Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Selasa, 22 Juni 2010

Ideologi dalam Perspektif Islam (hasil diskusi dengan Yuni)



Menurut Yuni, pertama kita harus samakan persepsi. Apa itu ideologi? Sepengetahuan Yuni, ideologi adalah pondasi yang punya seperangkat aturan yang khas. Dari sana, tercipta aturan-aturan tentang hidup, semua aspek kehidupan diatur didalamnya. Sepakat?

Nah kalau definisi ideologi seperti itu, maka di dunia sekarang ini cuma ada 3 ideologi yaitu kapitalisme, sosialisme, dan islam. Kenapa ketiganya disebut ideologi? Karena mereka punya dasar-dasar dan punya peraturan hidup. 

Kapitalisme , apa yang terbayang dalam benak ila? Gantian dulu dong ngomongnya. Eike kan sedang diskusi, bukan seminar. :p

Kapitalisme punya dasar yaitu memisahkan agama dari kehidupan, dengan begitu mereka bisa leluasa mencengkeram negara-negara lain. Sesuai dengan sifat ideologi, adalah untuk menyebarluaskan ideologinya itu. 

Sosialisme, mendasarkan ideologinya pada kekekalan materi, bahwa tidak ada yang menciptakan kecuali materi itu sendiri. Percaya pada dialektika materialisme, yaitu pertentangan 2 hal secara terus-menerus yang menghasilkan sesuatu hal baru. Semboyan sama rasa sama rasa muncul akibat ketidaksukaan pada kapitalisme. 

Islam, punya fikroh dan toriqoh. Punya ide-ide yang bisa dipraktikan dalam seluruh aspek kehidupan. Idenya, rukun iman, rukun islam, dengan banyak aturan tentang kehidupan, metode menyebarkannya adalah dengan dakwah. Maka orang punya ideologi, akan memecahkan setiap masalah dengan ideologi yang dianutnya. Tidak bisa setengah-setengah, misal orang kapitalis,dia akan memisahkan agama dari kehidupan. Makanya, kenapa ada orang yang serba bebas, dan permisif. Karena dia punya ideologi kapitalisme.  Permisif , serba boleh, gaul bebas boleh, dugem, drugs, dsb. Tanpa merasa diawasi oleh Allah, karena menganggap agama hanya milik ulama atau rahib-rahib yang tak ada dikehidupan umum. 

Begitu pula dengan orang yang ideologinya sosialisme. Islam juga demikian, tapi kalo ada orang Islam  yang tidak mengembalikan semuanya kepada Islam tapi malah cenderung ke kapitalis atau sosialis, artinya dia belum menjadikan Islam sebagai ideologi, hanya agama. 

Fikroh ibarat pekala dan metode ibarat badannya. Islam yang hanya teori dan tidak diterapkan , ibarat kepala tanpa badan dan Islam yang tidak menerapkan ide-idenya , ibarat badan tanpa kepala. 

Ideologi Islam jelas beda dengan ideologi lain. Islam itu sesuai dengan fitrah manusia(salah satunya fitrah mensucikan sesuatu, maka penampakannya dengan ibadah). Islam juga punya pemecahan dari setiap permasalahan dan solusinya itu benar. 

Pertama sekali, kita harus menjadikan Islam itu pemikiran kita. Artinya, kita yang selama ini menganggap Islam cuma agama, maka anggapan ini diubah. Berarti cara kita berpikir berubah. Pahami Islam seutuhnya, dengan pembinaan yang rutin. 

Ideologi harus dilawan dengan ideologi. Umat Islam harus sadar kalau hanya Islam yang harus dipegang, bukan yang lain. Pemahaman ini butuh waktu dan proses pembinaan. Dakwah adalah jalannya. 

Kapitalisme : memisahkan agama dari kehidupan. Dia muncul dari masa kristen. Dikesampingkan akibat iptek dibatasi. Contoh, Galileo dibunuh karena teorinya yang mengatakan bahwa bumi itu bulat. Bertentangan dengan gereja. Maka, agama tidak boleh ikut campur dalam kehidupan.

Kalo kapitalis: membebaskan masyarakat  buat mencari keuntungan sendiri. Kalo sosialis justru mengekangnya. Negaralah yang mengatur keseluruhannya. Sampe2 kita harus kerja sesuai yang disuruh negara. Misal di negara Cina. Semua warga harus nanam padi, dll. Jatah makan juga dikasih. Gak ada kebebasan  untuk bekerja.

Jelas kapitalis dan sosialis gak sesuai dengan fitrah manusia. Mengesampingkan peran Tuhan didalamnya. Inget Marx yang berkata bahwa agama adalah candu. Ini karena adanya kapitalisme. Hampir gak ada kebaikannya. Kecuali hanya Romantisme  biadab yang tidak memahami potensi manusia. Kapitalisme lebih mirip sosialis, bahkan lebih ganas. Sosialisme, lebih mirip kerangkeng munafik yang menafikan adanya pencipta. Nietzhe pernah berkata bahwa Tuhan telah  mati. Nyatanya kini Nietzhe telah mati.

Saya belum begitu paham sama jalan pikiran Sukarno Hatta. Tapi kalau dilihat-lihat memang sekuler. Misalnya, dia adalah sahabat dekat Kemal Attaturk. Lalu dengan mengingkari janjinya pada Daud Beureuh untuk menerapkan Islam di Aceh. Keputusannya mengubah piagam jakarta juga tak lepas dari pemahamannya kan? Padahal saat itu dia pemimpin kan?

Bukankah sistem di negara kita sampai sekarang juga sekuler? Begitu banyak yang phobia pada Islam. Denger kata Islam langsung tutup telinga. Upaya menjauhkan Islam dari masyarakat sudah ada sejak zaman penjajahan. Dalam bidang ekonomi, kita sudah terbuai dengan ekonomi kapitalis. Pendidikan dan kesehatan juga diperjualbelikan. Sosialis komunis, muncul sebagi reaksi terhadap hegemoni kapitalis, sejak revolusi industri dan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Upah buruh-buruh  menjadi murah bahkan gak ada harganya. Mereka berontak. Akhirnya yang berkuasa sekarang adalah sosialis komunis. 

Ada perbedaan antara sosialis komunis, kalau sosialis masih percaya pada Tuhan, kalau komunis tidak percaya pada Tuhan. Pada kenyataannya, orang komunis justru menyembah perintis ideologi itu sendiri. Di Rusia, mereka  menyembah patung Lenin dan Stalin. Semboyan mereka , sama rata  sama rasa.


(sampe segini aja dl ya... capek euy  ngetiknya.. dilanjut kapan2 ya... :D)


Sekaran, kamar tercinta, 18 Nov ’08, 21:58:53 ~Belajar lagi ttg ideologi. Sebuah sapuan pemikiran untuk kearah yang lebih baik. Islam is my way of life!~



NB: Hasil diskusi begadang semaleman (dilanjut semaleman lageee ... :D ) ttg ideologi dalam perspektif islam dengan my sistah, Yuni Astuti. Makasih banyak ya, Bu...!! ^^ Dah bantuin kasih banyak informasi ttg ini. Jadi gak bengong2 amat pas masuk STIPOLID (Sekolah Tinggi Ilmu Politik dan Ideologi-nya KAMMI) . Hehe... Gak diem2 amat pas ditanya pak Agus Yahya, pak Ketu KAMMI Unnes. Padahal boro2 deh ikut screening, bc buku2 yg ditugasinnya aja blom sempeeett. :D (minimal baca 3buku , bo! ) Hihi.. sapa suru gak ikutan TM-na. (Jd gini kan, La?? :p ) Hatur Tengkyu buat temen2 yang lain juga yang udah kasih banyak penjelasan ttg tema ini.  Jangan kapok kalo ditanya sama Ila lagi yak! ^^

Jumat, 21 Mei 2010

Belajar menjadi ‘perempuan’, so what gt lho..??!




Usai membaca tlsn di blog yang membahas kontroversi seputar film ‘perempuan berkalung sorban’,  yang berjudul perempuan berselimut kain perca, maka kali ini, saya bukan ingin membahas kontroversi film itu lagi. Tapi saya malah tergelitik untuk kembali mengingat masa2 dimana saya belajar menjadi sepenuhnya ‘perempuan’ (Hhe?? Kok bisa? :D) dan ingin menceritakannya kembali sbg bahan introspeksi diri saya....Hehe... ;D

Saya jadi teringat dgn istilah selimut perca yang dulu pernah dibahas oleh salah seorang teman MP, tulisannya ttg  cerita bahwa beliau sebagai seorang ibu RT ditengah kesibukan kerja-nya di LN, menyempatkan diri untuk belajar menjahit selimut dari kain perca pada seorang teman bule-nya.

Pertanyaan yang terlintas saat itu adalah, “Haaa... masa sih, kain perca bisa dijadikan selimut yang bagus??” Hei.. jangan salah terka yaa... ternyata justru dari banyaknya kain yang tersulam menjadi satu kesatuan yang utuh, saya malah tertarik dengan ‘unik’-nya motif yang terjalin... Gak ada bandingannya gt lho di Supermarket atau Mall-mall sekalipun..  Soalnya motifnya cenderung ‘nyleneh’... Hihi.. ^^

So, apa hubungannya belajar membuat selimut perca dengan belajar menjadi ‘perempuan’? :D  Nah, itu dia... tiba2 saya jadi teringat pada masa dimana saya masih muda.. (ciyeee... cicuwiiittt..:P ), maksudnya maaah.. Pas masih skula duluuu... Jadul kala gt... hehehe...

Jaman pas masih SD, praktik yang masuk mapel ketrampilan itu, cuma ada 3, seni suara, seni kerajinan tangan, sama memasak, ... :D Biasanya sih, diselang-seling gt. Jadi gak semua bisa dikerjain dalam satu cawu (dulu masih pake sistem Cawu-Caturwulan yaa? :D).

Nah.. giliran ujian seni kerajinan tangan, masuk nilai ujian praktik di raport, so... berbondong2lah para pencari janur kuning ‘dadakan’ buat dijadikan prakarya.. Ada yang sampe misah-misuh dan ngrayu sama tetangga yang punya pohon kelapa :D, minta diambilin (Hihi.. keliatan gak modal bgt ya?), atau kalo mau enak sih sebenernya bisa aja beli di jalan Ayam, (eh, ini tuh dideket pasar mana ya? :D saya belum pernah kesana je.biasanya cuman nitip ae....)

Biasanya pilihan untuk membuat prakarya pake janur kuning itu, ada macem2 modelnya... mau dibikin walang(belalang), keris Jawa, sarung ketupat, hiasan pengantin yang bentuk dibawahnya kayak lampion dgn diselingi buah2an, mirip yang ada di Bali, yang buat sesajen itu- coba liat di iklannya AXIS versi Kiara- , (hmmm... kalo yang ini mah ribet, kayakna gak pernah ada yang bikin deeh.. ehehe), truuus... hm... bentuk yang lain lupa euy... :D biar gak ribet2 amat, biasanya sih daku milihnya yang keris aja. Sing penting, simpel gt loh... (Hohoo.. padahal bilang aja iLa gak bisa bikin walang pake janur :p)

Ternyata, efek positif dari belajar membuat kerajinan dari janur itu, salah satunya yaitu... bisa mengemat pengeluaran menjelang lebaran, lho.. :D Soalnya, kalo pengen murah, mending beli aja janur yang masih panjang2.. belum dibentuk jadi sarung ketupat, trus, bikin sendiri deh dirumah, harganya jelas jauuuh beda dengan yang sdh jadi. Makanya, kadang suka ngiriii sama tetangga sebelah rumah, Hiks...kenapa dulu gak niat belajar bikin sarung ketupat ya? Kan lumayan tuh, sekalian ngirit duit gt. :D (termasuk seni manajemen rumah tangga kan yaa? Hehe...)

Trus, pas sesi ujian praktik masak-memasak.. nah, ini dia yang seru. :D Bisa dibilang yang paling hobi makan yang harusnya hobi masak juga. Hoho.. tapi ini gak berlaku buat saya.. soalnya, jaman masih sekecil itu, biasanya kalo dirumah, ibu yang masakin dong, masa saya? :P

Jadi, sekelompok itu (biasanya 6-8 orang), malah ‘dipaksa’ belajar masak.. padahal anak kelas 6 SD tuhh, disuruh bawa panci, wajan, pisau (heh? Buat apo, La? Yooo buat rajang2 brambang+cabe lan sodara2ne laah...:D masa mau rajang2 dikau? :P) , bawa telenan, dandang, kompor, piring, gelas, ember...(yang ini mah buat nyuci perkakas kalo udah dipake masak...) juga ke sekolah... Haha... ribet toooh? Apalagi sampe harus bela2in bawa semua itu dari rumah ke sekolah jalan kaki.. weew... Diliatin orang gt... Euuw.. Maluu.. *_* Dikiranya mau minggat ajaa. :D

Upst...  masakannya kali ini, masih termasuk simpel, cuman bikin ketoprak (tau kan yang namanya ketoprak? Yang mirip gado2, pake nasi, dicampur krupuk sama sayuran+sambal kacang), waaah, saking kreatifnya, bikin sambalnya dirumah. Hihi.... lagian boleh kok sama bu gurunya, :P

Jadi bikin nasi-nya, di skula, tempat-nya gak strategis bgt, masa tempat-nya di perpus (dialihfungsikan sementara jadi tempat masak2) deket WC? Aww... kacau nian, tapi yang lebih parah lagi sebenernya bukan masalah tempatnya, tapi masalahnya, angin diluar saat itu kenceng, lagi musimnya kali ya, jadi bikin api aja gak jadi2... di perpus aja gak jadi, apalagi di halaman sekolah... T_T

Sampe tuh kompor harus diungsikan ke tempat lain, kemana lagi kalo bukan di deket kantin skula. Lumayan, teduh tempatnya, gak kenceng jg angin-nya, cz beda arah mata angin, :D Untungnya, anak si ibu kantin ikut kelompok kita, jadi terselamatkanlah semuaaa....^^

Bagian rajang2 bahan di kelas, ada yang misahin taoge dari kepalanya, trus, ada yang rajang2 tahu jadi kotak2, plus rajang2 juga bawang + cabe.. Ini sungguh penyiksaan! Cz yang paling menyebalkan sebenernyaa, bagian misahin kepala taoge itu, lama bgt  sekitar 15 menitan baru dapet ¼ kg... :D (Eh, itu termasuk banyak kali yaaa... hehe...Abis kerjanya juga keroyokan siih...), trus, pas sesi kupas dan potong bawang merah, merah nian mata iniii...gak kuat pedes-nya, berair deh..T_T (untung gak ada sesi motong jari tangan jg ya? Kayak di kisah nabi yusuf... Eleuuh, Saking terseponanya...;)) untung masih inget kalo yang dipotong tuh sayur mayur lauk-nya. Haha...)

Sesi masak-memasak itu baru sekelumit cerita, cz ternyata, di SMP, mapel yang sama, juga ada.. gak jauh bedaaa... cuman kali ini, bedanya, kita pas kelas 1 SMP, diajarin bukan masak makanan, tapi seni makan di meja makan.

Jadi di buku Tata Boga SMP yang covernya seingetku, beraneka macam masakan (e.g. nasi tumpeng dan saudara2nya...), diajarin gimana meletakkan sendok+garpu+pisau (yang jelas, sendok dan pisau-nya gak cuma satu macemm, tapi hampir berpuluh macem, sampe bingung mbedain pisau yang  buat motong buah itu yang mana, yang buat motong daging mana, buat motong roti itu yang mane? :P ), piring dan peralatan dapur lain juga gt... (ada yang mangkuk khusus untuk sayur, piring untuk menyajikan ikan, untuk dessert, atau untuk yang lain, lupa apa aja...).

Ehhm... soal penataan dan kegunaan gelas jugaa... (buat es cream, buat kopi, buat minuman dingin? Gelas piala buat apa ya? :D... dsb..dsb...)  , bahkaaann... serbet makann juga diatur penataannya! Dekat piring ada, buat habis cuci tangan ada, buat diletakkan di leher juga adaa... (heh? Emang kayak adek bayi apa ya? Makan pake ada serbet dileher segala??), buat ditaruh di paha juga ada... (biar makanannya gak ngotorin baju kali ya? ;D)

Hayaaahh.. Apa setiap kali ingin makan pun harus diatur kayak Putri Keraton ya?? Bingunggg saya.... T_T  Hoho.. lebih bingung lagi, sebenernya, kalo semua itu diterapkan dlm keseharian. So...berapa lusin nih perkakas dapur yang bakal dipakai dan harus dicuci tiap kali makan ya? (^^;)v

Juga di mapel Tata Boga itu, diajarkan pula bagaimana memilah bahan makanan yang baik dan benar serta halal! semisal, daging (ada banyak macamnya, e.g. ayam, bebek, kambing, sapi, dsb) yang baik itu seperti apa, ada ciri2nya... biasanya kalo daging  yang baik itu, yang warnanya merah muda... (bener tak ya? :D), ciri lainnya lupa2 dikit... ^^v

Trus, buah dan sayuran yang baik dikonsumsi juga, jadi... ada cirinya, bisa diterka dari luar.. Hmmm, ternyata hal seperti ini perlu lho, cz kalo gak, bisa saja kita keracunan makanan karena gak tau milih bahan yang baik itu seperti apa, misalnya, ikan yang baik dikonsumsi itu, yang segar, matanya bening, sisiknya gimana, dsb, trus... buah juga, kalau misalnya kayak singkong, ada yang bolang2 warna kebiru2an, itu artinya ada zat yang gak baik dikonsumsi tubuh. Jadi gak baik untuk dimakan.

Hmm... ternyata kalo diinget2, hampir semua bahasan di mapel Tata Boga pas kelas 1 SMP  itu, sekarang pas kuliah , diterapin dong... gimana nggak, klo di Pesma Basmala (Pesantren Mahasiswa) kan masak sendiri, jadi ya harus pinter2 milih bahan juga dong. So, satu bekal lagi bertambah, yap blajar masak! ^^

Sekarang, adalagi yang lain, sesi ketrampilan-nya pak Wintolo, guru kesenian sekaligus wali kelasku pas SMp kelas 1 dulu, ada pelajaran ini.... saat pak Win berucap... “Menisik adalaaahh...” sambil mengayun2kan kapur putih ke papan, seakan sedang membaca mantra paling ajaib seumur hidupnya.. :D

Hei kawan, tau gak, artinya menisik? Ada bedanya antara menisik dengan teknik jelujur, rantai, dsb...Banyak tekniknya, dan kini pun, saya sudah lupa apa saja nama2 teknik menjahit itu (kalo saya lebih suka menyebutnya teknik menjahit.... lha wong emang buat jahit pakaian kok... :D) Sayangnya, saya cuma praktekin teknik2 ini kalo pas baju ada yang robek dan gak sempet ke tukang jahit. Jadi ilmunya belum terealisasi dgn baik... Maybe perlu belajar lagi ya... ^^ (Catet Laaa, cateettt!!)

Lain level, lain pula guru, dan teknik yang diajarkan, kalo bu Triatin, guru seni dan sekaligus guru Tata Boga-ku juga pas kelas 2 SMP, masakan yang diajarkan lebih ke makanan kering, dan kue2... jadi kue tart, black forest, kue kering untuk lebaran semisal nastar, putri salju, dsb.


Jadiii... gak ribeutt lagi dengan tata cara makan yang baik ala Putri Keraton. :D Dan bisa diterapkan di waktu2 istimewa.. heuheuheuu... kayak pas lebaran idul Fitri, kan gak perlu beli kue2 yang harganya melangit! Mending beli bahan dasar aja, trus bikin sendiri deh, nah, itu baru bagus! Ngirit ongkos! Hohoo... :D

Soal kesenian, pernah diajarin pas kelas 2 itu, bu Triatin Herawati (wali kelasku juga...:D) nyuruh anak2 didiknya bikin kerajinan tangan pake apa aja terserah, mau pake teknik pahat untuk bahan kayu (boleh kayu jati, meranti, atau kayu mahoni) , atau pake bahan gips juga boleh..

Nah, itu dia masalahnyaaa... mana ada anak cewek yang biasa dan bisa pegang Tatah (ngerti kan apa itu tatah? Buat mbentuk kayu itu loh... ) buat mbentuk kayu jati yang panjangnya gak lebih dari 25 centi itu, biar bisa jadi seni ukir yang indah??

Asli niatnya mau bikin gambar face-nya Si Bobo, cuman gak jadi, cz terlalu ribet, akhirnya, jatuhlah putusan buat bikin gambar bunga aja... Eleuuh eleuuuh, ternyata oh ternyataaa... anak2 tuh, pada gak bikin sendiriii! (Idiih, curang ih, pada dibikinin tukang .. ya iyalah jadinya bgus gt.. :P) Ada sih yang bikin sendiri, tapi biasanya hasil yang bagus itu, yang buat tuh cowok.. Hehehe.... (Nah, ini baru sesuai kodrat! :P)

Kalo bikinanku, berantakan.. Haha, soalnya, natahnya aja sampe berminggu2, tapi hasilnya tetep aja gt, tatahnya kan berat, biar kayunya diketok dan keukir bgs, perlu sampe ke detail2nya juga, trus buat menghaluskan , ada tatah lain yang lebih tajam dan biasanya ada nomor serinya juga... Lha, saya cuman beli satu doangg... Yang tatahnya ukuran sedang, jadi hasilnya acak kadut gt. :D Maklumlah... anak cewek, jadi gak bisa pake tatah itu wajar toh? :P Habis hasil ukirannya selesai, dipelitur (bener gak nih istilahnya??) juga, ini bikin sendiri, jadi warnanya... hehe... coklat agak kehitaman... (yah, masih lumayan laaah... daripada iteng ;))

Trakhir kali, kayu itu yang diblakangnya dipake buat kasih nama sama kelas, malah pas awal kuliah buat media kerajinan lain, buat bikin kerajian dari bahan dasar bubur kertas, seingetku, dibikin gambar mickey mouse deh... Ada tulisan HIMATIKA UNNES 2005 juga. Dulu semua barang2 kerajinan temen2 pas OKKA (Orientasi Kehidupan Kampus), ditaruh di sekret HIMA, tapi gak tau skrg, maybe dah menghilang atau malah terbuang seiring berjalannya waktu... T_T

Upst! Back to the topic ya, dari semua keahlian tadi, ya milih bahan makanan, masak2an, sampai penataan tempat makan, (sebenernya ada juga seni penataan dapur yang baik dan benar sesuai kaidah yang tepat, cuma lupa apa aja... :D) , dan seni menjahit (ini mah yang diajarin kan yang manual,pengen euy pake yang mesin, cuma pernah tuh, akhirnya malah jarumnya patah2 mulu. padahal satu jarum itu setau saya, mahal harganya), sebenernya masih banyak lagi yang lain yang perlu seorang perempuan wajib  bisa (kalo menurut saya sih semua yang diatas itu wajiiiibb exp. natah kayu kali yaaa, :D ), itu bekal, paling nggak dalam kehidupan ber-mahasiswa, belajar jadi nyonya rumah-lah, :D Cuman gak tega aja sih kalo harus nyiapin semua perkakas yang bejibun gt, hanya demi sebuah acara makan, kecuali kalo itu penting2 bgt sih gpp... ^^

OKe, See YoU  ya... Lain waktu iLa juga masih pengen belajar seni masak-memasak, cuman ada yang mau ngajarin gak nih? Hihi.. ^^ Secara, paling males kalo disuruh baca koran NOVA buat nyari resep2 masakan yang kayaknya variasinya itu2 aja.. :P , atau nodongin Tv  pagi2  pas Weekend buat mantengin si Koki Ganteng Bara Patiradjawane itu bikin kue2 yang nyummyyyy..:D  Hehe.. abis, si Koki suka pake bahan masakan yang aneh, dan susah dicari, kecuali musti pergi ke Mall dl baru dapet tuh bahan. Aduuw, gak deh kalo gt ya,  mending yang simpel bahannya dan ‘mak nyuus’ kalo dibikin masakan. So, ada yang punya resep masakan yang asyiik gak? Mauuu doong... ^^  Hoya, maaf yaaa... kalo tulisannya ngalar kemana2... :D Gak sengaja je.... :P


Kamar Biruku,  5 Februari ’09, 22:51,
Cuman lagi pengen review ulang pikiran ini aja..:D Uhhmm....Laper pulaa, pengen martabak maniiis..^^
~Menjadi perempuan itu mutlak kodratiku, tapi menjadi yang tangguh, itu butuh perjuangan! Smangat, La! ^^~

fototable manner-nya diambil disini, dan kuenya disini

tulisan diposting ulang dari blog mutiply lamaku

Sabtu, 08 Mei 2010

Sumpahku ketika berusia 22 tahun

Saya tidak akan membiarkan ketidaktahuan, kesombongan, atau ketakutan menghalangi upaya saya meraih hidup yang saya cita-citakan. Sumpah saya pada usia 22 tahun adalah membereskan kehidupan finansial saya, mendapatkan pendidikan, dan  memelihara masa depan saya hari ini, bukan besok. ^_^