Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 09 Januari 2013

Tradisi Rabu Pungkasan


Tadi pagi saat akan mengambil makan pagi di dapur, aku melihat ada nasi kuning di piring. Biasanya ibuku memang beli nasi kuning, tapi bentuknya dibungkus. Nasi kuning memang makanan kesukaanku tiap pagi selain nasi lengko dan kupat bongkok yang jadi primadona masyarakat tegal. 

Tapi nasi yang aku lihat di dapur itu, nasinya diletakkan di piring lengkap dengan aneka macam lauk yang tersedia. Nasi kuning sendiri biasanya lebih dikenal dengan nama sego langgi, namanya sendiri diambil dari bahasa jawa.  

Kutanya pada ibu, ”Nasi ini dari mana? Beli atau bikin?”, karena jarang ibuku masak nasi kuning kecuali ada acara khusus. Ternyata nasinya dikasih sama tetangga. Katanya ada perayaan rabu pungkasan. Lalu adikku berceloteh Rabu pungkasan itu apa ya, mba?” Aku menggeleng tak tahu, karena aku bukan orang jawa yang benar-benar memahami adat istiadat kotaku sendiri. Bahkan aku baru bisa berbahasa jawa setelah lama tinggal di semarang, sebelumnya aku bahkan tak bisa bercakap-cakap dengan orang tua menggunakan bahasa kromo inggil

Nah, Rabu pungkasan atau yang biasa disebut rabukasan atau rebo wekasan adalah tradisi yang biasa diadakan oleh warga di desaku di hari rabu terakhir bulan safar. Biasanya masyarakat mengadakan tumpengan sekaligus dzikir bersama. Sego langgi dihidangkan dan dimakan beramai-ramai dengan warga yang lain. Tujuan diadakannya rebo pungkasan ini adalah untuk menolak bala jadi diadakan syukuran. 

nasi kuning atau biasa disebut sego langgi, makanan khas saat rebo pungkasan

Aku sendiri baru tau setelah search di google dan melihat postingan teman-teman di akun twitter @infotegal dengan hastag #RabuPungkasan, bahwa ternyata; dalam kitab Al-Jawahir al-Khoms, Syech Kamil Fariduddin as-Syukarjanji dihalaman ke 5, disebutkan pada tiap tahun hari rabu terakhir di bulan Safar, Allah akan menurukan 320.000 bala bencana ke muka bumi. Hari itu akan menjadi hari-hari yang paling sulit diantara hari-hari dalam satu tahun. Karena itu, kita disunahkan untuk mendirikan Shalat pada hari tersebut sebanyak 4 rakaat dimana tiap rakaatnya membaca surat alfatihah, dan surat al-kautsar 17 kali, kemudian al-ikhlas 4 kali, surat alfalaq dan an-nass masing-masing satu kali.

Rabu pungkasan masih menjadi kontroversi karena dikaitkan dengan tradisi kejawen mengingat dulu jawa penuh dengan tradisi-tradisi dari kesultanan, tapi ada yang mengatakan bahwa shalat yang dianjurkan sebenarnya adalah shalat hajat untuk meminta perlindungan Allah. 

Jadi, apa kamu pernah mendengar tentang perayaan ini juga? Perayaan ini mungkin bisa jadi salah satu daya tarik wisatawan, meski masih kontroversial sama halnya dengan perayaan-perayaan di jogja, dan sekitarnya. Share ya di komen postingan ini. :)

Minggu, 06 Januari 2013

Mantra


Mantra
Posted on 6 Januari 2013 by nazhara

Detik berlalu, banyak yang terlewat dalam satu tahun terakhir. Aku hanya ingin menitipkan banyak harapan pada mantra yang kurapal dalam doa.

Agar hidupmu lebih bahagia
Agar impianmu lebih gemilang
Agar hatimu lebih damai
Agar mendung di hatimu segera hilang
Agar segala halang rintang dalam hidupmu segera lenyap tanpa bayang

Banyak yang aku inginkan, aku mencoba realistis sekarang. Mungkin karena terlalu takut menitipkan harapan pada wajah-wajah menakjubkan itu. Aku harus bisa meraihnya seorang diri. Karena bergantung pada orang lain hanya bisa membuat hati kita seperti terbelenggu. Apalagi terbelenggu pada masa lalu. Maka, mantra yang selalu kuucap setiap hari itu, kuucapkan pada wajah di hadapanku yang sedang menatap mata indah ini. Iya, cermin diriku sendiri.

Andai Punya Mesin Waktu

Ada yang tertahan di belakang itu rasanya seperti ada beban. Berat, bikin pusing kepala dan selalu kepikiran. Seharusnya urusan itu sudah selesai sejak november, tapi harus mundur sampai april. Dan entah apa yang sedang Dia siapkan untuk saya sampai saya diharuskan menunggu selama itu. 

Rasanya rentang waktu sepanjang 6 bulan pun tak bisa membuat saya membalikkan keadaan seperti orang bebas. Rasanya tetap saja ada yang tertahan. Dan kadang yang lebih mengerikan adalah ketakutan itu masuk ke mimpi-mimpi saya. Kayak pengen bilang, "urusanmu yang ini belum selesai, lho." 

Ketergantungan dengan orang pun menjadi ketakutan tersendiri. Sejak kecil saya ga bisa disuruh bergantung sama orang lain. Lha, ini malah disuruh nunggu sampai selama itu. Rasanya pengen ambil mesin waktu dan memutar waktu lebih cepat dari yang seharusnya. 


Ada yang bilang kalau kamu sedang mengalami ujian dan kamu ga bisa mengubah takdir, nikmati saja ujiannya. Ya, saya pengennya gitu. Berusaha biasa-biasa aja, padahal ada yang dipikirin. Jadi malah stress sendiri. Fufufu... Pengen ngilang sejenak dan lari ke masa di mana saya bisa senyum lebar seperti saat kecil dulu. 

060113, 19:19