Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Jumat, 29 Juni 2012

Hajatan Anak Pertama : Jejak Sang Pelindung

Bismillah...

Hari itu, aku baru saja membuka beranda facebookku. Lama tak melihat adekku update status di jejaring sosial itu, aku pun iseng mengetik namanya dan melihat apa yang dia lakukan. Kulihat ada satu postingan baru. Postingan itu mengarah ke blognya di tumblr. Kubaca sejenak tulisannya... 

3 detik berlalu... tak ada reaksi
5 detik berlalu... masih diam saja
20 detik berlalu, dan tiba-tiba aku berhenti mengarahkan kursor laptopku. Tertunduk malu pada sebuah tulisan yang diarahkan padaku. 


Bagiku, itu berarti segalanya

~ my sister (Ila Rizky) inspired by stories
this quote always showing me how to believe when i fall a part. thanks sis :)


Aku diam lebih lama. Teringat banyak hal yang kami bicarakan dulu saat membahas isi tulisan itu. Sebelumnya aku berdiskusi dengannya saat ia mengajakku menonton film kartun di rumah. Kukatakan padanya, 

"Coba tadi dia bilang apa ya?(sambil menunjuk tokoh yang kumaksud) Benarkah si tokoh bilang kalau blablabla..."

Lalu aku menggumamkan perlahan salah satu kalimat yang diucapkan si tokoh kartun itu berulang kali, sampai si adek bilang, "mbak ngapain kata tadi disebutin terus?" Aku hanya nyengir saja. 

Dan, ya... usainya, malam harinya aku menulis kisah yang kami bahas ini. 

Jadilah tulisan Bagiku, itu berarti segalanya.

Aku tak pernah menyangka kalau ingatannya tentang kata-kataku itu akan terus membekas, Bahkan ditulis di blognya. Baginya, mungkin aku adalah kakak yang belum sempurna, tapi aku tahu, kami bertumbuh bersama. Banyak hal suka dan duka, kadang terlewati dengan candaan dan kali ini mungkin dengan sedikit air mata. 

Aku tahu aku belum sempurna menjadi seorang kakak, anak pertama. Aku tahu banyak hal yang masih menjadi kewajibanku dan belum bisa kutunaikan dengan paripurna. Mendampingi mereka di saat mereka suka maupun duka. Mendampingi mereka dengan menjadi sahabat. Meneguhkan hati disaat tak ada lagi teman di luar yang bisa dipercaya. Aku sebagai anak pertama,  selalu mengusahakan untuk berdiskusi dengan mereka, meski kutahu, dalam 1-2 tahun terakhir aku banyak mengabaikan peranku. 

Aku tahu aku banyak menyimpan perasaanku sendiri. Kadang tanpa sadar aku mengabaikan berbicara dengan mereka ketika aku mempunyai masalah, Iya, aku tak berbicara pada mereka, adik-adikku, untuk meminta bantuan. 

Sampai suatu saat aku tahu, bahwa aku tak lagi menjalani peranku sebagai anak pertama dengan sempurna. Tiga dari adikku kehilangan pegangan, mereka bingung harus berpijak kemana ketika sang kakak justru punya masalah besar dalam hidupnya. Disorientasi visi hidup. Aku bermasalah dengan hidupku satu tahun terakhir, sampai mengira bahwa hanya akulah saja yang mengalami banyak masalah. Hanya aku saja yang mengalami guncangan hidup. Padahal, mungkin saja dia, juga kedua adikku yang lain mengalami masalah di sekolahnya. Jika bukan padaku tempat mereka berkisah? Pada siapa lagi? 


Dan, aku tertegun saat melihat dia bertumbuh dengan lebih baik. Lebih dewasa. Tanpa sayapku. Tanpa perlindunganku. Aku tahu peranku sebagai anak pertama sudah mulai bisa kulepas perlahan, tapi tidak sepenuhnya. Dia masih membutuhkan doaku, dia masih membutuhkan dukunganku. Hanya, kali ini dia jauh lebih bertumbuh. Sayapnya mulai bisa mengepakkan, mengarahkan dia  ke mana pun mimpi membawanya. 


Sampai kuingat dia menuliskan kata-kata ini. 


“Kampus kalian adalah tempat yang terlalu mahal untuk bercita-cita rendah.” - “ ITB ! ”
Bagi Saya..Bagi saya, masa penerimaan mahasiswa baru adalah masa berkaca akan perjuangan masa lalu dan merupakan saat membuat skenario “perjuangan” selanjutnya.Bagi saya, masa ujian akhir semester adalah masa mengingat kesalahan,kebodohan, ataupun segala pencapaian selama semester tersebut.dan Bagi saya, masa-masa wisudaan adalah masa ter-melankolis.melankolis karena emosi yang meluap dari wisudawan,melankolis karena semangat menggelora dari kawan-kawan yang mengarak,dan melankolis karena membuat saya berfikir bahwa suatu saat nanti kita akan meninggalkan kampus ini dan menjadi seorang wisudawan yang diarak oleh kawan-kawan kita.“karena dalam setiap perjumpaan selalu ada perpisahan, disetiap kedatangan ada kepergian”Happy Graduation :D
sumber : di sini
Aku tahu doaku telah dijawab Tuhan. Aku pernah menitipkan ia padaNya. Agar ketika aku tak bisa menjaganya, Tuhanlah yang menjaganya untukku. Sayapku mungkin tak sempurna,  mungkin juga terlalu rapuh, tapi Tuhan selalu punya cara untuk melindunginya di mana pun dia berada. 

Aku tahu, aku tak akan pernah menutup doaku sampai kapanpun. Doa adalah senjataku untuk melindunginya. Doaku untuknya agar selalu menjadi yang terbaik di dunia dan akhirat. Menjadi penerus generasi bangsa. Aku tahu dia mulai mengepakkan sayapnya. Jauh ketika aku tak bisa menyimpan banyak kisah di kotak impian kami, dia tetap menggenggamnya erat-erat. ITB adalah cita-citanya, dan kuharap ia lulus tepat waktu 2 tahun lagi dengan hasil terbaik. 
        Have a great day, dek. 
              Semoga Tuhanmu yang maha mengabulkan pinta hambanya, selalu menjagamu, juga keluarga kita. Aamiin :)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Hajatan Anak Pertama yang diadakan oleh Sulung Lahitani
Tegal, 290612, 05:54
~ketika sayapmu rapuh yang kamu perlukan hanyalah kembali pada keluargamu. Itu saja.~

Rabu, 27 Juni 2012

Giveaway Azzet : Sinergi Lewat Blog ~ Bercerita, Bersahabat, dan Berbagi




Giveaway Azzet : 

~ Sinergi Lewat Blog ~ 
:Bercerita, Bersahabat, dan Berbagi


Jam dua siang hari waktu Tegal. Aku menenggelamkan diri pada rak buku-buku yang sudah tua. Di perpustakaan kota ini, banyak sekali buku yang menarik, sebenarnya begitu. Tapi, aku kesulitan membaca cepat belakangan ini. Jadi kadang aku singgah ke perpustakaan, lalu membaca di sana. Itulah salah satu cara untuk membuatku mau tak mau menuntaskan bacaan sampai habis hari itu juga.

Kuarahkan kakiku berjalan menuju rak buku di pojok belakang Di deretan itulah buku-buku fiksi menjadi kegemaranku. Kuambil dua buku, lalu segera berkemas duduk kembali di kursi yang tadi kusinggahi sejenak. Perpustakaan ini tempat yang istimewa. Selain karena koleksi bukunya yang lumayan banyak, juga karena tempatnya nyaman untuk bertemu dan bertegur sapa dengan seseorang.

Hari ini untuk kesekian kalinya aku berjanji menemui seseorang. Seorang sahabat baru. Namanya Nur Aliah Saparida. Panggil saja Widhie. Dia baru kukenal setengah tahun belakangan. Agak rumit kami menyimpulkan apa yang terjadi. Perkenalan yang terjadi lewat dunia maya yaitu blog, bisa-bisanya berlanjut ke dunia nyata? Tapi begitulah takdir sering membuatku tercengang. Dan hari ini aku berjanji bertemu lagi dengannya.

Kami berkenalan berawal dari dunia blog. Aku yang sejak tahun lalu mempunyai kegemaran baru mengumpulkan informasi lomba-lomba menulis di blogku, mengantarkan dia untuk singgah di blog personalku dan bertegur sapa lewat komentar dan chat di fb. Agak lama aku intens berkomunikasi dengannya karena kami sama-sama mengerjakan beberapa project nulis buku antologi bareng. Dan tahukah kamu, saat ini dia jadi sahabatku. Banyak hal yang tidak bisa diceritakan pada orang lain, justru bisa dengan mudah kukatakan padanya. Seperti siang ini, aku menceritakan banyak kisah hidupku.

Ruang perpustakaan ini sunyi, karena sudah jam dua siang. Penghuninya yang sebagian besar berisi para siswa sekolah sudah pulang ke sekolah masing-masing. Satu persatu pengunjung di ruangan ini sudah pulang. Hanya ada aku yang menekuri buku-buku pilihanku tadi. Juga tiga orang staff perpustakaan yang sedang mengobrol lama di sudut ruangan. Hp ku berbunyi, tanda sms masuk. Dia sudah datang dan kami memilih buku-buku untuk dipinjam. Bersegera pindah tempat, karena jam sudah menunjukkan jam tiga sore. Perpustakaan hampir tutup. Kami pun beralih berdiskusi di sebuah tempat makan dekat masjid agung tegal. :D

Andai bisa kuurai bagaimana takdir mengantarkan kami bertemu, kujawab itu kuasa Tuhan. Takdirlah yang mempertemukan kami di blog. Lalu kemudian berkomunikasi di dunia nyata. Dan saat pertemuan itulah aku baru tau kalau dia adalah sahabatnya sahabatku. Dia sahabat Asti. Seorang sahabat yang juga kukenal dari dunia blog sejak tahun 2006 di multiply. Tapi baru bertemu di tahun 2008.  Aku dan Asti cukup dekat, bahkan aku lah yang menjadi sahabat satu-satunya yang menemaninya bertemu dengan calon suami yang sekarang menjadi suami asti.

Aku yang tertegun mendengar dia adalah sahabat Asti amat sangat tak menduga. Aku hanya berucap hamdalah. Bloglah sarana yang mengikat kami dari awal. Blog pulalah yang membuat kami berjanji bertemu untuk pertama kalinya. Blog pulalah yang membuat kami menjadi sahabat dalam waktu yang singkat. Kadang obrolan di kopdar kami sering berbincang tentang teman-teman grup nulis, juga teman-teman blog yang intens bertegur sapa via id grup Warung Blogger yaitu id twitter @warung_blogger.

Dari blog pula, mengalir banyak rejekiku. Blog menjadi pembuka jalan bagiku untuk mulai menulis lagi setelah vakum 2 tahun. Aku pernah menuliskannya di sini. Trauma masa lalu pelan-pelan hilang karena aku menulis lagi di blog. Kini aku intens menulis sampai saat ini sudah  menulis 34 buku antologi bersama teman-teman grup nulis.

Aku pernah mengalaminya juga, mendapatkan banyak hadiah lomba-lomba menulis di blog maupun kuis. Ada GA mba Rany Yulianti, Pak dhe Cholik, mba Fanny Sang cerpenis, dll. Juga bertemu banyak sahabat sahabat baru yang sering bertegur sapa baik secara personal maupun via blog mereka.


Dari merekalah aku belajar banyak tentang makna berbagi. Seperti saat tahun lalu aku ikut dalam kegiatan berbagi buku bersama para blogger. Kini sudah sampai fase ke 4. Sungguh tak menyangka respon gerakan hibah sejuta buku para blogger sangat menakjubkan. Untuk lebih detail tentang hibah sejuta buku bisa dibaca di sini.


Mari berbagi karena di luar sana banyak anak yang membutuhkan uluran tangan kita untuk membagikan buku-buku bermutu. Kurasa, kita bisa mulai program hibah buku ini dari diri sendiri, dari kita para blogger untuk mencerdaskan anak negeri.

Maka kuucapkan sekali lagi, terimakasih duhai pencetus blog. Karena lewat merekalah kita bersahabat, karena lewat merekalah kita bersinergi menjalin pertemanan. Bukankah silaturahim juga melancarkan rejeki? Semoga rejeki kita mengalir pula via blog. Baik rejeki berupa persahabatan maupun ketemu jodoh. Ya, siapa tahuu yaa,  jodohku yang belum nongol bisa ketemu dari blog. Wekeke. :D Semoga pertemanan kita selalu membawa berkah. Aamiin ;)


Tegal. 270612, 08:26

Tulisan ini diikutkan pada kontes Betapa Senangnya Ngeblog dan disponsori oleh Mahabbah.

Minggu, 24 Juni 2012

Aku menemukanmu



“Aku menemukanmu,

saat rintik hujan berhenti

mengubah rona semestamu

dalam isyarat sunyi

Dan aku menemukanmu

di sini.”

Coming Home halm 314 ~by Sefyana Khairil  


Aku suka kata-kata ini. Sejak dulu ngefans sama mba Sefry. Eh, ternyata kita seumuran ya? hihi... semoga bisa menulis yang mirip2 lah. :P Seenggaknya, menulis menggunakan hati, biar ngena ke pembaca. Dan aku selalu suka hujan. :D