Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Senin, 21 Januari 2013

Bonek : Please Save Your Trip!


Bonek atau bondo nekat. Sebutan itu awalnya kurang saya pahami, tapi setelah berkenalan dengan seorang teman dari jawa timur beberapa tahun lalu, dia mulai mengenalkan istilah itu. Istilah Bonek artinya bondo nekat alias modal dengkul a.k.a ga modal apa-apa. Ya, bisa dibilang nekaders gitu biasanya digunakan memang untuk orang yang nekat melalukan sesuatu tanpa kepikiran banyak hal.

Awalnya saya pikir bonek ini hanya ada di sepak bola yang selalu rusuh itu. Tapi ternyata ga juga. Pagi tadi saya membaca sebuah tread di sebuah grup backpacker yang membahas tentang seorang member (cewek) yang nekat pergi dari kota asalnya ke jakarta di saat banjir seperti sekarang ini hanya  gara-gara pengen jalan-jalan  ke ancol sampai katanya duitnya cuma sisa 20 ribu pas dia sampe di bandara. How?  :(. Kok bisa? Yaa, entah juga kenapa dia bisa senekat itu. Tapi kenekatannya itu bikin member lain jadi ketar-ketir. Saya aja yang lihat berita di media tentang banjir yang melanda jakarta udah takut banget. Apalagi kalo saya jadi dia? Mungkin baginya, bonek itu yang penting action dulu. Padahal perencanaan juga penting, apalagi jika menyangkut travelling, sebisa mungkin meminimalisir terjadinya kejadian tidak mengenakkan. Sungguh, jadi bondo nekat itu ga enak, meski memacu adrenalin.

Saya pernah mengalami kenekatan yang hampir mirip dengan bonek yang tadi saya ceritain tadi, tapi tidak sefatal itu. Pergi ke dieng tanpa nanya ke siapa pun yang ngerti arah jalan, sok tau gitu pokoknya yang penting sewa mobil ke kantor. Sopirnya temen sendiri, mana masih amatiran belum pernah pergi jauh-jauh pake mobilnya. Akhirnya saking nekatnya justru kesasar lewat jalur dua, dengan tambahan deg-degan pula takut kalau bensin di mobil habis. Hadehhh, bener-bener bikin stress. Apalagi cuma pegang uang 300 rb. Itu kalo di Dieng kan emang jarang banget ada ATM ya? Lha, piye lek misale pengen njupuk duit tunai jal? Po yo nyilih mbek wong lewat? Kan yo rak mungkin to?.

Sampai saat ini ingatan itu masih ada. Dan itu yang bikin saya kadang mesti hati-hati buat pergi-pergi, meski namanya rasa nekat plus penasaran pengen ngrasain pengalaman menakjubkan kayak bonek masih tetep aja nempel pengen nyobain lagi, tapi kalo inget hal itu langsung ga minat. Haha.

Saya jadi inget kalo Tuhan memang bersama para pejalan, apalagi para bonek yah?. Dan doanya para pejalan memang mudah dikabulkan. Ya karena itu, ga ada satu pun yang bisa menjamin keselamatan si pejalan itu meski tawakal ada, tapi ikhtiar semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak kenekatan tetap harus dijaga kan? Semoga ada hikmah dari kejadian ini, dan bikin saya juga makin mawas diri buat prepare banget sebelum pergi. 

Telat Posting GA Mimi Radial

Telat posting foto ini buat ikutan GA nya Mimi Radial , tapi semoga maknanya ga berkurang yah, mi. Gegara kelupaan ama DL nya, jadi lupa kalo hari ini GA nya udah ditutup baru foto tadi pagi. Heuheu, Mimi jangan ngambek ya, mi. Maafkaaann :'(

Happy b'day buat Mimi, pekan depan ya ultahnya, hehe :D 

Moga makin tambah cantik, sehat, tambah lucu dan selalu diberkahi dalam hidupnya. Aamiin :)

Salam buat kakak rani ya, Mi. Btw, makasih sarannya kemarin telinga kananku udah sembuh :D


Fotonya selca, karena di rumah ga ada yang motoin, adek lagi sekolah :D 



Jumat, 18 Januari 2013

Tren Jurnalis Warga


Tema : Jurnalis Warga

Tren jurnalis warga (citizen journalism) sedang berkembang saat ini. Dalam jurnalisme modern, jurnalis warga identik dengan jurnalisme yang diangkat oleh seorang pewarta dari masyarakat. Dalam hal ini, pewarta tersebut menggunakan insting untuk mencari informasi yang dia ingin sampaikan.
Dalam faktanya di lapangan, jurnalis warga adalah kegiatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita yang tetap harus mengedepankan tanggung jawab dengan tetap berpegang teguh pada kode etik jurnalistik. Apa saja kode etik jurnaslistik? Salah satunya yaitu dengan  mencari berita berdasarkan 5W dan 1H.
Unsur-unsur berita adalah jawaban dari 5W+1H. 5W adalah what, who, why, when, dan where. H adalah how. What : Apa yang terjadi?. Who : Siapa yang ada dalam peristiwa itu?. Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?. When : Kapan peristiwa itu terjadi?. Where : Di mana peristiwa itu terjadi?. How : Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
Dari pertanyaan berdasarkan 5W dan 1H akan menjadikan tulisan tersebut sebagai sebuah tanggungjawab moral karena validitasnya jelas. Jurnalis warga tidak melihat siapa yang mewartakan, apakah harus seorang wartawankah? Karena justru masyarakat yang ada di sekitar lokasi kejadianlah yang akan mewartakan lebih dahulu. Jika demikian, jurnalis warga bisa menjadi alternatif mendapatkan berita, meski tentu harus dilihat lagi validitas beritanya dengan mengedepankan unsur yang saya sebutkan tadi. Saat ini, kanal-kanal informasi seperti kompasiana, vivalog, blogdetik, dan blog-blog lain menjadi poros penyebaran berita yang dilandaskan dari jurnalis warga. Apakah kamu salah satunya pewartanya? :)

Tulisan ini diikutsertakan dalam Liga Blogger Pekan Kedua