi jika kita bisa berani ambil keputusan saat itu juga, artinya kita menghalau ketakutan itu dan merubahnya menjadi energi positif.
Hhmm, dan kesimpulan intinya, Publish your dream now!
Jadilah pemenang bagi dirimu sendiri! ^^
Artikel ini diikutsertakan dalam acara GiveAway Pertama Mba Una
Semarang, 051111, 22:12
NB : Bulan Januari 2012 nanti ada event Januari50K,layak dicoba bagi temanteman yang ingin menguji nyali buat novel dalam waktu 1 bulan. Mau coba?? Klik aja Grup Januari50K :D
Label:
#11projects11days,
buku,
giveaway,
impian,
komitmen,
sitti rasuna wibawa,
tantangan,
terbit
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Kamis, 03 November 2011
Tips Menulis Buku dari Gunawan Ardiyanto
Tips Menulis Buku dari Gunawan Ardiyanto
A. Memilih Thema :
1. Jenis Tulisan apa yang akan kita pilih ? Fiksi atau non fiksi,
pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, berdasarkan survey dan
pengamatan langsung atau hanya studi kepustakaan (hanya membaca
buku-buku referensi, dari internet) dan sebagainya.
2. Thema apa
yang akan kita pilih, misalnya Kewirausahaan, Kuliner, Wisata, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Sejarah, Psikologi Praktis, Ekonomi, Rohani,
Budaya dan sebagainya.
3. Sumber thema, pengalaman pribadi,
pengalaman orang lain, Internet (Facebook, blog, website), buku-buku
orang lain, dan sebagainya
B. Membuat Kerangka :
Setelah
kita mendapatkan Thema tulisan, kita mebuat kerangka tulisan yang berisi
antara lain, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, Sinopsis, Bab dan
sub. Bab-nya, daftar pustaka, endorsement, lampiran dan sebagainya.
C. Memilih Gaya Bahasa :
1. Sebagai kata ganti orang pertama, menggunakan kata saya, aku, gue
dan sebagainya. Atau menggunakan kata ganti orang ketiga, misalnya
penulis, atau mengunakan nama penulis.
2. Menggunakan bahasa resmi/formal atau bahasa yang semi resmi, santai gaul dan sebagainya.
3. Menggunakan bahasa Indonesia (EYD) atau campur dengan bahasa asing atau bahasa daerah
D. Memperkaya Isi :
Memperkaya isi buku kita dengan menggunakan referensi buku sejenis,
mengutip kata-kata bijak dari tokoh-tokoh terkenal dunia, mencantumkan
hasil survey (baik yang dilakukan sendiri maupun menggunakan data hasil
survey orang lain).
E. Memperbanyak Halaman :
1. Menambahkan foto, table, dan sebagainya
2. Mengatur spasi, alinea dan sebagainya
F. Memilih Editor :
Sering kita menganggap bahwa tulisan kita sudah sempurna, saya sarankan
untuk memanfaatkan jasa editor untuk mengoreksi tulisan kita, supaya
tulisan kita menjadi semakin sempurna.
G. Menerbitkan Buku :
1. Diterbitkan oleh penerbit yang sudah berpengalaman, punya nama besar
dan mempunyai jaringan distribusi yang luas ke toko-toko buku nasional
misalnya toko buku Gramedia, Toga Mas, Gunung Agung, Kharisma dan
sebagainya.
Tanpa modal yang besar, mengharapkan pemasukan hanya dari royalti
2. Diterbitkan sendiri, dengan biaya sendiri, prosentase keuntungan
lebih besar, tetapi dengan resiko yang lebih besar dan jaringan
pemasaran atau distribusi yang lebih terbatas bila dibandingkan dengan
penerbit besar yang sudah memiliki jaringan distribusi nasional.
Trik Marketing (Menjual Buku)
A. Sebelum Buku Terbit :
1. Upload cover buku di Fb sebagai Profile Picture
2. Upload isi buku bab dan sub bab di status Fb atau Notes, misalnya :
- Jadi Pengusaha, Siapa Takut?, 12 pokok bahasannya diupload selama 12 hari
- A to Z Cara Mendidik Anak, ada 26 pokok bahasan (A s/d Z), di upload selama 26 hari berturut-turut 26 pokok bahasan tersebut
- Intelijen Bisnis, 9 pokok bahasan, bisa di upload 9 hari berturut-turut
B. Setelah Buku Terbit :
1. Di Facebook
- Upload Cover Buku sebagai Profile Picture,
- Membuat Album Foto (My Books), album ini menampilkan cover-cover dari
buku-buku saya (JPST, AtoZ CMA, IB), disertai penjelasan singkat isi
dari buku.
- Membuat Album Foto (Buku Bagus), menampilkan buku-buku
terkenal dan disisipi dengan cover buku saya (supaya tidak timbul kesan
narsis atau membanggakan buku sendiri)
- Berteman dengan
penulis-penulis yang lebih senior (Anang YB, Dwi Suwiknyo, Sony Set,
Bambang Trim, BL. Padatu, Eni Setiati, Kang Arul dkk)
- Memberi
komentar-komentar di status Penulis Senior, supaya lebih dikenal oleh
teman-teman atau fans penulis senior (sebagai calon pembaca-pembeli
buku)
2. Di Toko Buku
- Di Toko Gramedia Balikpapan, untuk
tahap awal saya sering survey dan pada saat antrian panjang di kasir,
saya akan mengambil buku saya dan saya letakan di meja kasir, dengan
harapan setiap pembeli yang akan membayar ke kasir “melirik” buku saya.
Kalau saya membeli lebih dari satu, buku JPST yang kedua saya pegang dgn
posisi memperlihatkan cover depannya ke orang lain
- Buku JPST di
Gramedia Balikpapan, saya membeli buku saya sendiri untuk dibarter
dengan buku dari penulis-penulis lain, pembelian ini secara berkala
setiap pergantian stok atau kiriman dari PT. GPU Surabaya, dengan
harapan timbul kesan, setiap pengiriman/stok ada pembelian yang
signifikan, sampai akhirnya buku JPST masuk katagori buku laris dan
diletakan di rak buku laris
- Setiap melakukan perjalanan ke luar
kota, saya usahakan bisa mampir ke toko buku Gramedia di kota tersebut,
saya cek posisi buku saya di rak yang ada, kalau buku JPST saya tampak
punggung (bagian sisi), maka saya akan berusaha mengubahnya menjadi
tampak muka (kelihatan cover depannya)
-
3. Di Bedah Buku,
dengan acara bedah buku ini saya berharap peserta akan lebih mengenal
saya dan isi buku saya, dengan bedah buku ini saya juga berharap
bertambahnya komunitas atau jaringan saya di tiap kota tempat bedah
buku. Membuat dokumentasi foto di setiap kegiatan bedah buku. Membuat
dokumentasi perjalanan tour bedah buku dalam bentuk buku.
4. Di
Perjalanan, di airport, di perjalanan, di dalam bis/travel dan
sebagainya, saya berusaha membaca buku saya dengan harapan orang di
sekitar saya akan tertarik, dan saya berusaha menawarkan mereka untuk
mencoba membaca buku saya dan saya akan memberikan kartu nama saya
5. Di Komunitas
- Jadi Pengusaha, Siapa Takut?, saya bergabung dengan komunitas Entrepreneur yang ada di tiap kota
- A to Z Cara Mendidik Anak, saya mencoba mendekati komunitas yang ada
hubungannya dengan pendidikan anak, guru, dosen dan orang tua
- Intelijen Bisnis, masuk dalam komunitas professional atau komunitas HRD, pengusaha, dan karyawan
6. Barter Buku dengan sesama Penulis
Saling mempromosikan buku masing-masing, perbuatan yang baik bisa berbuah manis
7. Menabur
Membagikan Buku ke teman-teman dekat dan orang-orang yang potensial
menjadi “promotor” buku kita, misalnya pemimpin komunitas, pemimpin
organisasi, pemimpin informal dan keagamaan
8. Teman
Meminta dukungan teman-teman untuk membeli dengan cara SMS, Telpon, E-mail dsb
Label:
tips
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Rabu, 02 November 2011
Mudah Hadir Mudah Pula Sirna
MUDAH HADIR, MUDAH PULA SIRNA
by Bunda Tatty Elmir
Seketika saya ternganga, ketika seorang sahabat dekat yang sudah seperti saudara sendiri menegur saya yang entah kenapa senang sekali jadi mak comblang ( hahahaaa pengakuan jujur ceritanya )
“ Emang ga takut ya kalau terjadi apa-apa ?”, sergah si kakak.
“ Lha, mau ibadah kok takut ?“ balas saya
“ Iya kalau mereka bahagia, kalau ga ? dikau bakal disesalin mereka seumur hidup adekku “
“ Yah kan semua ada konsiderannya mba ( saya sok-sok menyesuaikan bahasa dgn si kakak yg ahli hukum )…soal resiko semua serba mungkin. Tapi kalau diniatkan ibadah..kan harus ikhlas…. Termasuk ikhlas jika disalahkan kalau memang salah atau dianggap salah “, jawab saya belagak kalem, padahal dalam hati deg..degan juga, sambil mikir….apa iya niat baik saja bisa jadi jaminan untuk sesuatu hasil yang baik ?. Belum lagi mata dan telinga kita yang sering sekali salah melihat dan mendengar… plus keterbatasan pusat memori yang kerap salah persepsi itu ?.
Saya terhenyak, ketika si ‘kakak’ meneruskan serangannya,
“ Tat, kebayang ga… si Fulan dan si Fulin yang baru saja kita kenalkan 2 bulan lalu sekarang sudah minta dinikahkan ? “,
“ Apa ? “, saya benar-benar kaget tak menyangka progresnya secepat itu. Padahal saya tahu persis mereka selama ini terpisah di benua berbeda. Hanya bersua di dunia maya, paling banter mendengar suara di telepon, alias belum pernah bertemu muka di dunia nyata.
Tiba-tiba saya teringat peristiwa tadi pagi, antara Ciawi – Jakarta, seorang ‘sahabat’ menasehati anak gadisnya yang sebentar lagi akan menjalani hidup menjadi mahasiswi rantau Insya Allah.
“ Nak, tau ga…tidak banyak gadis seberuntung dirimu…… pintar ini itu, dan Alhamdulillah lahir dalam keluarga yang saling mencintai. Karena itu jangan pernah lupa bersyukur atas semua karunia Allah, dengan cara merawatnya….. dan bla..bla..bla “
Ending ditutup dengan pesan utama si ayah
“ Jika suatu ketika engkau jatuh hati anakku, jangan pernah dia tahu perasaanmu …pandai-pandailah menjaga diri dan hati…karena itu adalah inti segala kemuliaan dan kehormatan diri “,
Anak : " Jadi jatuh hati itu salah ya Pap ? "
Ayah : " Ya ga lah nak. Jatuh hati bukan dosa, karena rasa suka datang dari NYA, dan itu anugerah. Tapi setan akan memboncengi anugerah itu dengan menggoyang hati dan indera untuk mengekspresikannya ...dan itulah awal mula maksiat memikat ".
Anak : " Beda ga sih Pap, jatuh hati dengan jatuh cinta ? "
Ayah : " Kata banyak ulama jelas iya tuh. Jatuh hati melahirkan kelekatan dan keinginan yang berlumur nafsu. Sedang cinta SEJATI hanya bisa hadir dari perjuangan dan pengorbanan kemudian melahirkan tanggung jawab ".
Anak : " Maksudnya ? "
Ayah : " Jatuh hati adalah kelekatan yang terjadi di luar pernikahan, sifatnya sesaat, sementara. Kalau Jatuh cinta terjadi setelah pernikahan, dan itu hanya ada setelah melalui perjuangan dan pengorbanan yang tak mudah, dan karena itu kelekatannya juga tahan lama ! ", ujar laki-laki itu serius sembari tak lupa menceritakan bagaimana dulu upaya gigihnya memperjuangkan impiannya untuk menikahi seorang gadis yang ‘gengsian’ separoh mati….. pandai menyimpan rahasia hatinya, dsb..dst. Sembari bernostalgia mengisahkan kepenasarannya…… ( Oma Irama aja kalah heehehe )
Inti dari obrolan sang ayah dan anak gadisnya yang saya amati itu adalah pengajaran si ayah, tentang pentingnya MENGHEMAT RASA, dan menghargai PROSES !
Saya jadi tertarik untuk merenung dan menuliskan obrolan biasa tadi, mengingat dunia yang kita hadapi kini, adalah jagat yang serba instan, serba bergegas dan tak lagi menghargai proses. Semua yang begitu mudah dihamburkan, karena semua juga begitu mudah didapatkan !
Bukan hanya makanan !. Tengoklah apa yang terjadi di berbagai tempat bimbingan belajar. Pelajar dicekoki berbagai cara pintas menjawab soal. Namanya bisa rumus ‘The King’, ‘the Kong’ atau apalah namanya. Bahkan kita membaca laporan berbagai media, bagaimana bimbingan belajar bahkan sekolah sendiri, tertangkap melakukan kecurangan dengan memberi kunci jawaban.
Anak-anak digegas, dicekoki dengan cara instan… tidak lagi diajarkan nilai-nilai KETEKUNAN, KESUNGGUHAN, KETABAHAN. Tidak salah kalau generasi itu tak lagi mengenal,( boro-boro menghargai ) “ PROSES “.
Kembali kepada ISU ‘perjodohan’, saya kembali menerawang…gundah memikirkan bejibun ‘anak-anak’ yang tengah terpikat asmara, setelah perkenalan di dunia maya. Belum lagi saban membaca status dan komen-komen di FB yang menunjukkan BETAPA LABILNYA dirimu. Progresif IMPULSIF !!! Heheheee maaf ya cintaku ;))
“ Lha Bun…apa bedanya jatuh hati dengan sahabat pena jaman beheula ? “ dalih salah seorang dari mereka.( Padahal itu hukumnya sdh pasti. Tidak semua gaya hidup orang lama BENAR. Dalam beberapa hal, justru orang jaman dulu harus belajar banyak pada GAYA HANIF anak jaman skrg )
Memang tak ada yang salah sih. Berkenalan bisa lewat cara apa saja. Medianya juga berubah-ubah, seirama dengan perkembangan jaman.
Saya juga mengerti kenapa anak-anak jaman sekarang berkomentar “ Alay…lebay “ ketika tak dapat memahami makna lagu “ Fatwa Pujangga “ karya Said Effendi yang kembali muncul ketika menjadi OST “ Sang Pemimpi “ yang dinyanyikan tokoh Arai.
Bisa dimengerti karena lirik awalnya berdendang “ Tlah kutrima….suratmu yang lalu….
Penuh sanjungan kata merayu…Syair dan pantun tersusun indah, sayang…Bagaikan madah fatwa pujangga “
Aduh nak… bukan masalah surat, …. internet, chatting, SMS, MMS…. Bukan sayang…bukan itu.
Juga tak salah jika kalian saling mengenal lewat facebook, twitter, blog, kaskus atau chat room atau apalah namanya.
Yang jadi masalah ketika urusan serius seperti pernikahan, kalian anggap “ Percobaan “, dengan alasan “ Kan ga jaminan juga, pacaran belasan tahun & tak sungkan-sungkan bermesraan di dpn publik kaya yang di TV sana, toh bentar juga cerai, trus kawin lagi, pacaran lg, lalu selingkh lagi tanpa rasa salah....toh pacaran yang lama itu tak akan menjamin membuat rumah tangga awet bahagia sejahtera kan bun ? Lagian toh bunda sendiri yg bilang berulang-ulang...pacaran setelah nikah aja, semua akan indah pada waktunya. “… pasti itu senjata keramatmu kan sayang ?
Lho nak….. siapa yang nyuruh kalian pacaran ? ckk..ckk.ckkk...trus ada embel-embel timeline yang sekian lama pula ?
“ Tapi bun… kan pekerjaan baik harus disegerakan ?”, begitu selalu delik mu.
Dudududuuuh nak sayang, memang betul pekerjaan baik harus disegerakan. Tapi apakah memutuskan menikah dengan manusia antah berantah itu pekerjaan baik ?
“ Belum tentu bunda…. “, kembali dikau berkomentar lirih.
Belum tentu nak…memang semua serba belum tentu dan tidak jaminan.
Tapi minimal …apapun pekerjaan yang kita ikhtiarkan hendaknya memenuhi rukun, syarat, dan jangan dilupakan KEPANTASAN, untuk menjalankannya. Apakah semua itu sudah melalui tahapan yang sewajarnya ?
Bukankah untuk membangun komitmen butuh waktu guna mendapatkan KEYAKINAN ?
Tidakkah semua yang mekar digegas juga akan layu digegas pula ? Tengoklah buah yang dikarbit, Soon ripe soon rotten bukan ?
Saya teringat dengan surat Fussilat ( QS 41 ).
Mulai dari ayat 9-12, setiap membacanya, dada saya berdegup hebat.......
Allah Sang Maha Berkehendak, Maha Berkuasa saja, ternyata SANGAT MENGHARGAI PROSES.
Lihatlah, di ayat ini disebutkan Allah menciptakan bumi dalam 2 masa, menentukan makanan bagi penghuninya dalam 4 masa, dan 7 langit dalam 2 masa pula pada setiap lapis langitnya.
Subhanallah.
Pastinya ayat ini penuh pembelajaran buat kita manusia yang tak punya kuasa dan tak berdaya apa-apa. Untuk apa Allah menjadikan sesuatu bermasa-masa?. Bukankah jika IA berkehendak, maka semua “ Terjadilah “. “ Kun fayakun “.
Nak, hidup adalah perjuangan, kata orang bijak itu.
Semua apa yang kita inginkan, ghalibnya memang adalah sesuatu yang harus kita UPAYAKAN dengan gigih, diraih dengan sabar, termasuk urusan memilih jodoh yang baik !. Memilih jodoh yang baik, adalah langkah awal membangun BANGSA, membangun peradaban !.
Dan setiap perjuangan, apapun bentuknya adalah suatu perjalanan panjang penuh liku yang sarat ujian, membuat kita menderita, dan butuh pengorbanan, dalam meniti langkah demi langkah laksana menyusun bata untuk suatu bangunan yang kokoh...yang tak mudah goyah ..tak bisa rubuh. ...
Karena itu ia mensyaratkan daya tahan….daya tahan …..dan DAYA TAHAN ! agar langkah itu TAK RAPUH. Sesuatu yang diperjuangkan dengan susah payah, maka kita akan menghargainya, tak rela mengabaikan apalagi melepaskan !
Meski hidup penuh kejutan, tidak mekanistik, namun sangatlah tidak masuk akal, jika memilih jodoh yang baik, bisa dilakukan dengan cara instan.
Percayalah nak, sesuatu yang mudah hadir, akan mudah pula sirna.
* Ssssst yuk kita dengar pesan Kinang&Keydo dari balik awan sana "Menikah itu memang asiiik, karena itu yuk mari kita mencari jodoh yang baik, dengan cara yang benar pula".
July 21 at 7:49pm
Label:
cinta
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Langganan:
Postingan (Atom)