Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Senin, 19 November 2012

Menemu Rindu




Menemu Rindu

Pertemuan adalah rinai, tak
akan pernah jatuh ke tanah
jika kita tidak menggenapkannya

Kita resapi rindu ini, menempuh
jejak dari hati ke hati
jika diam, kita akan saling menanti

Kala kita setia, kitalah air tercurah
di mana tetesan hujan kita menjelma
menyatu menembus sudut waktu

Temuilah rindu pada hati abadi
pada bulir mawar, akan merah
kelopaknya, karena Dia yang akan melukisnya

Semarang, 010112 : 07:52

foto pinjem dari sini dan sini

Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi


Daun yang jatuh tak pernah membenci angin


Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana. 

--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'

Kompromi dalam cinta

Minggu pagi. Jalanan masih sepi hanya beberapa patahan dahan pohon mangga yang jatuh di sekitar rumah menunjukkan bahwa semalam hujan turun dengan derasnya. Aku pikir hari ini aku bisa sedikit lupa dengan banyaknya masalahku, juga perasaanku yang acak abstrak. Ingin menghilang sejenak dan melupakan banyak hal. Impian, kamu, dan perasaan yang dulu. Dulu. Iya, mungkin dulu yang kamu dan aku lakukan adalah berkompromi tentang kita. Tentang cinta, tentang kebiasaan-kebiasaan. Lalu pada akhirnya ketika tidak ada restu, sikap itu kembali seperti semula. Begitu kan yang namanya kompromi? Aku berkali-kali berkomentar tentang itu dan tanggapanmu biasa saja. Pada akhirnya sekarang kembali seperti semula. Dan, mungkin bukan waktunya lagi untuk kembali sendu. Yang aku tahu, sekarang, perasaan itu pelan-pelan hilang, seiring dengan hilangnya komunikasi kita. Semoga  kamu dan aku menemukan takdir kita masing-masing. Semoga. 

18/11, 06:35