Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 26 Januari 2011

Kantor keduaku ;)

Hai, teman... slamat pagii...
Pagi2 gini sambil nyemil oreo, saya  membuka abatasa.com, ym, dan gmail saya. 
Baru saja saya buka, ada 3 pending member yang masuk. dan 5 prospek. Woow, suprprise! 
Gini nih, enaknya kalo bisnis secara online...gak usah capek nguberin orang, ehh pada berdatangan ke web buat gabung dBC network...udah gitu, gak capek jelasin panjang lebar, ada autoresponder yang jawab..mantaabb dah dBCN..jadi bisa punya jaringan dari ujung aceh ampe papua...^_^

Pengen tau bisnis apa yang saya jalankan secara full online ini? Klik DISINI.

Produk yang ditawarkan adalah produk oriflame. Kosmetika asal Swedia.

Nah... ini nih profil singkat tentang Oriflame yang sudah eksis di Indonesia  sejak 25 tahun yang lalu. 

Oriflame Cosmetics didirikan di swedia  oleh Jonas dan Robert af  Jochnick.
Di Indonesia sendiri, Oriflame didirikan sejak tahun 1986 dan telah berjaya diindonesia selama 25 tahun. Oriflame memiliki 13 cabang dan ribuan consultant yang tersebar luas diseluruh Indonesia. Untuk saat ini, Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetika dengan sistem penjualan mandiri No.1 di Indonesia.

Oriflame Cosmetics adalah jaringan penjualan Consultant mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik berkualitas tinggi dan harga terjangkau

Banyak dari jaringan d’BC Network yang begitu ditawari pertama kali untuk menjalani bisnis ini mengatakan :
‘Oriflame ? ahh sudah banyak”
Jawaban dari kita adalah “LALU KENAPA ?”
Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa Oriflame sudah dikenal.Kita tidak perlu repot-repot menjelaskan mengenai bisnis ini ke orang lain. Cukup mengenalkan sistemnya saja dan bagaimana membangun jenjang karier di Oriflame lewat d’BC Network.


Sistem Bisnis
Ada 3 simple step yang harus kita ketahui dan kita ingat terus :
1.     Belanja produk senilai 75 BP/bulan
2.    Cari 3 orang di bawah kita  yang mau melakukan hal serupa
3.    Bantu dan support terus grup kita


Keuntungan dari Oriflame
1.     Immediate Profit (keuntungan langsung) sebesar 30% dari harga member/CPL
2.    Performance discount 3% - 21%
3.    Cash Reward Rp. 7 juta – Rp. 7 milyar
4.    Jalan-jalan ke luar negeri
5.    Car bonus
6.    LC bonus Rp. 500ribu – Rp. 2,8 juta
7.    Bonus title : 4%-1%-0,5%-0,25%-0,125%-0,625% (modul manager 18Up)

Ada 2 macam bonus yang akan diterima sebagai Consultant Oriflame, yaitu :
1.     Keuntungan langsung – Direct Selling
Atau biasa disebut laba retail, yaitu perbedaan harga pembelian dan penjualan yang besarnya adalah 23% dari harga jual (30% dari hari beli)
2.    Performance Discount (PD)
Atau biasa disebut bonus jaringan, biasanya tergantung dari berapa total BP dari jaringan yang kita kumpulkan.

Hal-hal yang perlu diketahui ...!!!
Business Volume (BV)
Adalah penjualan pada harga consultant (CP) dikurangi PPN (dapat berubah setiap waktu karena penyesuaian harga)

Business Point (BP)
Adalah nilai poin yang dipunyai oleh setiap produk Oriflame.(nilai BP tidak berubah setiap waktu untuk memastikan usaha yang dilakukan Consultant untuk mendapatkan PD tetap sama,meskipun ada inflasi)
Nilai 1 BP = 5000BV
Nilai BV dan BP dari masing-masing produk bisa dilihat di Consultant Price List (CPL) yang terbit setiap bulannya.
Jumlah BP total kita dan jaringan kita inilah yang akan menentukan besar bonus yang berhak kita terima setiap bulannya.

Perhitungan Bonus (PD)
Besar persentase Performance Discount bervariasi tergantung dari jumlah BP jaringan kita, yaitu :

Urutannya dari atas ke bawah ya (ga bisa buat tabel di sini):

LEVEL
Min BP
Jenjang Karir
Jumlah Team ±

21%
10000
Senior Manager
150 orang

18%
6600
Manager 18%
90 orang

15%
4000
Manager 15%
54 orang

12%
2400
Manager 12%
32 orang

9%
1200
Consultant
16 orang

6%
600
Consultant
8 orang

3%
200
Consultant
4 orang

Selengkapnya bisa dilihat di ebook masing-masing ya....(KALAU SUDAH JADI MEMBER)



Kalo pengen tau dan pengen gabung, yukk yukk.... klik DISINI

Ila Rizky Nidiana (Kiki)
Domisili: semarang
FB: Ila Rizky Nidiana
Email: sabilla.arrasyid@gmail.com
YM: sabilla_arrasyid
HP: 08985770228

Minggu, 23 Januari 2011

Dear Tuhan

Dear Tuhan, kalau jodoh ada di tanganmu. Bisa tolong kasih tau kau meletakkannya dimana, nanti biar aku jemput.

Dear Tuhan, katanya jodoh ada di tanganmu. Tangan kanan atau tangan kiri? Agar aku tahu apakah ia semanis madu atau seperti racun.

Dear Tuhan, jika jodoh ada di tanganmu. Tolong jangan genggam dia terlalu erat. Aku takut ia kesakitan.

Dear Tuhan, aku adalah Jodoh orang lain kan? Berarti aku ada di tanganmu. Bisa tolong cepat lepaskan aku? Dia terlalu lama menungguku.

Dear Tuhan, katanya jodoh ada di tanganmu. Semoga ia, orang yang sama yang mendiami talamus talamus di otakku.

Dear Tuhan, aku tahu ribuan doa mengantri kau baca satu per satu. Aku hanya takut dia menjadi jawaban doa orang lain yang kau kabulkan lebih dulu.

Tuhan, maaf aku terlalu cerewet. Jaga dia, untukku.

Semarang, 20 Januari 2011, 00:56
hari ini ujianmu ya? semoga lancar. bahkan aq tak bisa mengucapkannya padamu skrg. nitip ke om ilham ya?

Selasa, 11 Januari 2011

Ternyata ‘mafia kesehatan’ itu masih tetap meraja!



Bismillahirrahmanirrahiim....

Seharian ini saya hanya berkutat di dalam rumah. Aktivitas yang sama, menjaga adik kecil saya, Ilham dan membereskan seisi rumah (bener2 kayak ibu RT bgt! ^^) , karena kedua orang tua saya sedang sibuk mengikuti seminar pendidikan bertema KTI  (lupa kepanjangannya.. :D) di Slawi dan baru pulang sore hari.


Saya sedang bersiap ngeprint ‘tulisan’ yang baru dibuat Ilham di komputer, mengambil kertas HVS kosong, sampai tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah saya dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang penyuluh program pencegahan penyakit Cikungunya dan DBD yang ditugaskan oleh Pemerintah Kota. Dua penyakit-yang menurut file di komputer yang saya baca Desember lalu-itu, merupakan salah satu penyakit mematikan yang banyak menelan korban, apalagi di saat  musim penghujan begini.


Karena mengingat pentingnya penyuluhan itu, saya pun mau tak mau mempersilahkan tamu tersebut untuk duduk. Beberapa saat kemudian, ia membahas pentingnya pencegahan penyakit tersebut, dan menganggap bahwa salah satu cara untuk mencegah berkembangnya penyakit itu adalah dengan cara memberikan bubuk abate untuk ditaburkan di sumber air yang dimiliki di dalam rumah.


Saya pun manggut-manggut tanda setuju. Sampai disini, saya hanya terdiam, tak terlalu banyak berkomentar, sampai ia mengajukan syarat untuk mendapatkan bubuk tersebut, saya harus memberinya uang untuk pengganti. Per sachet-nya sebesar Rp. 2000,00. Sedang satu sachet bisa dipergunakan sampai 2 bulan. Setiap keluarga diharapkan untuk mengambil setidaknya tiga sachet.


Glek! Saya terdiam lebih lama, bukan karena terbengong mendengar ia mengutarakan syarat tsb. Tapi karena ternyata, saya mendapati fakta di lapangan yang mencengangkan! Ya, untuk mendapatkan bubuk abate itu, saya harus mengeluarkan kocek pula? Haaaahh… parah sekali ternyata negeri ini yaa?! Disatu sisi pemerintah tengah sibuk memberantas penyakit yang mewabah, dan hampir semua daerah mengalaminya dan menjadi daerah endemik paling berpotensial untuk menelan korban paling banyak, di sisi lain, oknum semacam ini malah justru asyik2an mengambil untung disaat orang lain mengalami kesulitan finansial.


Saya jadi teringat file yang saya baca tersebut. Ini dia petikan file yang saya baca bulan lalu:

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun

Departemen Kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.


Silahkan lihat petikan berikutnya:

Kebijakan pemerintah:

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:

a.)   Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.

b.)    Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004).

c.)   Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.

d.)   Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).

e.)   Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).

f.)  Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur : Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia,  Asosiasi Rumah Sakit Daerah

g.)  Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.

h.)  Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis.

i.)  Menyediakan call center Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam) DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669 DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021) 5265043

j.) Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.

k.) Mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System( EWORS). EWORS berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.


http://www.litbang.depkes.go.id/index.htm

Petikan yang saya garis tebal itu, membuktikan fakta lain. Bagaimana hasil pencegahan tersebut bisa memuaskan, jika untuk mendapatkannya saja, sebuah keluarga miskin di lingkungan sekitar tempat tinggal saya, harus mengeluarkan uang untuk membeli apa yang seharusnya menjadi haknya?

Apa gunanya mengeluarkan dana berjuta2 untuk menyediakan sarana pengasapan? Alat fogging -yang saya tahu dari Pak Eko, salah satu staff kepegawaian Dinas Kesehatan Provinsi-, harga satu buahnya sampai menelan dana 30-60 juta?? Apa untuk melakukan fogging pun, masyarakat harus ikut urun duit juga untuk membayar alatnya?? Ampunnn deeh…!

Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai adalah hak setiap warga negara. Itu yang saya baca dan cermati disetiap butir2 pasal UUD yang dulu saya pelajari di sekolah.  Lalu, apa kini itu hanya basa-basi belaka, tanpa adanya pembuktian?? Lalu , apa peran pemerintah untuk menanggulangi semakin maraknya ‘diskriminasi’ dan makin eksisnya ‘Mafia2’ di bidang kesehatan? Entahlah...  

Saya menyesalkan janji Mentri Kesehatan bahwa pemerintah akan memberikan pelayanan untuk menanggulangi bencana nasional/ kejadian luar biasa (KLB) semacam DBD dan Chikungunya tersebut, dengan tepat sasaran dan benar metodenya, blm terealisasi dengan baik.

Hhaaahh… semakin saya memikirkannya, semakin muak saya dengan fenomena ini. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menghadapi para mafia2 ini ya??





-Ila Rizky Nidiana-

diambil dari blog multiply lamaku

Bumi Bahari, 220109, 09:15, Saat bumi makin meringis menangis

~Hidup adalah perlombaan mewujudkan hak  bagi orang lain (advokasi) ~