Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Selasa, 06 Desember 2011

Award Segelas Inspirasi dari Kak Zy



Bismillah....

Alhamdulillah, sampai detik ini masih diberi kelimpahan rezeki termasuk bisa menghirup udara sebebas-bebasnya, dan juga nikmat iman dan islam. Alhamdulillah yaah.. *ala syahrini :p


Ada kabar gembira sejak pekan lalu sebetulnya, cuma belum dipublish, hihi... salah satunya yaitu mendapat award segelas inspirasi dari Kak Zy karena sering mengunjungi blognya. Eh, kata kak Zy, blogku ini menginpirasi. Wah, dari sudut mana menginspirasi? hehe.. soalnya banyak postingan geje juga. apalagi kalo pas galau menggila. hihihii.... Ini award kedua setelah dulu pernah dapet award dari Wahyu. :D


Btw, aq baru kenal Kak Zy baru2 ini.  Awalnya  kenal dari  blog Kak Rian  dan Chika (kalo ga salah) trus sering2 liat postingannya karena dimention  rame2 di twit sama Kak Baha dan mba Anazkia. wekeke... Soalnya aq suka lupa ama link blog temen, jadi kalo mau balik ngunjungi musti liat dulu link komen di postingan. Itulah alasan jarang BW selain karena waktu yang terbatas dan lepi suka ngadat. heuheuu... :)) Maafkan yaaah ^^V


Ada beberapa postingan yang aku suka dari blog kak zy baik yang blog di mawatejamaya maupun di brigadir kopi. :D Yang di Brigadir kopi postingan cerbung. hehe... baru 4 episode ya, kak? aq nunggu dengan setia postingan berikutnya yaah ^^ 


Trus yang di Mawatejamaya cerbung juga. Judulnya #1 Dari Yang Terasing : Menarik Serpih Rindu. Baru episode 1, masih nunggu juga lanjutannya. wekekeke... jangan bosen2 kalo aq suka nanya kapan lanjutin ceritanya ya, kak..., haha.. soalnya udah terlanjur penasaran dengan konflik di ceritanya. Ayoo, kapan mau diposting lanjutannya? Terutama nagih janji cerita dengan tema hujan. :p


Salut dengan kak Zy yang mengusung idealisme untuk berani tidak dikenal. Seperti yang ditulisnya di profile blog

"Blog ini tidak haus kepopuleran, berawal mengisi kekosongan dan sekedar memaparkan imajinasi. Blog ini bukan blog komersial yang mengambil keuntungan pribadi." (Mawatejamaya)

Semoga makin mantap blognya dan rajin posting tulisannya ya, kak. hehe... biar ada referensi diksi, diksi kak Zy keren lohh. Makanya aq suka nungguin cerbungnya. :P dan semoga persahabatan ini meski hanya di dunia maya, bisa memberi segelas inspirasi bagi sahabat-sahabat yang saling berkunjung. Juga dapat mengambil hikmah dari setiap tulisan yang dibaca. :D

Akhir kata, ngutip kata2 pakdhe cholik :

Mengenal sahabat semua sungguh membuat hidup saya semakin berwarna warni.

061211, 10:01

Senin, 05 Desember 2011

Cinta Itu...

 

CINTA ITU... 





Cinta itu ketika aku berani memilihmu dan mengambil keputusan, "The past is yours, The future is us!". Masa lalumu, itu masa lalumu. Masa laluku, itu masa laluku. Tetapi masa depan, itulah kita. Love you like there's no tomorrow. Cintamu adalah hadiah Lailatul Qodar yang pertama dari Allah untukku. Hadiah yang akan selalu aku jaga seumur hidupku. Aku ingin saat kita menua, kita saling menjaga dan jemari kita saling menggenggam. Kau menemaniku menikmati senja dan hujan yang selalu kita rindukan. Dan kita saling berucap, aku dan kamu adalah sepasang doa yang saling mengamini. Allah mempertemukan kita untuk membangun sebuah cita-cita yang lebih besar. Semoga jalanku dan jalanmu bisa selalu berpadu dalam satu. :)


Kriteria calon suamiku : laki-laki, muslim, bersedia monogami selama aku masih hidup, nyaman diajak diskusi dan ngobrol, visioner, tanggungjawab dan sayang pada keluarga. Udah itu aja sih, hehe.. :P


Di akhir tulisan ini, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan yang kelima untuk Mbak Anies Anggara Zoothera dan suami. Semoga pernikahannya diberkahi selamanya dan menjadi pasangan yang saling berhimpun dalam kebaikan. Aamiin :)


“Tulisan ini diikutsertakan di acara 5th Anniversary Giveaway: Ce.I.eN.Te.A  yang diselenggarakan oleh zoothera "

***

Proyek Bentang #1

BAB #1
Selasar Rindu

Pada dedaunan yang berjatuhan, aku teringat kata-kata yang tertinggal di batas hujan. Senja di ujung kota membawa ingatan tentangmu selalu. Beberapa kali aku mengunjungi kotamu dan menemukan gegap gempita seluruh lorong kota yang seakan menenggelamkanku pada anganku tentangmu. 

Duhai cinta yang tak pernah hilang, aku masih mengagumimu serupa seorang puteri yang menanti pangeran berkuda putih. 

Aku menemukan jejak langkah hujan yang menetes di bawah mataku. Aku hampir lelah merindu. Berkelana pada bayang ingatanku tentang perjalanan kita diantara rimbun pepohonan pinus yang digoyang angin. Seperti hujan, pepohonan itu juga mendesaukan namamu. 

“Rey, tunggu aku. Aku capek…”

Aku berjalan pelan. Nafasku tersengal. Gemuruh langit yang akan segera menderaskan hujan sesekali membuat rombongan kami berteduh di tepian hutan. Ada pohon-pohon pinus yang mulai tertutup kabut dan lembayung yang sudah hampir menutupkan senja. Dan aku disini tergesa berjalan mengiringi langkah-langkah kaki Rey, sang komandan perjalanan. Tas di punggungku mulai bergerak-gerak tak menentu mengikuti nafasku yang memburu. 

“Sebentar lagi sampai, Tya. Kamu harus kuat.”
“Tap..tapii… aku capek… Istirahatlah sebentar, Rey. Hujan semakin deras…”

Aku menengadah pada langit. Hujan seakan tahu aku menemukan campuran rasa antara kedamaian dan rasa takut. Kedamaian karena menemukanmu sebagai teman seperjalanan dan rasa takut karena halilintar mulai menyapa. Aku menatap langit yang kembali meneteskan satu persatu buliran air di sela hijau daun-daun, rerumputan juga pipiku.

Bersambung 
 =====
NB : makasih buat Nyi PeDe. Chat kita siang ini bikin aq semangat nulis lagi. ahahahhaa. ;p Kamu emang jagonya kompor bleduk yaaah... suka ngomporin aq buat nulis. Terbukti cuma 5 menit kata2 ini bisa jadi. keren bangettt! :)) 

Aq ga tau bisa nyusul kamu atau ga dengan 4 buku  duet itu, tapi aq tahu aq harus bisa menyelesaikan minimal 1 buku (80 halaman, lirik tanggal masih 10 hari lagi. heuheuuu...) tengkyuu buat kompornya. wkekeke... dan juga advicenya kmrn. May Allah bless you, Dear Nyi. ;)

051211, 11:42

Minggu, 04 Desember 2011

Keydo Kinang ~ Dua Kuncup Rindu yang Menyatu

Bismillah...

Hari ini mendapat kabar kalau Bunda Tatty Elmir (penulis novel Keydo) sudah mulai membaik, setidaknya bunda bisa berjalan-jalan untuk mengirup udara di luar kamar rumah sakit setelah sempat dirawat karena sakit thypus sejak akhir bulan lalu = dapet kabarna dari Gia,adek FIM-ers di undip.

Alhamdulillah ya... semoga bunda segera sembuh. aamiin :)

Tak henti2nya rasa syukur karena bisa dipertemukan dengan bunda hebat ini. 

Satu yang sering membuat aku tertegun, bunda tak hanya menyuguhkan kisah romance ala keydo dan kinang, tapi banyak sekali filosofi tentang hidup dan cinta. Dan aku melihatnya sendiri saat beliau bersitatap dengan Pak Elmir. suami kesayangan bunda (ya iyalah. hehe... kan suami sendiri, suami satu2nya. wkwkwk.. :p) 

Saat itu Pak elmir menyanyikan lagu adinda di acara bedah buku Keydo. dengan memetik gitar langsung dan menyanyikannya di hadapan teman2 FIM-ers. Wuuiiihh, serasa auranya satu ruangan itu berubah jadi merah jambu. hihiii... Ada rasa malu2 yang istimewa, ada romantisme yang tak lekang oleh waktu. Jujur, aku iri, Bunda. Sangat-sangat iri... :D

Di usia yang mulai beranjak senja, bunda masih bisa menggenggam tangan pasangannya dan bertatapan layaknya pasangan yang baru menikah. Unik, karena menurutku pasangan yang sejati adalah pasangan seumur hidup. Pasangan yang bisa kita ajak ngobrol seumur hidup. dan berbagi segala hal. :P saat segalanya tak lagi berwarna merah jambu, disana ada rasa sayang yang mengekalkan hati dan mengekalkan diri. Serupa dua kuncup rindu yang menyatu, kinang dan keydo adalah penjelmaan dari tokoh bunda dan pak elmir ~menurutku gitu ya,hehehehe.... :D
Coba lihatlah di halaman 267. Disana dijelaskan bagaimana prinsip Kinang yang rela berjibaku demi mendapatkan hati Keydo. 

"Mutiara berkelas hanya akan diraih jika kita mengusahakannya dengan totalitas," begitu petikan dalam novel yang menggambarkan bahwa untuk mencapai sang pujaan hati memang dibutuhkan usaha yang tidak sedikit. 

Pemaparan di dalamnya akan memperkuat perjuangan para pria yang sedang memperjuangkan diri untuk calon wanitanya dan membuat pria yang telah jatuh-bangun untuk wanita yang telah ia dapat untuk bersyukur. 

"Beratnya perjuangan akan setara pula nantinya dengan besarnya komitmen" demikian paragraf motivatif itu ditutup. 

Bunda juga memberi bocoran mantra sakti di halaman 321. 

"Kinang tahu persis, wanita adalah makhluk yang mudah terpengaruh dengan ekspresi verbal, mudah terpesona dengan kata-kata, dan akan selalu terkenang dengan kalimat indah. Karena itu wanita mudah dirayu". 

Ya ya, now we see. :D

Aku senyum2 ga jelas saat pak elmir mengatakan ini 
"Jangan kau tinggalkan ketika kekasih menutup pintu. Sebab dia berdiri di sebalik sana, menunggumu mengetuk lagi." Kata pak elmir, kalo blm dtolak 21 x, tetep aja maju trooss. Perempuan kan ingin dperjuangkan. Hihi... ;D

Aku jadi teringat seorang teman yang aq jadi comblangnya, ahaha... aneh bener yah. dia tuh orangnya ngototan, seorang temanku awalnya ragu, tapi begitu dia mengutarakan dengan sungguh2 berbekal keyakinan, akhirnya penantian itu berujung, juli nanti dia nikah hehe... :D

Hai Mr. NoMention....aku tahu kamu membaca tulisan ini. kalau kamu memang ngefans dengan novel keydo, baiknya dibaca pelan2... :p Agar kamu tahu bahwa kisah kinang mendapatkan cinta keydo adalah sebuah perjalanan bernama pengorbanan. sangat menyentuh, dan membuat takjub. karena aku juga tau, menikahi seseorang artinya menikahi takdir kematiannya juga. dan bunda tatty elmir layak mendapatkan bintang 5 untuk novel karyanya Keydo karena mampu menggambarkan dengan sempurna di novel ini. 

Bacalah, dan kamu akan tahu kenapa aku bertanya lagi padamu lewat sahabatku yang juga mengenalmu. ;)

041211, 19:11

Penulis Skenario atau Penulis Buku


  • Penulis Skenario atau Penulis Buku

    Mbak Ari, bukankah menjadi penulis skenario itu lebih cepat kaya daripada menjadi penulis buku. Kenapa Mbak Ari seperti lebih memilih menulis buku daripada menulis skenario?

    Wah, ini jawabannya panjang lebar. Tidak bisa saya jawab: suka-suka saya dong :)

    Sebenarnya itu pilihan. Penulis skenario dalam hitungan kasar terlihat lebih menjanjikan. Untuk penulis profesional 1 episode skenario durasi 1 jam dibayar 5-20 juta. Tinggal mengalikan kalau 10 episode berapa, 100 episode sudah punya apa. Realitanya tidak hanya hitungan uang yang harus dipertimbangan. Menulis skenario sangat rentan stres, didikte produser dan stasiun, diobrak-abrik sana sini, diganti-ganti format karakternya, ditulis dalam deadline superketat. Saya perlu uang dan sebagai muslim harus kaya dan makmur. Tapi saya tidak akan mengorbankan kesehatan dan perasaan saya demi uang. Sampai sekarang saya tetap menulis skenario secara temporer agar kemampuan menulis skenario tidak hilang.

    Berbeda dengan menulis buku, semuanya totalitas diserahkan pada saya. Kalau sekarang penerbit sudah mulai turut campur dengan bersama-sama memprogram dari awal. Namun pada saat penulisan tetap saya total yang mengatur mau seperti apa jadinya. Waktu juga lebih leluasa sehingga saya bisa memformat setiap tulisan secara berkualitas. Pendapatan sepertinya sangat kecil. Misalnya buku harga 50 rb berarti penulis hanya mendapatkan 10% atau 5 rb dipotong PPH 15% sebesar 1,5 rb. Jadi royalti bersih penulis hanya 3,5 rb tiap 1 eks buku yang terjual. Perlu penjualan buku 1000 eks, untuk mendapatkan 3,5 juta saja. Tentu ini sangat kecil dan perlu waktu lama untuk mendapatkannya. Sekurang-kurangnya laporan royalti dan pembayaran 6 bulan setelah buku terbit. Berbeda kasus dengan sistem jual beli putus, tapi saya tidak pernah melakukannya karena gambling dan jarang ada penerbit yang membeli naskah di atas 50 juta. Jadi, sama saja bunuh diri kalau menjual naskah dengan harga murah.

    Namun kalau buku sudah beredar di pasaran, sebenarnya tugas penulis hanyalah mekanis tanpa perlu berpikir untuk membantu penjualan. Jadi, kalau mau dapat 35 juta dari buku tersebut, sebenarnya penulis tinggal membantu penjualan. Saya sebut ini pekerjaan tidak berpikir, have fun, senang-senang; bisa roadshow, talkshow, bedah buku, book signing, workhshop, dll. Apalagi kalau kemasan bukunya keren, pede banget untuk menawarkan sana-sini ke semua kalangan. Sampai kapan saja, selama buku masih dicari, kita masih bisa menjual terus, mencetak terus, dan tidak  perlu berpikir lagi. Istilahnya uang datang sendiri.

    Sementara kalau skenario tiap satu episode selesai, kita dibayar dan berakhir. Untuk episode berikutnya mikir lagi susah payah sampai scene terakhir. Bagi saya sungguh melelahkan. Tidak ada sistem royalti dalam pembayaran skenario sinetron. Dalam format skenario film dari novel, ada beberapa penulis yang meminta royalti, tapi ini kasuistik. Tidak umum terjadi.

    Akhirnya, bagaimanapun saya salut sepenuhnya dengan para penulis skenario yang berjibaku dengan deadline dan kreativitas tiap hari. Terlebih dengan sistem stripping seperti sekarang. Saya tidak cukup kuat untuk bekerja seperti mereka. 10 tahun hilir mudik di PH, tentu bukan sembarangan saya mengatakan beratnya menjadi penulis skenario. Terlebih perasaan saya sangat sensitif dan saya bukan jenis orang yang suka didikte atau diatur. Beruntung saya bertemu produser yang mengerti karakter saya. Take it easy, kapan saya mau menulis skenario, tinggal telepon. Kalau mau break, ya tinggal bilang. Mungkin ini keberuntungan yang tidak dimiliki penulis lain.

    Sekarang, mau jadi penulis skenario atau penulis buku, pilihannya ada di tangan anda masing-masing. Setiap pilihan ada konsekuensinya. Ketika saya memutuskan akan lebih banyak menulis buku, saya tahu konsekuensinya. Termasuk kesadaran dengan penghasilan yang tidak bisa diprediksi  kecil dan besarnya. Menurut saya pribadi, pasar buku Indonesia tetap menjanjikan dari tahun ke tahun. Di Indonesia masih tersedia ruang yang sangat besar untuk penulisan buku.

    Jadi, lebih baik menulislah mulai sekarang. Tidak usah terlalu meributkan kenapa seseorang memilih menjadi penulis skenario atau penulis buku. Bagi saya, kedua hal itu sama-sama menuntut kreativitas tinggi. Pilihlah yang paling sesuai dengan karakter pribadi anda. Tidak usah terlalu ribet dan banyak pikir soal uang. Kesempatan dan rezeki selalu datang dari segala arah bagi orang-orang yang bertekun dan total dalam mengerjakan sesuatu.

Sabtu, 03 Desember 2011

Entah

Dear Asti, 

 Rasanya cengeng sekali aku malam ini,
menangis untuk sebuah takdir 
yang sebenarnya sudah Allah siapkan, 


hanya mungkin aku yang belum siap, 
hanya mungkin aku yang belum sepenuhnya shalihah. 
hanya mungkin banyak sekali kekurangan diri 
yang  belum juga menggerakkan Allah 
untuk memberi apa yang aku inginkan. 


Aku tahu begitu banyak doa-doa lain 
yang tersemai indah
tapi untuk yang satu ini
sungguh...
aku sudah memintanya 
selama beberapa tahun ini

dengan doa
dengan usaha

ingin rasanya meyakini dengan sebenar-benarnya keyakinan diri
kata-kata seorang sahabatku dulu...

"Yakinlah, Allah SWT menyiapkan hadiah kejutan tak terduga yang akan membuatmu tercengang dan malu karena selama ini sudah berburuk sangka bahwa DIA tak sayang padamu dan tak mendengar doamu."


aku tahu itu, Asti sayang...
tapi bolehkan aku menangis malam ini?
aku hanya ingin menangis, itu saja. :)

entah, berapa koin kebaikan 
yang harus aku kumpulkan 
agar DIA mengabulkan inginku yang satu itu
badai di luar sana kencang...
aku hanya takut diriku tak mampu menahan laju badai, 
dan terjatuh sekali lagi
aku takut, aku ingin berlindung pada Allah dari keburukan apapun


kuharap Allah tahu
aku memintanya dengan sungguh-sungguh
dengan air mata dan doa. 

doakan, doakan, doakan...
agar diri ini tetap utuh teguh di jalanNya, Asti... :)


031211, 21:24
usai membaca komenmu malam ini 


Doaku untukmu

Semoga dimudahkan dalam menjalani UAS pekan2 ini ya, dek. Diberikan hasil terbaik yaa.
Aamiin  :)

Untuk Yusuf Ardi Nugroho





Jumat, 02 Desember 2011

Doaku malam ini

Ya Allah, jadikanlah kami ridha terhadap ketetapan-Mu.
Kuatkan hati kami
sehingga kami tidak ingin disegerakan terhadap sesuatu yang Kau tunda,
juga tidak ingin tertundanya sesuatu yang Kau segerakan.
Jangan Kau biarkan hati kami cenderung mencari apa pun
yang belum atau tidak Kau tetapkan sebagai milik kami.
Aamiin…

021211, 01:55

Kamis, 01 Desember 2011

Jodohmu Jodohku

Judulnya nyambung gak ya? ahaha... pengen nulis ttg ini soalnya baru aja baca tulisan seorang blogger yang aq kenal pas awal ngeblog di tahun 2006. eh tu akang tumben bener update tulisan setelah hiatus yang lumayan luamaaaaa.... :P


namanya Kang Donny Reza. kenal pas awal2 ngeblog dulu di blog fs, tahun 2006-an. 

Ini tulisan terbarunya yang tadi aq baca, aq kutip sebagian. Tulisan lengkapnya bisa dibaca di sini
 
sering kali kita mengeluhkan susahnya mendapatkan jodoh, lalu mencoba mencari pembenaran seolah-olah Tuhan menunda pertemuan kita dengan jodoh terbaik yang sudah Tuhan siapkan untuk kita. Sementara, barangkali yang sesungguhnya terjadi adalah Tuhan sudah ‘mengirim’ seseorang terbaik ke hadapan kita, lalu kita menolaknya karena tidak sesuai dengan kriteria yang ada di benak kita. Mungkin saja orang tersebut sudah sangat dekat, tapi ‘makhluk sempurna’ di dalam benak kitalah yang membutakan mata dan pikiran kita. Mungkin juga, jika Anda seorang wanita, orang tersebut sudah berniat melamar Anda, tapi Anda menolaknya karena, “kurang sreg di hati“. Begitu alasan Anda. Padahal, bisa jadi Anda sendiri tidak yakin dengan alasan tersebut karena sudah terlalu dibutakan oleh angan-angan Anda. Lucunya, setelah itu, Anda masih mengeluh betapa susahnya mencari jodoh. Jodoh yang sempurna, tentu saja.


Jujur, beberapa hari ini agak galau lagi . #eaaaa. ;p
nah, kmrn2 curhat sama seorang mbak. Ngobrolin soal jodoh. Kok bahasannya jadi mirip sama yang ditulis si akang  kmrn ya? Hihii...:D


Si mbak ngletuk gini "kalo jodoh, ya harus diusahakan ya. salah satunya dengan memperjuangkan." (lupa2 ingat kata2nya kek gimana, intinya sih gitu :))


Membayangkan saya sendiri yang ada di pihak yang dibicarakan kang donny. dan ingat kata2 si mbak itu. saya jadi membayangkan diri saya jadi si orang itu. Yang udah disodorin jodoh, tapi sok-sokan milih yang neko2, sampe nggak nyadar sebenernya jodohnya itu udah ada di depan mata. Ya Allah, iya ya? emang gitu ya? trus siapa dong orangnya? Kasi bocoran dikit dong, Allah. Biar ga galau mulu. heuu... T__T




#PostinganGeJe


#AbaikanSaja


:p




011211, 21:09

3 Bekal Mengasuh Anak


‎3 Bekal Mengasuh Anak  Oleh Mohammad Fauzil Adhim

Apakah do’a-do’a kita telah cukup untuk mengantar anak-anak menuju masa depan yang menenteramkan? Apakah nasehat-nasehat yang kita berikan telah cukup untuk membawa mereka pada kehidupan yang mulia? Ataukah kita justru merasa telah cukup memberi bekal kepada anak-anak kita dengan mengirim mereka ke sekolah-sekolah terbaik dan fasilitas yang lengkap? Kita telah merasa sempurna sebagai orangtua karena bekal ilmu telah melekat kuat dalam diri kita.

Hari-hari ini, ada yang perlu kita renungkan. Betapa banyak ahli yang ‘ibadah yang keturunannya jauh dari munajat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Tak ada anak yang mendo’akannya sesudah kematian datang. Begitu pula, alangkah banyak orangtua yang nasehatnya diingat dan petuahnya dinanti-nanti ribuan manusia. Tetapi sedikit sekali yang berbekas dalam diri anak. Padahal tak ada niatannya untuk melalaikan anak sehingga lupa memberi nasehat. Ia bahkan memenuhi setiap pertemuannya dengan anak dengan nasehat-nasehat disebabkan sedikitnya waktu untuk bertemu. Tetapi justru karena itulah, tak ada lagi kerinduan dalam diri anak. Sebab pertemuan tak lagi indah. Nyaris tak ada bedanya bertemu orangtua dengan mendengar kaset ceramah.

Lalu apakah yang sanggup menaklukkan hati anak sehingga kata-kata kita selalu bertuah? Apakah kedalaman ilmu kita yang bisa membuat mereka hanyut mendengar nasehat-nasehat kita? Ataukah besarnya wibawa kita yang akan membuat mereka senantiasa terarah jalan hidupnya? Atau kehebatan kita dalam ilmu komunikasi yang menyebabkan mereka selalu menerima ucapan-ucapan kita? Sebab tidaklah kita berbicara kecuali secara terukur, baik pilihan kata maupun ketepatan waktu dalam berbicara.

Ah, rasanya kita masih banyak menemukan paradoks yang susah untuk dibantah. Ada orang-orang yang tampaknya kurang sekali kemampuannya dalam memilih kata, tetapi anak-anaknya mendengarkan nasehatnya dengan segenap rasa hormat. Ada orangtua yang tampak sekali betapa kurang ilmunya dalam pengasuhan, tetapi ia mampu mengantarkan anak-anaknya menuju masa depan yang terarah dan bahagia. Tak ada yang ia miliki selain pengharapan yang besar kepada Allah ‘Azza wa Jalla seraya harap-harap cemas dikarenakan kurangnya ilmu yang ia miliki dalam mengasuh anak. Sebaliknya, ada orangtua yang begitu yakinnya bisa mendidik anak secara sempurna. Tapi tak ada yang bisa ia banggakan dari anak-anak itu di masa dewasa kecuali kenangan masa kecilnya yang lucu menggemaskan.

Agaknya…, ada yang perlu kita tengok kembali dalam diri kita, sudahkah kita memiliki bekal untuk mengasuh anak-anak itu menuju masa dewasa? Tanpa menafikan bekal lain yang kita perlukan dalam mengasuh anak, terutama yang berkait dengan ilmu, kita perlu merenungi sejenak firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nisa’ ayat 9:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa’, 4: 9).

Mujahid menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan permintaan Sa’ad bin Abi Waqash tatkala sedang sakit keras. Pada saat Rasulullah saw. datang menjenguk, Sa’ad berkata, “Ya Rasulallah, aku tidak memiliki ahli waris kecuali seorang anak perempuan. Apakah aku boleh menginfakkan dua pertiga dari hartaku?”

Rasulullah saw. bersabda, “Tidak boleh.”

“Separo, ya Rasul?”

“Tidak,” jawab Rasul lagi.

“Jika sepertiga, ya Rasul?”

Rasul mengizinkan, “Ya, sepertiga juga sudah banyak.” Rasulullah saw. bersabda, “Lebih baik kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan daripada dalam keadaan miskin yang meminta-minta kepada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berpijak pada ayat ini, ada tiga pelajaran penting yang perlu kita catat. Betapa pun inginnya kita membelanjakan sebagian besar harta kita untuk kepentingan dakwah ilaLlah, ada yang harus kita perhatikan atas anak-anak kita. Betapa pun besar keinginan kita untuk menghabiskan umur di jalan dakwah, ada yang harus kita periksa terkait kesiapan anak-anak dan keluarga kita. Sangat berbeda keluarga Umar bin Khaththab dan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhuma dengan keluarga sebagian sahabat Nabi lainnya. Umar bin Khaththab menyedekahkan separo dari hartanya, sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak meninggalkan untuk keluarganya kecuali Allah dan Rasul-Nya. Abu Bakar menginfakkan seluruh hartanya. Dan Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan sekaligus menyambut baik amal shalih keduanya.

Lalu…, bagaimanakah dengan keluarga kita?

Kembali kepada pada perbincangan awal kita. Ada tiga bekal yang perlu kita miliki dalam mengasuh anak-anak kita. Pertama, rasa takut terhadap masa depan mereka. Berbekal rasa takut, kita siapkan mereka agar tidak menjadi generasi yang lemah. Kita pantau perkembangan mereka kalau-kalau ada bagian dari hidup mereka saat ini yang menjadi penyebab datangnya kesulitan di masa mendatang. Berbekal rasa takut, kita berusaha dengan sungguh-sungguh agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi kehidupan dengan kepala tegak dan iman kokoh.

Sesungguhnya di antara penyebab kelalaian kita menjaga mereka adalah rasa aman. Kita tidak mengkhawatiri mereka sedikit pun, sehingga mudah sekali kita mengizinkan mereka untuk asyik-masyuk dengan TV atau hiburan lainnya. Kita lupa bahwa hiburan sesungguhnya dibutuhkan oleh mereka yang telah penat bekerja keras. Kita lupa bahwa hiburan hanyalah untuk menjaga agar tidak mengalami kejenuhan.

Hari ini, banyak orang berhibur bahkan ketika belum mengerjakan sesuatu yang produktif. Sama sekali!

Kedua, taqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Andaikata tak ada bekal pengetahuan yang kita miliki tentang bagaimana mengasuh anak-anak kita, maka sungguh cukuplah ketaqwaan itu mengendalikan diri kita. Berbekal taqwa, ucapan kita akan terkendali dan tindakan kita tidak melampaui batas. Seorang yang pemarah dan mudah meledak emosinya, akan mudah luluh kalau jika ia bertaqwa. Ia luluh bukan karena lemahnya hati, tetapi ia amat takut kepada Allah Ta’ala. Ia menundukkan dirinya terhadap perintah Allah dan rasul-Nya seraya menjaga dirinya agar tidak melanggar larangan-larangan-Nya.

Ingin sekali saya berbincang tentang perkara taqwa, tetapi saya tidak sanggup memberanikan diri karena saya melihat masih amat jauh diri saya dari derajat taqwa. Karena itu, saya mencukupkan pembicaraan tentang taqwa sampai di sini. Semoga Allah Ta’ala menolong kita dan memasukkan kita beserta seluruh keturunan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa.

Allahumma amin.

Ketiga, berbicara dengan perkataan yang benar (qaulan sadidan). Boleh jadi banyak kebiasaan yang masih mengenaskan dalam diri kita. Tetapi berbekal taqwa, berbicara dengan perkataan yang benar (qaulan sadidan) akan mendorong kita untuk terus berbenah. Sebaliknya, tanpa dilandasi taqwa, berbicara dengan perkataan yang benar dapat menjadikan diri kita terbiasa mendengar perkara yang buruk dan pada akhirnya membuat kita lebih permisif terhadapnya. Kita lebih terbiasa terhadap hal-hal yang kurang patut.

Karenanya, dua hal ini harus kita perjuangkan agar melekat dalam diri kita. Dua perkara ini, taqwa dan berbicara dengan perkataan yang benar (qaulan sadidan) kita upayakan agar semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sekiranya keduanya ada dalam diri kita, maka Allah akan baguskan diri kita dan amal-amal kita.

Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab, 33: 70-71).

Nah.

Masih banyak yang ingin saya tulis, tetapi tak ada lagi ruang untuk berbincang di kesempatan ini. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla pertemukan kita dalam kesempatan yang lebih lapang.

::Semoga yang sederhana bisa sekaligus menjadi penjelas tentang batas maksimal sedekah yang diperkenankan, kecuali bagi mereka yang imannya dan iman keluarganya sudah setingkat imannya Abu Bakar Ash-Shiddiq ra dan keluarganya.
sumber : http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=263710513678084&id=183316298384173

Rabu, 30 November 2011

Mereka yang tak pernah ditolak Penerbit!

Ayo Menulis Buku 
Ini mungkin "gila" tapi ini nyata dan ada yang pernah membuktikannya....
Cobalah sedekah artikel dengan cara paling sederhana
Dengan membuat buletin yang dicopy.. satu edisi saja....... lalu bagikan ke temen atau simpan di tempat keramaian.....
Tapi jangan berhenti menulis naskah bukunya....
Silahkan kirim naskah terbaik ke penerbit... ingat yang terbaik....
Dan temukan rahasia keajaiban sedekah.....

Tadi pas mau nulis naskah KCCI, ada notif update di grup penulis samara masuk fb ku. aq penasaran, trus buka. pas baca, kaget banget. tapi ini beneran ya. Liat deh kata-kata yang kucopas di atas.

Para penulis di  grup samara telah menerapkan  cara ini sejak lama dan mereka hebat! Naskah mereka ga pernah ditolak penerbit. Dari 30 orang, penulis perindu samara, 10 diantaranya dikontrak untuk menulis proyek pensanan/proyek pribadi oleh penerbit mayor padahal mereka baru nerbitin antologi dalam hitungan bulan, kalo ga salah 3 bulan aja.

Mungkin ini agak aneh, tapi buatku yang prnah ngrasain keajaiban sedekah, tau banget kalo cara ini paliiiinggg ampuh buat narik rejeki dan nolak bala. Dulu tahun 2010, aq pernah hampir kehilangan laptop, andai aja aq membatalkan niatku untuk sedekah  dengan gaji pertamaku. kebayang ya, uang yang cuma brapa ratus , bisa menahan harta kita yang nilainya juta2...

Juga memang selama ini, alhamdulillah... naskahku di penerbit dipermudah sama Allah. Cepet banget proses terbitnya, bahkan ga ada itungan bulan. pernah juga pasang iklan , trus kebanjiran prospek sampe kewalahan followup nya.

Trus kmrn, temenku baru aja cerita kalo dia dapet hadiah dari Allah, rewardnya langsung lunas digantikan. dia cerita sih, kmrn dia mbatin "kapan ya bisa dapet ganti sedekah secara cepat.. biar bisa ngrasain keajaiban sedekah.. biar makin percaya.." ga taunya, dalam hitungan hari, cuma 3 hari, uang dia balik 10 x lipat dari yang dia keluarkan buat sedekah. Amazing!

Dan kisah2 keajaiban sedekah yang lain. Ada banyak sbenernya... :D

Mereka yang tak pernah ditolak penerbit tau rahasianya. Bahwa naskah yang diterima, selain karena proses pengerjaan yang matang, juga karena  unsur sedekah/doa tadi. Yang membuat impian jauh lebih bersayap dan cepat diraih.

Mau coba? Silahkan.. Temukan keajaiban dalam hidupmu skrg juga! ;)

251011, 00:18

Iri dengan kang Iwok


"Kalo kamu mulai bosen dateng ke toko buku, mungkin itu karena di sana tak ada buku dengan namamu sebagai penulisnya."

#Jleb! 
Itu kata2 yang dulu pernah aku baca di wall grup cendolers. Penulis wall itu kayak  tau aja belakangan ini aku agak susah nulis cerita fiksi. awaww... sampe skrg masih mentok di halaman2 awal. haiishh... ga tau kenapa ini ya? bingung juga. >.<

Aku iri dengan dia. Penulis yang namanya bertebaran di mana-mana. Salah satunya Kang Iwok Abqary. Kenalan sama kang iwok pas ikutan kuisnya dia. hihi... soalnya aq jadi pemenang ke dua yang ngumpulin like terbanyak. wekekeke... :p 

Seneng aja sih pas dapet buku plus tandatangan langsung penulisnya. Ahaha... brasa apa ya? Disemangati! XD 

Soalnya di buku itu juga ada tulisannya. wihihii... seneng banget! ada namaku disebut di situ. kali aja ntar ketularan hokinya kang iwok. Bisa eksis di dunia menulis. :">

To : Ila Rizky Happy Reading &Tetap semangat menulis! ^_^

Kang iwok udah nelurin (eh, bahasanya apa ya enaknya? :D) nerbitin ding... antologi-nya 16, buku solo-nya 37 buku. wawww!  kalo ingat betapa sibuknya kang iwok di dunia nyarta, kayaknya bakal geleng2 kepala ya. dia sibuk klo siang kerja di kantor, plg ke rumah ngumpul sm keluarga, malemnya baru nulis itu pun 3 jam-an. tapi bs  jadi buku, dan itu kontinu alias berkelanjutan. jd tiap buku satunya lagi proses terbit atau udah terbit, nanti nulis lagi. Senengnyaaa... idenya kayak ngalir lancar gitu aja. :D 

Kalo resep rahasianya ini :
Yakin, kalo satu novel dah terbit, pasti ketagihan nulis lagi. Pengalaman saya sih gitu. hehehe ... cerpen jalan, novel pun pun jalan. kan asyik tuh? :D
Moga aja jadi pemicu buatku rajin nulis lagi hihi... hayoo ah, ila. kapan novelnya? ekeke... :))

301111, 02:00

Selasa, 29 November 2011

Dear Nomention

Dear Nomention 

Kamu dimana, lagi sama siapa? sedang sibuk apa? :))
#PostinganIseng



Senin, 28 November 2011

Kunang-kunang Tanpa Cahaya

Ketika kunang-kunang tak memiliki cahaya, ia hanya terbang sendiri, meraba-raba dalam gelap, tak dapat ia temukan kawanannya, sebab pijarnya telah lenyap. 

Bukan, bukan matahari yang ia inginkan, tapi hanya sedikit pendar cahaya tubuhnya untuk dapat kembali hidup sebagaimana mestinya, dan kembali bersama kawanannya terbang indah menerangi gelap malam 

(Kunang-kunang Tanpa Cahaya -Asya Mujahidah)


Dua atau tiga tahun yang lalu, aku lupa kapan tepatnya kamu mengirimkan draft naskah novel itu ke emailku. Pertama baca tersentak dan takjub, kamu tahu aku sudah berdoa agar buku ini masuk ke jajaran buku-buku terbaik di sebuah penerbitan besar suatu saat nanti. lalu tiba-tiba pertengahan oktober kamu mengabariku tentang berita bahagia itu.

"Novelku terbit, bu! Nanti beli ya!"

Aku yang kaget cuma balas sekenanya, "Yang novel mana, bu?" hihi...maafkan karena ga titen. :P

Aku kira novelmu yang Kupungu, novel yang kamu tulis setelah menikah. Ternyata justru yang Kunang-kunang Tanpa Cahaya. Novel yang berkisah indah, novel yang membuatku takjub dengan sebuah jalan hidayah yang Allah berikan pada siapa saja yang mau mencariNya.


Lalu kamu bertanya tentang kesanku pada novel itu. Aku gelagapan. Entahlah... Aku merasa aku kehilangan diriku sendiri. Diriku yang dulu. Sebelum ini.Yang kata seseorang "sok idealis". Skrg justru makin tak idealis. T_T


Kamu tahu, kadang aku merasa aku menjadi kunang-kunang yang lelah mencari kawanannya yang hilang. Kumpulan kunang-kunang dengan kilauan cahayanya yang indah. Aku kehilangan cahayaku belakangan ini, duniaku mendadak jadi abu-abu.#euuh, pengen ketok jidat ke tembok

Mungkin ada benarnya aku mencari kawanan lain, tapi itu jauh lebih buruk. Aku justru akan semakin menjauh dari kitaran frekuensi cahayaNya. Dan itu sangat menyedihkan.  Mengedepankan dunia untuk menggapai impian. Padahal impian bisa dicapai dengan mendekat padaNya.

Hai, bu... Doakan aku yaa. Aku hanya butuh doa darimu. Mgkn juga nasihat.

Sampaikan pada bermilyar kunang-kunang yang kau temui kemarin saat bedah buku  bahwa di genggaman tangan mereka terdapat berjuta inspirasi kebaikan. Sampaikan bahwa dunia menanti kiprah mereka untuk menjadikan dunia ini lebih indah dengan cahayaNya. Aku tahu Allah sayang sekali denganmu maka dikabulkannya doamu dengan terbitnya buku ini. Barakallahu, bu. Aku banyak belajar darimu sejak pertama kali kita berkenalan dulu. Semoga Allah selalu melindungimu dan mengumpulkan kita di tempat terbaikNya nanti. Aamiin :)

~Untuk Yuni Astuti a.k.a Asya Mujahidah~


Semarang, 281111, 12:52

Minggu, 27 November 2011

Sebelas fakta diri

Bismillah... 

Setelah ditunda-tunda selama beberapa hari, akhirnya punya mood untuk ngerjain PR dari mba ketty. hihi.. maafkan ya, mba. maafkan kalo aq ngerjain PRnya lama. :D #jangan dijitak. wkwkwk... :p 

 Oke, 11 fakta tentang diriku :

 1. Pakai kacamata sejak kecil. sempet minder juga  di kelas pas  pertama kali pake, dan nangis. haha... abis itu dideketin sama bu guru diingetin tetep cantik kok walo pake kacamata. Makasih pujiannya, bu. setidaknya setelah itu aq ga nangis karena shock harus memakai kacamata. :D

2. Pernah dioperasi amandel di tahun 2008. Kata temenku yang biasa mbekam, seharusnya ga perlu di operasi, asal makanannya dijaga, ga boleh pedes, es, apalagi yg pake penyedap rasa. Tapi karena bandel dan masih suka melanggar pantangan, akhirnya tiap bulan selalu kambuh sakitnya. Dipikir2, udah ga tahan sama sakitnya, jadi akhirnya ambil keputusan buat operasi. Dan sms yang bikin ketawa pas abis operasi adalah "kamu udah bisa ngomong?" wkwkwk... si mas sepupuku yang baca sms dr temenku itu nimpalin, "ky, kamu ya udah bisa ngomong dr sejak kecil lah ya. :p" ada2 aja. udah tau abis operasi sakitnya masyaAllah, ga bisa buka mulut untuk bersuara apalagi makan. Setelah 5 hari baru baikan. Alhamdulillah... 

3. Anak pertama dari 4 bersaudara. Terobsesi pengen punya kakak laki2, tapi  ga mungkin yaa, lah kan aq anak pertama. :p
4. Selalu makan dengan didampingi sambal. Maklum.. orang pantura (Tegal). :D
5. Kecanduan internet 
6. Pengen nikah segera :"> Udah sejak umur 18 bilang pengen nikah, ampe skrg belum dikasih, hihi... Moga doa awal tahun baruku kali ini dikabulkan ya Allah. Aamiin.. :D
7. Punya mimpi pengen ke Jerman dan Paris didampingi suami 
8. Pengen punya perkebunan teh dan perusahaan teh di Lembang Bandung
9. Sedang berusaha melupakan seseorang. :))
10. Koleris melankolis(ini gimana ya nggambarinnya? :D)
11. Penikmat rembulan, senja, hujan dan puisi

Udah ya, mba Ketty.. PR nya udah kelaaarr.. ;D

Untuk meneruskan PR ini, aq kasih pertanyaan ini ya... hehe

Sebutkan 11 buku dan 11 film yang menginspirasi dalam hidupmu dan sebutkan alasannya ;)

PR nya diteruskan ke :

1. Chika
2. Kak Baha 
3. Una 


Oke, segitu aja dulu hehe... Met ngerjain yaaa , teman2.. :D

Semarang, 271111, 13:25


Sabtu, 26 November 2011

Antara perkebunan teh dan gumpalan obsesi

menyeduh teh hijau

Antara perkebunan teh dan gumpalan obsesi

Pagi masih berembun, ketika kami memulai langkah pertama untuk kembali ke pondok. Titik-titik bening di dedaunan tampak berkilauan ditimpa sengat sang mentari di hutan merapat dan kemudian akan segera hilang terserap panas. Kicau burung tetap terdengar sepanjang perjalanan. Aku lebih banyak berjalan di belakang bersama Aida, karena aku memang lelah.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Sekar?" pertanyaan itu terlontar ketika dia melihat aku lebih banyak termenung di sepanjang jalan.
"Lembang, kebun teh." jawabku pelan. Aku jujur, karena memang itulah pikiranku sekarang.
"Apa yang kamu tahu lagi tentang teh, hm?"
"Eemm... aku yakin apabila diadakan jajak pendapat minuman yang paling banyak penggemarnya, pasti teh menduduki peringkat kedua setelah air putih. karena rasanya cocok untuk segala lidah."
"Terlebih lidahku.. hehe...", selanya.
"Hehehe...aku kini lebih banyak tahu  tentang teh. Apapun jenisnya, semua berasal dari satu pohon, yaitu Camellia Sinensis. yang membedakan adalah lokasi penanaman, kondisi tanah, iklim dan pemrosesan. Orang mengenal ada 3 jenis teh yang poluler. teh hitam, teh hijau, dan teh oolong. Jenis itu dihasilkan karena pemrosesannya berbeda."

hamparan hijau perkebunan teh

Aku diam terpekur, mengais potongan teh yang terserak diantara obsesiku. Apalagi saat berpikir bahwa nasib teh akan memburuk jika terus dipetik tanpa upaya peremajaan. Makin rendah kualitas. Selalu begitu jika tiba-tiba memikirkan teh dan sepetak tanah.

"Lanjutkan dong! Kalau teh hijau bagaimana?"
"Iya,, iyaaa... Teh hijau , diproses tanpa fermentasi,dan yang dipetik daun muda. Petani Lembang menyebutnya pupus atau daun satu. Seduhannya berwarna kuning-hijau pucat, rasanya lebih sepat. Dan sisa seduhannya masih berwujud lembaran. Teh hitam diproses dengan fermentasi penuh. Warna yang dihasilkan dari seduhannya merah pekat. Sedangkan teh oolong diproses dengan setengah fermentasi. Orang biasa menyebutnya teh gunung, warna seduhan merah agak kuning. tapi dari ketiganya, teh hijau yang paling banyak fans, terutama orang Asia, karena aromanya alami dan bermanfaat untuk kesehatan. Terlebih -lebih di Cina dan Jepang. Lalu menyusul orang barat setelah tahu hasil riset menyatakan bahwa teh jenis ini bisa menurunkan risiko kanker. Trus....apalagi yaa... Oh iya, teh oolong bermutu paling baik dihasilkan Cina, India, Taiwan. Aku jadi ingat ceritamu tentang Farmland. Jenis ini unggul di budidaya perkebunan dan teknologi pemrosesan."

"Trus, rencanamu?"

"Aku belum punya rencana banyak. Yang jelas, keinginanku adalah menolong petani kecil supaya penghasilan mereka membaik. Aku ingin membuat perkebunan teh seperti di Taipei, disana ada Mucha, perkebunan teh milik rakyat (recreational farmland). Tujuannya, untuk menarik wisatawan supaya berkunjung dan membeli hasil petik teh milik rakyat. Juga membekali banyak pengetahuan kepada masyarakat setempat tentang bagaimana  penanaman, pengaturan, dan perawatan supaya hasil dan keindahannya terjamin. Lalu, ada juga demo mengecong  atau menyeduh teh supaya enak. Dengan begitu, petani teh percaya diri, cinta produk sendiri, dan semakin profesional menghargai turis domestik maupun asing. Aku membuka lapangan pekerjaan bagi petani-petani kecil itu, dan aku juga berpenghasilan. Aku berharap tanah yang hendak dibeli segera mendapat kecocokan harga. Kurasa tanah itu mencukupi."

Aida tersenyum mendengar penjelasanku. Aku menghela napas. Masih sangat jauh rasanya aku bisa merealisasikan rencana itu. Persoalannya, bukan hanya lahan atau  operasional pemrosesan saja. Tapi pemasaran juga merupakan persoalan yang sama penting.

Aku tahu, manusia tergantung pada impiannya. Dan aku ingin impianku terwujud. Suatu saat nanti.

[rindu  menyeduh teh hijau. persediaan tehku sudah habis..:( ]

Sekaran, 18 Maret 2009, menyemai pucuk-pucuk impian mekar satu persatu. 

Taman Poci -Alunalun Tegal
Suasana pengolahan teh di dalam pabrik

Kamis, 24 November 2011

Titik : Sebuah Akhir Pencarian

Beberapa Minggu lalu, sebuah tag wall masuk ke fb ku. Seorang sahabat ku-arnida- mengingatkanku pada sebuah note yang dia tulis tahun lalu. 

Di sana aq masih ingat ada komentarku. Sungguh, satu tahun itu cepat sekali. Banyak perubahan, banyak keinginan, banyak harapan. Dan tentu saja doa itu masih sama. Hanya, jawabannya masih entah di mana. 

Lalu kulihat lagi jawabanku tahun lalu, saat dia menulis note " Am I Ready?" 

Jawaban panjang kutulis di kolom komentar, sambil mengutip tulisan asti di kolom notenya.

Titik. Karena semua cerita ini berawal dari satu titik. Titik di mana aku berhenti mencari. Bukan titik akhir dari sebuah pencarian. Melainkan titik di mana aku benar-benar berhenti. Tidak ada lagi cerita untuk mencari yang terbaik. Pencarian semacam itu hanya akan mengulang mitologi Sisifus yang mendorong batu besar ke puncak bukit hanya untuk melihat batu itu menggelinding ke bawah. Setelah batu itu sampai di bawah, dia dorong lagi ke puncak. Sebuah proses tanpa titik akhir.


Sampai pada titik ini, cerita yang ada belum tentang cinta, tetapi tentang kepasrahan dan keikhlasan. Karena pada saatnya, cinta akan punya cara sendiri untuk menemukan jalan.


Titik.


(lanjutane di mp asti)

kesiapan berbanding lurus dengan kedewasaan berpikir. menurutku sih gitu, nid. oya, aq setuju dengan asti, dulu pernah baca di mp nya.

menurutku sama, di usia kita yang sekarang,bukan waktunya lagi untuk mencari yang terbaik. yang terbaik itu dibentuk dari proses trial eror, bukan langsung jadi bagus. karena itu,menyamakan persepsi itu jauh lebih bagus dibandingkan mencari (lagi) yang lain yang lebih bagus. disini ada hukum efektifitas waktu. fokus kita bukan mencari yang bagus, tapi membaguskan diri dan pasangan, yah seiring waktu. :D

***
satu tahun sudah lewat... siapkah aq? 


seperti jawaban erly di note nida kmrn, jawabanku sama. seharusnya 1 tahun mengajarkan banyak hal, termasuk masalah kesiapan. Rabbana, mudahkanlah langkah gadis2 kecil ini menapaki takdirmu selanjutnya... :)


jawabanku sekarang adalah.. yes, I'am ready. Ngutip "Timbang dan hitung yang keras itu harus, lalu genapilah dengan keberanian..."...
klo udah setahun jawaban'y masih bimbang jg,, berarti aq ga belajar untuk mempersiapkan diri dong... (tp tetep aja ga boleh pasrah, harus menilai dengan cermat proposal yg diajukan, dan istikharah tetep jalan.. ^_^)


241111, 00:38 
Nb : link note nida diarahkan ke blognya, soalnya note dia diprotect buat temen fb aja. :P 


Sepenuh keikhlasan, satu tujuan, hanya Allah saja…
Allah saja.
“Faidzaa azamtu fatawakkal ‘alallaah...”