Takdir itu misteri. Kita hanya menebak-nebak, tanpa pernah tau apa yang ada dibalik sebuah peristiwa. Sampai selang beberapa waktu kita baru sadar, bahwa Allah ternyata telah mempersiapkan segalanya. Semudah itu, sesederhana itu. Kalau Dia berkehendak, doa kita pun akan menjelma.
Saat Ayie bilang kalau ingin ke jepang dan ingin mendapatkan beasiswa Monbusho, aku kaget. Darimana anak ini baca tentang beasiswa itu? Meski dia masuk ke Japan Club di SMA nya, tapi dia sama sekali tidak tau tentang beasiswa ini. Baru setelah dia membeli novel sakura wonder, dia sadar kalo buku itu membuat impiannya tentang jepang kembali terang benderang. Sayangnya nilai total NEM dia baru 8,3 aja. sedangkan yang diminta adalah 8, 4. Entah ini yang dimaksud nilai NEM atau nilai raport terakhir ya? Mungkin ada yang tau dan bisa bantu aku? :d
Baru-baru ini -adekku satunya- Uyang baru pulang dari Bandung. Trus dia cerita kalo ada tawaran untuk ikut ke konferensi bertaraf internasional di jepang. Sayangnya bayarnya sekitar 8-10 juta untuk 1 minggu aja. Itu sudah termasuk akomodasi dan makan di sana. Tiket termurahnya denger-denger sampai 1 juta-an. berarti bolak balik 2 juta. Makan di sana termasuk mahal yaa. Hehe. 8 juta untuk nginap dan makan itu termasuk wow. >.< Nah, seharusnya sih nanti dapet sponsor, tapi kepastian sponsornya itu belum jelas. Apalagi semua sponsor yang dikasih proposal mewajibkan untuk menggunakan dana pribadi dulu baru setelah LPJ kegiatan selesai, baru dana dikasih. Wew, kalo menurutku sih sayang di biayanya ya? Meski kesempatan memang ga datang 2 kali.
Ah, anak-anak pemberani itu. Kadang aku bingung dengan skenario Allah. Apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan? Di usia seperti dia, 19 tahun pikirannya sudah jauh ke luar negeri. Sedang aku dulu, jauh-jauh cuma seputaran jawa aja. wkwk... :P
Kali ini Uyang bilang, "Ya kalo rejeki ya berangkat. Kalo ga ya anggap aja pengalaman. Trus, masih mending ke rinjani , main ke lombok bali, biaya 1 juta daripada habisin 8 juta pake uang sendiri buat ke jepang. Nggantiin uangnya dulu pake uang sendiri, kan eman-eman. "
Denger-denger yang berangkat 10 orang.
Yah, anak-anak pemberani itu. Aku tak tau jalan pikiran mereka. :p
Anggaplah bahwa keberanian mereka itu memang dibentuk oleh lingkungan kampus yang mendukung. Jadi, it's oke. Selama itu bernilai kebaikan, lanjut aja.
Nah, tadi magrib, ada lagi kejadian unik. Aku yang sudah lama pengen belajar masak secara profesional, maksudnya bener2 dari ahlinya langsung, ga trial and eror sendirian. hehe. malah dapet tawaran dari kelurahan, katanya diajakin kursus gratis 3 bulan. Hmmm, ini ga bayar lho, beneran! makanya aku kaget, lho kok, tiba2 dapet tawaran gini.
Trus ibuku malah bilang : "ya, kali aja jalannya lewat sini. kan katanya ustad yusuf mansur kita harus jadi pengusaha, ga cuma PNS aja yang bisa dapet gaji besar. Inget bahasan tentang 4 T kan?"
Aku yang selama ini kalo bikin usaha selalu diem2 aja, malah sekarang ditawari, jadi bengong. wkwk... Kok tumben dibolehin? :P :P
Ya, syukurlah, keanehan dan misteri takdir itu harus bisa dipecahkan sekarang. Kalau tawaran itu sudah hadir, maka ambillah. Karena bisa jadi itu pembuka jalan terkabulya doa-doaku selama ini.
Soalnya dulu sempet pengen dapet kitchen set kayak yang di tv. haha... sama punya resto sekelas taguya. Ini impian sejak TK lho. Sampai dibela-belain belajar table manner dan masak segala pas smp. waktu sma aja udah mulai jarang masak. Kuliah mulai masak lagi karena harus. Kan dapet jatah piket di pesantren basmala. Mau ga mau masak juga dengan budget ala kadarnya, tapi menghasilkan makanan yang bisa dimakan bersepuluh, uwooohhh, itu prestasi teramazing! abisnya suka bingung juga masak segini cukup ga, tapi buktinya cukup2 aja. malah ada yang bilang enak. terutama saking pedesnya. ekeke... ya maafkan ya, kalo masaknya suka sesuai seleraku. :D
Hhmm, o iya. Bulan januari-maret yang lalu aku memang menulis di novel estafet yang kutulis bareng temen2, ada part yang menceritakan kalau keluarga Ali dan Fatimah( si tokoh utama) bakal punya usaha rumah makan yang sampai membawa mereka sekeluarga (plus 2 anaknya pula) bisa punya rumah dan usaha di luar negeri yaitu hongkong dan korea untuk mengembangkan bisnis makanannya.
Hmm, apa ini termasuk doa yang dikabulkankah?
Apa setiap tulisan yang aku tulis pada akhirnya akan menjelma menjadi kenyataan? O_o
Nah itu, aku takut kalo tulisanku jadi kenyataan semua, karena ada yang sad ending. Yang di novel ali ini juga ada yang sad ending, pas bagian di korea, jadi... semoga yang baik-baik saja yang jadi kenyataan ya, ya Allah... :D
Allah, jika urusan ini baik untuk dunia dan akhirat kami, maka mudahkanlah ya Rabb. Tiada daya upaya selain karena pertolonganMu.
300512, 02:45