Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 08 September 2011

Refleksi Kepemimpinan: Membudayakan “dengar, hayati, dan maknai”



               Malam baru menjelang dan saya masih berkutat dengan kertas-kertas berserakan di meja belajar. Sejenak aktivitas terhenti karena kertas yang saya perlukan untuk mengerjakan tugas matkul Struktur Aljabar telah terisi penuh dengan corat-coretan. Sekian baris masih tersisa di tepian kertas, namun sudah tak cukup untuk soal berikutnya. Alhasil saya pun kelimpungan mengacak-acak meja belajar sekedar untuk mencari kertas folio yang masih tersisa, dan tentunya, masih putih bersih tanpa coretan apapun.

Saat itulah, tiba-tiba pandangan mata saya tertuju pada buku bersampul biru dengan kertas putih berselotip bening melekat di bagian paling atas, bertuliskan nama pemiliknya ,“Ketua RT 4/XIV Panggung Surabayan Bpk. Budi Raharjo”. Segera saja tersketsa dalam pikiran saya, “hmmm.. jadi buku ini punya Ayah ya? Kok baru liat sekarang?”. Keheranan saya makin memuncak, karena judul dan ilustrasinya menarik. Disana terpampang gambar satu sosok yang cukup fenomenal. Ya, buku itu ternyata berjudul “Kesan pergaulan bersama Adi Winarso”. Segera saja saya berhenti mencari folio yang saya butuhkan, hanya untuk sekedar ‘menilik’ catatan kecil dalam buku itu.
                Sungguh, baru beberapa menit saya membaca, buku itu mampu membius otak saya untuk terus menerus membaca sampai ke ujung halaman. Tahukah engkau karena apa? Buku ini layak dibaca, karena berisi kesan-kesan pergaulan masyarakat terhadap pemimpin kota Tegal, sang Walikota yang menjabat hampir kurang dari 10 tahun. Ya! Dua dekade kepemimpinan, sejak awal reformasi, dan saat gegap gempita perubahan dikumandangkan ke seantero negeri. Saat itulah tampuk kepemimpinan Kota Tegal juga beralih. Sejak tersingkirnya Walikota lama, dan digantikan dengan pak Adi winarso, sedikit banyak Tegal mengalami gegap gempita perubahan.
                Dengan coverage area yang relatif sempit, beliau mampu mengubah Tegal menjadi kota tujuan utama yang menjadi magnet untuk daerah sekitarnya karena kemampuan bersaing dalam industri dan perdagangan dan sebuah cetusan impian yang masih harus diusahakan , ya... Tegal menuju kota Metropolitan.

Usai membacanya sejenak, saya mendapatkan kesimpulan yang menarik. Untuk kalangan masyarakat Kota Tegal yang awam sekalipun, Adi Winarso adalah sosok yang fenomenal. Beliau dikenal sangat flamboyan, mengerti kebutuhan masyarakatnya, dan terkesan lebih  ‘sipil’ padahal, basic beliau adalah seorang tentara angkatan laut, yang notabene bagi banyak orang, kaum militer adalah orang yang cenderung ‘kaku-tidak berperikemanusiaan-dan protokoler”. Sungguh pun, andai saja engkau membacanya juga, kawan... tak akan terlintas dalam benakmu bahwa beliau adalah seorang militer tulen, yang dididik di tengah ganasnya ombak lautan.

Dalam salah satu bagian buku yang berjudul Suara Perempuan dengan narasumber dari kalangan perempuan berasal dari berbagai profesi, berisikan satu bagian khusus tulisan perempuan, dan bagian berjudul Kesaksian Seniman, disinilah para seniman Tegal bersaksi tentang Pak Adi Winarso. Ada yang menyatakan bahwa, satu yang menarik pada pak Adi Winarso adalah budaya beliau untuk selalu memahami kebutuhan kaum perempuan, dan melibatkan kaum hawa dalam setiap program sehingga kesuksesan program dapat tercapai.

Kebutuhan untuk didengar seakan menjadi magic yang mampu meluluhkan setiap hati manusia, pun dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam setiap kegiatan yang beliau lakukan, hal yang selalu diutamakan untuk dilakukan saat mengambil setiap keputusan adalah, musyawarah.

Musyawarah dapat membantu seseorang dalam menghadapi suatu masalah atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat tidaklah menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan seseorang, bahkan sikap tersebut merupakan pertanda tingginya tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan seseorang.

Firman Allah Swt.
               “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”  (QS. Ali Imran 3:159)

Lebih dari itu, bermusyawarah dapat mendekatkan seseorang kepada kebenaran. Sedangkan meninggalkannya hanya akan menjauhkan diri dari kebenaran. Abu Hurairah berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang paling banyak bermusyawarah, kecuali Rasulullah.” (HR. Tirmidzi no 1714)
 
Ya, beliau mau mendengar! Dan tentu saja, tak hanya sekedar mendengar saja. Yang perlu digarisbawahi disini adalah, kemampuan beliau untuk mau, dan mampu mendengarkan suara hati masyarakatnya, juga disertai dengan kemampuan untuk mau memfasilitasi manuver-manuver  perubahan ke arah yang lebih baik.

Ya... dengar,hayati dan maknai!

Bukankah Rasulullah sudah mencontohkannya untuk kita,  maka sudahkan kita membudayakannya di setiap jengkal tindakan kita selama ini. 

Bumi Bahari, 25 Desember 2008, 23:05

~Sebuah catatan akhir tahun, refleksi kepemimpinan seorang pemimpin di bumiMu, ya Rabb...

Semoga Engkau masih menghadirkan wajah-wajah penuh amanah itu di bumi ini, untuk menjadikan miniatur masyarakat madani itu terwujud. Yakinku akan janjiMU. Pasti! ~

Rindu purnama orange di puncak gunung


Rindu purnama orange di puncak gunung  ^^

Ketika rembulan cemerlang dan bintang berpendar, mereka berkelana melintasi malam. Mereka tidak memerlukan apapun, hanya cinta sebagai penunjuk jalan.
(Arin)

***

Uhmm…

Rindu melihat rembulan..Setidaknya sudah beberapa bulan ini tak memandangnya, selalu saja hujan menitik dan awan hitam bergemul menutupinya, serta insomniaku yang mulai sembuh perlahan, sehingga membuatku jarang sekali begadang semalaman. :D (untung euy, hapeku rusak, jadi kan gak insomnia lagi, wah.. terapisku seneng nih buat kemajuanku kali ini, :D)

Rindu rembulan di langit Sekaran. Duduk di atas tangga batu di Sumayah Appartment, atau memandang langit dari tangga dekat ruang televisi di Griya Monesy, ditemani desiran angin gunung. Hwaaa…  Indaaaahnyaaa purnamaaaa… ^^

Terakhir kali melihat langit malam yang begitu mempesona - tanpa diganggu deras hujan dan awan kelabu itu- saat bintang dan bulan membuat komposisi menakjubkan. Dua titik bintang sejajar, dan dibawahnya ada bulan sabit melengkung indah, membentuk komposisi seakan bulan dan bintang itu tersenyum. ^_^

Monesy sempat heboh, Nina memanggilku yang sedang menghabiskan bakpia pemberian Fitri. Lalu, berhamburanlah keluar semua penghuni Monesy, sampai mbak Indah langsung berlari ke kamar, mengambil kamera digitalnya untuk mengabadikan momen langka itu. Hanya saja, pemandangan yang menakjubkan itu tak bisa terabadikan secara utuh, karena cahaya 3 benda langit itu tidak terlalu kuat berpendar. T_T

Warna cahaya 3 benda langit itu, memang tidak terlalu kuat, seperti purnama, karena ia hanya berbentuk sabit. Berkali-kali dibidiknya benda langit itu dengan lensa kamera. Tapi hasilnya tetap sama. Dua bintang itu terlihat di kamera malah lebih mirip titik-titik putih saja.

***

Ingatanku jadi melayang ke memori saat mendaki puncak gunung di daerah perbatasan Kendal dan Wonosobo. Saat itu, orientasi untuk calon relawan-relawan baru RZI (Rumah Zakat Indonesia), kami- para calon relawan, sekaligus beberapa panitia juga yang baru datang- sore hari berjalan sepanjang jalan setapak sejauh hampir 10 kilometer, dengan membawa perbekalan penuh di punggung. Ditemani mbak Chilphy, mbak Melanie, mbak Wieksa dan seluruh peserta + panitia yang baru kukenal disana, hehe… soalnya kan emang baru  masuk, jadi gak kenal,-namanya aja orientasi- :P

Trus, pas udah capek-capek gt, pengen berhenti, tapi gak jadi.. soalnya, ada pemandangan indah diujung sana, di tepian sungai yang kita sebrangi, lalu naik menanjak jalan setapak lagi, kata pak Slamet -koordinator panitia- kita bisa lihat daerah Wonosobo dari puncak. Waaah.. seruu!! ^^ Jadi semangat lagi deh, apalagi diceritain sama pak Slamet tentang mereka -para relawan yang sudah ikut Diksar di hutan-, ada yang seorang perempuan, kakinya di amputasi, dan harus menggunakan bantuan kaki palsu, tapi masih tetap semangat berjalan berkilo-kilo meter tanpa mengeluh. Subhanallah… ^_^

Jadilah perjalanan sepanjang sepuluh kilometer itu dilalui dengan 3 kali pemberhentian saja. Takut ketinggalan rombongan juga sih, udah mau sore. Hehe… ^^

Malam disana lumayan gelap, beberapa penerangan hanya didanai sendiri, tanpa bantuan PLN, karena bahkan, kondisi perkampungan itu tak terdeteksi oleh pemerintah. Kata kakak senior, -maksudnya, sebutan bagi mereka yang sudah menjadi relawan-, katanya gini….

Kawasan ini memang tidak memiliki akses untuk ke daerah luar, selain jalan kaki, bahkan oleh mobil sekalipun, jadi setiap anak yang ingin berangkat sekolah, harus mendaki naik turun gunung dengan jarak sejauh 10 kilometer, karena sekolah yang tersedia memang hanya ada di dekat tempat kami pertama turun tadi dari mobil jenazah RZI. :P

Waaah.. padahal tempat itu jauh sekali, dan lama waktu tempuhnya jika berjalan kaki, butuh waktu sekitar 1 jam. Jadi, bisa dibayangkan kan? Anak-anak sekolah sekecil itu, yang masih sekolah SD, harus berjalan pulang pergi dengan berjalan kaki. Subhanallah.. Semangat sekali ya? Jadi malu dengan diri ini…kadang masih ngeluh kalo harus mendaki jauh2. :D



***

Usai magrib tiba, saatnya briefing untuk kegiatan malam harinya, kita kumpul di rumah seorang warga, dan sebelum briefing, kita makan malam dulu dong.. ^^  Kami disuguhi bermacam-macam makanan, Subhanallah... kerasa banget kekeluargaannya… padahal baru kenal… :D

Ada mbak Novi yang tiba-tiba jejeritan gara-gara takut sama ikan. Wehehe.. pas dikonfirmasi, ternyata si mbak yang satu ini emang bener2 phobia sama ikan. Huiii.. . Ikan?? Aku juga takut kok, mbak…Kalo dia nggigit aku…  :P Btw, Ikan gorengnya mantep euy, cuma aku makan dikit aja sih, maklum, I’m vegetarian. Heuheuheu… (percaya tak? :P )

Pas makan itulah, aku duduk dekat pintu. Hehe… kok gak takut kena angin malem yak? (Idiiii… biarin ah.. kan adem di gunung, :D Gapapa… :P ) Saat itulah, purnama berwarna orange mirip banget sama Jeruk Sunkis, PERSIS! Orange-nya sem-puuur-naaa! ^^  Bulan purnama itu turun perlahan sampai tak terlihat di puncak dahan-dahan pepohonan, sampai acara makan malamku pun usai. Waaah.. brati spesial buat nemenin Ila makan dong ya? Hehe…

***

Usai makan malam, semua berkumpul untuk persiapan shalat isya, dan jam 8, kumpul bareng warga sekitar. Waaw… seneng tau, jalan2 di sana. :D Aku menyebutnya rekreasi, walau sebenarnya ada agenda baksos juga esok paginya. Sebenarnya, alasan yang pasti, kenapa sasaran daerah yang dibidik adalah di daerah  pegunungan yang aksesnya jauh dari kota ini, sebenarnya adalah karena disana banyak sekali minionaris berkedok kegiatan sosial. Bahkan, saat berjalan-jalan mengitari tempat tingggal, dan saat mengambil air wudhu ada beberapa ekor anjing yang berkeliaran seenaknya mendekati sumber air. Jadi ngeri, takut kalau-kalau air yang digunakan untuk bersuci pun terkena najis. Ya, disana seakan memang anjing-anjing tadi sengaja disebar. Kalau kata sang kepala kampung, tujuan pemeliharaan anjing tsb untuk melindungi daerah mereka dari gangguan binatang buas, tapi kenapa aku malah takut kalau misi kaum misionaris telah masuk ke dalam kampung ya? Mengerikan jika demikian adanya!

Tentang fakta mengejutkan adanya kaum misionaris tsb sebenarnya sering kualami, saat semester 1, saat pertama kali melakukan baksos di daerah Delik Sari - kecamatan Gunung Pati,  juga begitu, banyak anjing berkeliaran, sampai semua panitia berhati-hati sekali agar saat menuruni turunan di jalan setapak tidak mengagetkan si anjing. Bahkan, di depan gapura jalan masuk Desa Delik Sari, ada yang lebih mengejutkan lagi. Ada gereja yang dibangun dengan sederhana, menghadap persis di depan jalan menuju Desa. Sampai akhirnya, pengajian tabligh akbar yang dipimpin oleh  pak Usep Badruzzaman, segera dialihfungsikan untuk pembaitan kembali warga yang memang beragama Islam, takut saja ketika ternyata iman mereka telah tergadai dengan sembako seharga 15 ribu perorang. Astagfirullah...

Dan malam itu, semua panitia dan peserta menuju tempat lapang. Tau apa yang dilakukan? Waaah, kalo yang ini mah, gak usah ditanya, iLa paling suka. Hehe… Nonton bareng layar tancep di lapangan! Seruuuu bangeeettt ! ^^ Nontonnya sama warga sana, pas mau turun ke lapangan itu, ternyata jalannya sama aja kayak di perjalanan sore tadi, licin meluncur berderajat hampir 60 derajat. Waaah… bahaya kalo gak ati2… mana tempatnya gelap, hanya ditemani lampu senter dan cahaya hape.

Dan pas nyampe disana, sambutan warga antusias sekali. Banyak yang suka sama filmnya, soalnya filmnya emang bagus, film “Naga bonar jadi 2”, :D Pernah liat kan? Yang maen Tora Sudiro, Wulan Guritno, sama Dedy Mizwar.  Kalo seri yang pertama, Naga Bonar, yang main Nurul Arifin sama Dedy Mizwar, pas jaman masih muda dulu. Hehe...

Layarnya besar, jadi seru nontonnya. Ditambah lagi, suara speaker menggema di langit-langit kampung. Subhanallah… Bulan purnama orange dan bintang di langit yang tadi udah ngilang, tampak indah bersinar disana… Waaaww…. Kapan ya bisa liat kayak gt lagi? Hmm… apa harus ke  pegunungan lagi yaaa? ^^

Kangen purnamaaaaa…. ^^ (Kangen tulisan Arin juga.. ^_^)

***


Kulihat purnama malam ini

Satu di langit,

satu di wajahmu


Aku juga berharap

esok dapat melihat matahari

Satu di langit,

satu dihatimu


(Dua Purnama)



Kamar Cahaya, 21 Februari 09, 19:05, saat lantunan nyanyian bintang dan rembulan begitu rindu kudengar malam ini… (^^;)

~ Mengingat pendar cahaya purnama yang indah, jadi lebih menyejukkan hatiku. Yuhuuiii...,saatnya bersenang-senang, iLaaa…;D ~

Rabu, 07 September 2011

Buku Cara Mudah Bahagia - Hasfriends

Buku Cara Mudah Bahagia
Pengumuman Event Menulis CARA MUDAH BAHAGIA
Menjadi bahagia itu pilihan, bila kita memilih bahagia maka lakukan semua dalam konteks yang positif. Berbahagialah dengan menjaga hubungan baik dengan lingkungan, berbahagialah dengan harta yang telah kita punya, berbahagialah dengan talenta yang Allah anugerahkan, berbahagialah dengan selalu menyebarkan kebaikan.

Dan bila kesedihan hadir tetaplah berpikir positif, tetap berprasangka baik pada-Nya karena kesedihan yang Allah ujikan juga adalah jalan menuju kebahagiaan yang tanpa kita sendiri tidak tahu kapan akan merasakannya.

Berpasrahlah ketika ujian terberat datang dan ini penyeimbang agar kita tidak larut dalam kesedihan, tetap berkinerja, tetap menjalankan peran kita selanjutnya hingga saatnya sebuah drama atau buku akan tamat. Happy ending or sad ending adalah hak sepenuhnya Allah.

Berbagai macam defenisi dari kata bahagia dan berbagai macam pula masing-masing orang mencari dan memaknai kata bahagia. Membuat aku ingin mencari tau jawabannya, apa sih definisi dari kata bahagia itu?
Kebahagiaan menurut Andrew Matthes dalam bukunya Being Happy: A Hand Book To Greater Confidence and Security adalah yang menentukan kebahagiaan kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Kita juga bertanggung atas kebahagiaan itu sendiri. Untuk bahagia, kata Andrew, fokuskan pikiran kita pada pikiran-pikiran bahagia. Kita adalah pengendali pikiran kita.

Kebahagiaan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan atau kegembiraan. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya.

Dijabarkan juga oleh situs (pesantrenvirtual.com) bahwa kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara. Para sahabat nabi, rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.

Sedangkan menurut Website (muslimah.or.id), Kebahagian adalah anugerah. Kebahagiaan tidak lain adalah limpahan karunia Ilahi, bukan merupakan sebuah hasil usaha semata. Seperti masuknya hamba-hamba yang sholeh kedalam syurga bukan dikarenakan amalan mereka semata yang sebut saja tidak terhitung jumlahnya menurut ukuran manusia melainkan karena rahmat dan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala.

Menurut Al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma’rifatullah, telah mengenal Allah SWT.

Dari beberapa definisi kata bahagia diatas tadi, kita bisa melihat bahwa uang bukanlah penghantar kebahagiaan, melainkan hanya pembeli kesenangan. Itupun kesenangan dalam batas-batas tertentu saja. Dan ternyata kebahagian hanya akan didapat jika kita mampu menjaga keseimbangann terhadap 2 hal, yaitu jika kita mampu menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan menjaga hubungan baik dengan manusia.
Memperoleh kebahagiaan bisa dikelola dari diri kita sendiri. Pandai menata hati dan mempositifkan pola pikir kita ke arah yang baik. Memperoleh kebahagian bisa di mulai dari hal-hal sederhana dan menerapkannya dalam keseharian. Berhentilah mengeluh dan pandailah berucap syukur untuk semua yang kita miliki.

#1 Solusi Hidup Bahagia-: Muhammad Iqbal Tarigan-3
#2 Bahagia Itu…-Boneka Lilin- 7
#3 Menjemput Kebahagiaan- ‘Ainun Kurnia-10
#4 How To Be Happy - Haris Firmansyah Hirawling- 14
#5 Just Be Happy - Xanjeng Nura-19
#6 Bersyukur Untuk Hal Sederhana-Noorhani Dyani Laksmi-23
#7 Bahagia Itu Mudah-Erfin Nur Rohma Hakim-29
#8 Menjadi Bahagia Itu Mudah –Ayun Sri Rezkiana-33
#9 Aura Kalbu-Ade Batari-36
#10 Bahagia Itu Menerima Apa Adanya-Novi Fransiska-38
#11 Bahagia Tak Harus Selamanya Tertawa-42
#12 Mau Bahagia? Gampang!-Sisilia Wisye-45
#13 Hati, Kunci Kebahagiaan Hakiki-Annisa Rona-50
#14 Kaya Bukan Sebab Utama Bahagia-Sigit Dwi Wintono-54
#15 Senyum Dan Berbahagialah-Dini Wulansari-56
#16 “Cara Mudah Bahagia?”-Yudha Kartika-59
#17 Mengelola Hati Agar Bahagia-Neny Silvana-62
#18 Bahagia Di Tangan Kita-Ihsanul Fikri-71
#19 Menjemput Kebahagiaan- ‘Ainun Kurnia-77
#20 Ketika Hati Menakar Yang Tak Teringin-Endang Ssn-80
#21 Happylicious : Kue Pelangi Kebahagiaan-Ila Rizky Nidiana-84
#22 Hanya Lewat Senyum-Molzania- 88
#23 Hidup Ini Indah Mona-Larintika-95
#24 Mengubah Setting Otak-Poppy Tiara-98

Judul : CARA MUDAH BAHAGIA
Penulis : Hasfriends
Penerbit: Hasfa Publishing
100 halaman
Rp 33rb.
silakan sms 081914032201 utk pemesanan atau inbox fb hasfa publisher