Judul
: Victory Lane
Penulis
: Iwok Abqary
Terbit
: September 2011
Jumlah
halaman : 174 hlm
Penerbit
: Elex Media Komputindo
Biyan
adalah altit renang perwakilan klub Banyutirta, dan Rey adalah perwakilan klub Aquasia. Bagi
Biyan, Rey adalah musuh nomor satu di lintasan renang. Bagaimana tidak, dalam
setiap kejuaraan, Rey tidak pernah memberikannya kesempatan untuk menang. Padahal kemenangan bagi biyan adalah modal penting untuk
mendapatkan beasiswa yang diimpikannya. Tapi rey tak pernah mau mengalah. Persaingan
keduanya semakin tajam, bahkan merembet ke luar arena. Tak heran biyan marah
besar ketika Vio ,adiknya malah terlihat
dekat dengan Rey, musuh bebuyutan Biyan.
Dari
Rey, Vio mendapat kabar bahwa Biyan adalah cowok simpanan seorang tante-tante yang
sering menjemputnya dengan sedan merah sepulang sekolah. Apakah ini hanya gossip?
Vio curiga, lalu diam-diam Vio mengamati tingkah laku Biyan dari balik toko
dekat sekolahnya. Dan kenyataan yang didapat Vio mengejutkan hatinya. Ia pun
marah besar pada Biyan.
Lalu,
beberapa hari kemudian, kecelakaan tiba-tiba terjadi pada diri Rey. Seseorang
bertopeng telah memukul kaki rey dengan
tongkat besi di areal parkir. Rey yang tak mampu melindungi diri, habis dihajar
babak belur oleh sosok misterius tersebut. Siapakah orang yang melukai rey? Bisakah
Biyan mewujudkan ambisinya menjadi atlit
terpilih dalam PORDA? Lalu siapakah tante yang dilihat Vio saat menjemput
Biyan di sekolah? Akankah biyan akan menceritakan rahasia yang dipendamnya selama
ini?
Kisah
pertarungan rey dan biyan di lintasan renang ini mengingatkan saya pada masa
lalu, saat saya sma. Latihan yang keras saya lakukan agar bisa meraih juara 3
besar di tingkat kelas. Persaingan yang keras, sering membuat crash meski itu
dengan sahabat sendiri terutama bila itu sudah menyangkut nilai pelajaran, tak
ada kata mengalah. Bahkan pernah suatu ketika saya dan teman saya saling tak
menyapa hanya demi saling bersaing di ujian penyaringan PMDK sebuah universitas
ternama.
Saya
menyukai novel ini karena novel ini menceritakan kisah keseharian anak remaja.
Konflik di lintasan renang mencerminkan sikap optimis biyan dan rey yang
bertarung di lintasan renang demi masa depan menjadi atlit professional. Konflik
yang terjadi justru mampu memicu semangat biyan untuk berlatih lebih keras
lagi, dan rey yang selalu menang di lintasan harus tetap mempertahankan
prestasinya agar tidak tersalip oleh Biyan, pesaing dari klub lawan.
Bagian
yang saya suka adalah saat biyan mengupakan untuk mencari nafkah di tengah
badai keuangan dalam keluarganya. Sejak ayahnya meninggal dunia, Biyan mengupayakan
untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja tanpa sepengetahuan ibu dan adiknya. Biyan bekerja malam hari di sela-sela
latihan renangnya. Saya juga menyukai bagian saat Vio membantu
ibunya mengantar kue-kue pesanan tetangga, dan saat Rey memberontak pada
ayahnya karena tidak diijinkan menulis cerpen karena harus mengikuti perintah papanya yang ingin agar dia lebih fokus pada latihan renang dibanding menulis cerpen.
Bagian
yang paling tidak disukai adalah saat Rey mengabaikan tugas sekolah karena
kecapekan usai latihan rutin. Rey mencari contekan tugas ,10 menit sebelum guru
datang ke kelas, ini cerminan kurang baik bagi remaja. Juga penggunaan
kata-kata ‘an***t’ yang meski sudah diberi tanda bintang tapi membuat pembaca
tau apa kata-kata kasar yang dimaksud. Ini tidak sesuai dengan target pasar
anak remaja.
Seandainya
saya bisa mengubah karakter Rey lebih lembut, mungkin akan lebih menarik karena
rey menurut saya cenderung kasar dalam berucap meski ia sangat menyukai novel romantis. Ini membuat saya sebagai
pembaca awam menilai apakah di lapangan, para atlit yang dididik dengan keras
memang mengalami apa yang rey rasakan? Tekanan mental setiap pertandingan di
mulai hingga akhirnya berdampak pada karakter pribadinya yang temperamen.
Pesan
yang ingin disampaikan adalah bahwa sebaik apapun pilihan orang tua
untuk kita karena kehendak yang tidak dikomunikasikan,maka akan
berdampak pada sifat anak. anak akan cenderung memberontak dan
sensitif,sama seperti karakter Rey di buku ini.
Novel
ini paling sesuai untuk remaja, karena kisahnya yang simple, dan mudah
dicerna. Butuh waktu sekitar tiga jam
saja untuk membacanya. Slamat membaca!
Artikel ini diikutsertakan dalam Book Review Contest yang diadakan oleh Pakdhe Cholik