Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Selasa, 03 Mei 2011

Berdoa di jabal rahmah untuk kebaikan anak.




Sedih bercampur geram menyaksikan tempat bersejarah bernilai tinggi seperti jabal rahmah , di kawasan Arafah, Makkah, begitu kotor dan tak terawat. Banyaknya warga pendatang bebas berdagang, membawa onta berhias bunga tanpa memperhatikan kebersihan. Onta dijadikan objek foto tanpa mengindahkan tata tertib. 

Belum lagi ulah sejumlah warga yang menyodorkan spidol bagi pengunjung untuk menuliskan nama atau ungkapan lain pada tugu Jabal Rahmah.Bagi yang mecoret atau menuliskan nama pada tugu tersebut, pemilik spidol kemudian meminta bayaran. Sementara di sekeliling monumen, sejumlah pedagang menggelar dagangan berupa batu cincin, kopiah, tasbih dan sejumlah benda pernak-pernik lainnya. “Hamsa riyal, lima riyal. Indonesia bagus,” begitu kalimat para pedagang setempat ketika menyaksikan calon jamaah haji Indonesia mendekat.

Para pedagang di sini rupanya hafal betul dengan warga Indonesia yang suka berbelanja di tanah suci. Begitulah pemandangan setiap hari yang terjadi di sekitar kawasan Jabal Rahmah pada musim haji 1429 H.

Di beberapa tempat bersejarah, pemerintah setempat memasang papan pengumuman yang intinya agar pengunjung tak berlebihan atau mengagungkan tempat yang dikunjungi. Karena dikhawatirkan dapat menimbulkan perbuatan syirik. Meski begitu, bagi umat muslim yang mengerti adat beribadah, terutama ketika mengisi waktu dalam menunaikan ibadah hajinya-baik tatkala mendaki maupun turun Jabal Rahmah- mereka terlihat berkomat-kamit membaca doa. Saat berada di puncak, mereka shalat dan berdoa. Memanjatkan doa, yang isinya hanya diketahui diri si pembaca doa dan sang Khalik.
Mengunjungi Jabal Rahmah, bagi jamaah haji dari berbagai negara, amat penting. Pasalnya, jabal rahmah tak dapat dipisahkan dari sejumlah tempat bersejarah lainnya di Makkah. “Saya tak melewatkan berkunjung ke sini. Ini kunjungan bersejarah lainnya di Makkah. “ kata Salim Yusuf, seorang warga Malaysia.

Menurut riwayat, Adam diturunkan di bukit Shafa dan Siti Hawa di bukit Marwah. Riwayat lain menyebutkan Adam diturunkan di antara Makkah dan Thaif. Riwayat lain menyebut, Adam diturunkan di Hindustan (India) dan Siti Hawa di Jeddah. 
Meski ada banyak riwayat yang menyebutkan tempat diturunkannya Adan dan Hawa di bumi, namun yang pasti, mereka berdua bertemu di Jabal rahmah, suatu kawasan tandus di arafah yang hingga kini diabadikan oleh anak cucunya.

Jelas pertemuan mengharukan penuh kasih sayang itulah yang melatarbelakangi penamaan bukit tersebut dengan Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang. Ketika musim haji tiba, rasanya jamaah akan merasa rugi tak naik ke puncak bukit ini.

Dan banyak jamaah meyakini bahwa berdoa di Jabal Rahmah akan dii’jabah Allah SWT, terutama bagi orangtua yang ingin mendapatkan jodoh yang terbaik bagi anaknya. Tempat ini dipercaya sebagai bukti kasih sayang Allah kepada Adam yang selalu membaca doa untuk dipertemukan dengan Hawa setelah berpisah selama ratusan tahun.

“Yakinlah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Karena itu, berdoalah di tempat ini, niscaya Allah akan mengabulkan,” ungkap seorang ibu, usai menengadahkan tangan ke arah kiblat di Jabal Rahmah dengan mata berlinang.          



sumber: Republika, tgl nya lupa..T_T bulan lau kalo gak salah...:D

diposting ulang dari blog multiply lamaku

Senin, 02 Mei 2011

Beginilah Jalan Da'wah Mengajarkan Kami


Jalan ini, adalah jalan yang dijauhi oleh orang2 yang selalu dibalut kekhawatiran tentang masa depan keduniannya. jalan yang membuat orang2 jahil merasa heran, mengapa kami mau dan bertahan diatas jalan ini...
"jalan da'wah mengajarkan kami bahwa kami memang membutuhkan da'wah. kebersamaan dengan saudara2 di jalan ini semakin menegaskan bahwa kami harus hidup bersama mereka di jalan ini agar berhasil dalam hidup di dunia dan akhirat kami.."

jangan engkau tanya aku tentang jalan hidupku..
di jalan ini terdapat banyak rahasia kehidupan..
ia adalah karunia sekaligus ujian..
ia adalah dunia cita-cita..

aku telah menjual hidup ini kepada allah..
kemudian aku berlalu bersama para pemburu petunjuk..
beginilah jalan da'wah mengajarkan kami...
....dari sini kami memulai....
inspired from: "Beginilah Jalan Da'wah Mengajarkan Kami"

Minggu, 01 Mei 2011

Pesta Rambutan


Musim ujan…musim rambutan

Musim ujan…musim rambutan…Hmm, asikk!! Pohon rambutan di kebon kos ku lagi seneng2nya mamerin buah merahnya. Udah hampir dua bulan lebih, sejak ramadhan kemarin,  pohonnya berbuah terus. Hampir tiap hari penghuni Be-Je(baca: BAiti Jannati) yang cuma sepuluh orang itu, makan rambutan sebagai pencuci mulut. Puuas dah!! Mbok sampe mencret2 gara2 makan itu, gak usah malu. Soalnya emang stoknya masih banyak. Hehe… Udah gitu, cara dapetinnya gampang. Gak sah jauh2 ke toko buah, tinggal ke halaman samping, ambil galah panjang, sangkutin ke ranting kecilnya. CRASSSHH!! BRUUKK!!! Pada jatuh deh di tanah.

 Untuk ukuran Sekaran yang termasuk daerah Gunung (maksudnya Gunung Pati gitu :P), buah rambutan hampir terlihat di sepanjang jalan raya. Apalagi gang di kos ku. Namanya aja gang rambutan, yo tiap rumah mesti punya pohon itu. Hm, mungkin itu kali ya, alasan kenapa dikasi nama itu. Ya, selera orang jawa emang aneh.

Senin sore, si Bapak yang punya kos, nyuruh anak buahnya manen buah itu. Bulan ini emang jatah si Rambutan, buat di panen. Bulan2 yang lalu, sempet panen mangga, pisang, dan yang paling nggak doyan dimakan sama anak2 kos, apalagi kalo bukan, PETAI!! Ya iyalah, udah air di kos sedang ngambek sama kita(maksudnya gak mau keluar…L ), eh malah dikasih Pete?? Bisa2 seisi gang bisa heboh gara2  warga Be-Je buang hajatnya bau pisan!!

Kembali ke masalah rambutan itu, aku sama2 Via ketawa. “Hei, untung gak kita habisin kemarin ya? Kalo nggak, bapak dapet apa coba?”, gurauku. Eh si Via malah ngeles….”Mbak, kalo aku malah nyesel kenapa nggak tak habiskan dari dulu. Sayangnya perutku udah mules, jadi gak minat blas habisin sekarung banyaknya.” Yee…si Via dasar gak bertanggung jawab. Padahal dia yang paling semangat tiap hari ngambilin rambutan. Nggak tanggung2, seplastik besar. Pas ditanya, buat apa ambil banyak2. Jawabnya buat Liqo mbak. Ooooo….gituuu?!??? Kirain!! Emang kuat Vi  habisin sendirian??? Hihihi…

Untungnya lagi, kita gak harus menyesal, coz merampok rambutan si bapak. Eh, gak taunya, si akang yang manen berbaik  hati ngasih kita seplastik gede rambutan. “Emang tadi dapet berapa mbak? Kok kita dikasih lagi?”,tanyaku keheranan. “Yah, alhamdulillah…dek, lumayan…dapet dua karung besar. “, jawab mbak Sandi. Waw, berarti kita panen nih. “Wei, mi…habisin tuh rambutannya. Di Pati kan gak ada. Hehe…”, guyonku. Hm, musim ujan…musim rambutan Besok-besok apa ya? Asal jangan musim kawin aja. Hihi…:p

Pesta rambutan, Sekaran,  251206